Renungan GKE

Senin, 04 Januari 2016

PEREMPUAN TANPA NAMA




Lukas 13:10-17

Entah siapa nama perempuan dalam nas ini, tidak disebutkan. Namun yang jelas sejak lahir ia punya nama, entah Chyntia, Melly, Agnes, Monica, atau siapa saja. Dapat Anda bayangkan ketika ia masih anak-anak, remaja, bahkan ketika telah beranjak dewasa andaikan ia bernama Chyntia, atau Monica. Dapat Anda bayangkan juga andai waktu itu ia seorang putri jelita. Oh, bahagianya dia….. namun kini apalah daya, sekarang tak ada yang mengingat namanya. Ia hanya disebut seorang “perempuan”. Tak ada yang menarik padanya. Apalagi wajah di usia tuanya. Ditambah lagi punggungnya bungkuk karena penyakit yang dideritanya. Apa yang menarik? Dan siapa yang tertarik?!

Saudara, sudah 18 tahun ia menanggung sakit. Bukan hanya itu, tetapi malah penderitaan lahir batin. Karena di masyarakat Yahudi penyakit dengan embel-embel “dirasuk roh jahat” dapat dianggap karena seseorang kurang iman, atau karena dosa orang yang bersangkutan. Dapat pula Anda bayangkan, betika ia berpapasan dengan orang-orang. Cara orang-orang memandangnya, atau memperlakukannya. Ya, sudah 18 tahun ia dalam keadaan itu. Bukan waktu yang singkat. Hanya ketabahanlah yang memampukan orang bias bertahan dalam keadaan itu.

Oh, perempuan, entah siapa namamu….mungkin Chyntia, Melly, Agnes, Monica atau siapa saja…… namun sekarang tak ada yang perduli. Sementara orang beragama hanya sibuk beribadah di tiap Sabat. Mereka hanya asyik beribadah dalam kelompoknya sendiri memuji Tuhan, berhalleluya…… hanya sayang perempuan ini seolah terasing dalam kesendirian. Tak ada yang memperdulikan. Sudah 18 tahun waktu berjalan. Ya, apalagi jika bukan soal rupa, status sosial, dan karena keadaan. Bukankah hal yang demikian juga sering kita jumpai dalam kenyataan? Orang tertarik karena ada yang membuatnya menarik? Orang perduli karena ada keuntungan yang diharapkan?

Namun bagi Tuhan tentu berbeda. Justru perempuan ini menjadi sesuatu yang special saat itu. Walau perempuan ini duduk paling belakang dalam ibadah karena keadaannya, namun tidak mengurangi mata Tuhan tertuju padanya. Tidak mengurangi nilai kasih yang dikhususkan Tuhan baginya. Hal itu menjadi sangat kentara ketika Yesus berucap tegas penuh kuasa: “Hai ibu, penyakitmu telah sembuh” (ay.12). Yesus memulihkan keadaanya. Serentak dengan itu Yesus menegaskan kasih Allah mengampuni dosanya, mengembalikan harga dirinya sama dengan yang lainnya. Tidak sia-sia keasih yang ia tunjukkan kepada Allah dalam harapannya siang dan malam.

Apakah Anda seorang perempuan yang sedang dibuang? Terbuang? Ditinggalkan kekasih tersayang, ibarat habis manis sepah dibuang? Apakah anda sudah tak diperdulikan lagi karena tidak ada apa-apa lagi yang menarik atau karena cerita hitam masa lalu Anda? Bisa jadi, bagi manusia Anda dianggap sampah. Tapi bagi Tuhan tidak! Karena itu, berharaplah sungguh-sungguh pada-Nya karena Anda juga dipulihkannya. Allah juga sangat berkepentingan terhadap Anda untuk menjadi saksi kemurahan-Nya bagi dunia, seperti perempuan ini memuliakan Allah membungkam kemunafikan dunia! Amin!

(Pdt.Kristinus Unting)

Jumat, 01 Januari 2016

MENJALANI TAHUN BARU BERSAMA DENGAN TUHAN


 Kisah Para Rasul 4:23-31

Tanpa terasa, kini kita sudah berada di tahun yang baru, tahun 2016. Itu berari kita akan mulai lagi menjalani sebanyak 12 bulan, 365 hari, 876.581,277 jam, 525.948,766 menit, dan 31.556.926 detik perjalanan waktu ke depan. Tentu banyak harapan-harapan. Yang pasti harapan yang baik-baik, yang indah-indah. Namun kita pun belum tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang. Yang jelas suka duka pasti juga ada.

Sebagai anak-anak Tuhan kita harus memiliki keberanian untuk melihat dunia dengan cara baru, yakni cara yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan. Ada ungkapan yang mengatakan, “Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia merupakan orang yang beruntung. Kalau sama saja, dia adalah orang yang merugi. Sedangkan kalau lebih buruk, dia adalah orang yang celaka.” Bagaimana dengan kita? Bagaimana seharusnya kita akan menjalani tahun 2016 ini?

1. Utamakan Kuasa Doa Dan Berani Hadapi Tantangan

Sebagai anak-anak Tuhan, utamakanlah kuasa doa. Tantangan selalu ada. Kapan saja di mana saja, bahkan bisa datang melalui apa saja. Tidak tanggung-tanggung, jemaat mula-mula pun menghadapi tantangan yang hebat. Sejak kelahiran Yesus pun mengalami penindasan dari para penguasa, Herodes dan Pontius Pilatus. Setiap manusia pasti memiliki tantangan , rintangan dan ujian dalam hidupnya, baik dalam skala individu maupun komunitas atau organisasi. Kesulitan dan tantangan hidup banyak membuat orang tidak berani menyuarakan iman mereka. Ditambah lagi iblis yang semakin gencar mengeluarkan godaannya, menarik orang percaya untuk meninggalkan jalan Tuhan.

Ujian dalam hidup manusia sudah menjadi ketentuan-Nya. Bahwa hakekat hidup adalah ujian. Namun setiap ujian dan tantangan selalu ada jawabannya diberikan oleh Allah, bahkan sebelum ujian dan tantangan itu diterima oleh manusia. Satu hal yang perlu kita pelajari dari cara hidup jemaat mula-mula, mereka senantiasa berdoa. Ya, mengandalkan kuasa doa! Apakah kita secera pribadi menguramakan doa? Mengandalkan doa? Apakah keluarga-keluarga Kristen atau gereja sungguh-sungguh menjadi pendoa atau mengandalkan kuasa doa? Atau berdoa hanya ketika musibah menimpa? Jadilah umat Tuhan yang mengandalkan kuasa doa sehingga kita beroleh kekuatan menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Ini penting.

Kuasa doa datang dari Dia yang Mahakuasa yang mendengar doa kita dan menjawabnya. Doa menghubungkan kita dengan Allah yang Mahakuasa, dan kita harus mengharapkan hasil yang luar biasa, baik Dia mengabulkan permohonan kita atau tidak. Apapun jawaban atas doa, Allah yang kepadaNya kita berdoa adalah sumber dari kuasa doa, dan Dia bisa serta akan menjawab kita, seturut kehendak dan waktu-Nya yang sempurna. Hari ini adalah titik balik dalam kehidupan Anda. Bangkitlah, dan pandanglah tantangan hidup sebagai kesempatan dari Tuhan, sehingga Anda dapat mengalahkan dan menjadi pemenang dalam perlombaan iman.

2. Miliki Visi Yang Jelas Tentang Masa Depan

Negarawan Inggris bernama Joseph Chamberlain (1836-1914) pada masa mudanya pernah mengajar Sekolah Minggu. Ayat Alkitab yang paling disukainya terdapat dalam Kejadian 12:5 yang mengungkapkan kalimat "Mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ." Ayat tersebut adalah motto yang sesuai bagi orang yang bertekad baja seperti Chamberlain. Ayat itu juga memberinya dasar alkitabiah yang kuat untuk mengemukakan dua kunci kesuksesan dalam hidup orang percaya.

Pertama, kita perlu memiliki visi yang jelas yaitu "Mereka berangkat ke tanah Kanaan." Kedua, memiliki tekad baja, berani menghadapi tantangan terus menempuh perjalanan yang telah kita awali-"lalu sampai di situ." Bill Gates pada tahun 80-an pernah bermimpi suatu saat dapat menghadirkan komputer di setiap rumah. Sesuatu yang dianggap sulit diwujudkan pada masa itu. Mimpinya itu hari ini menjadi kenyataan dengan kepemilikan komputer yang tumbuh pesat setiap tahun, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi begitu mencengangkan pada zaman ini yang tidak pernah dibayangkan duapuluh atau bahkan sepuluh tahun yang lalu. Bill Gates dengan visinya mampu menjadikan dirinya sebagai orang terkaya di dunia. Perlu diingat, mimpi dapat mengubah hidup seseorang.

Banyak orang-orang sukses di dunia memulai sesuatu dengan menghadapi berbagai kesulitan. Namun cita-cita yang dibarengi visi yang jelas, tujuan yang jelas, keberanian serta kerja keras, memungkinkan sesuatu yang luar biasa dalam perjalanan hidup mereka dapat diperoleh. Bahkan sesuatu yang tampaknya mustahil dapat terjadi bagi orang rata-rata! ketekunan dan kerja keras mereka telah membantu mereka untuk setia pada usaha-usaha mereka. Berkat kesetiaan dan ketekunan itu mereka meraih sukses dalam usaha-usaha mereka. Sebagai orang beriman, kita diajak untuk senantiasa berani menghadapi tantangan demi tantangan dengan penuh iman. Untuk itu, kita mesti menyertakan Tuhan dalam usaha-usaha kita.

3. Melangkah Bersama Tuhan

Suatu hari, Gibran bertanya kepada gurunya. Gibran : "Bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup..?" Sang Guru : "Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali kebelakang..!" Setelah berjalan dan sampai di ujung taman, Gibran kembali dengan tangan hampa.. Lalu Sang Guru bertanya : "Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun...???" Gibran : "Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya, tapi aku tidak memetiknya, karena aku pikir mungkin yang di depan pasti ada yg lebih indah. Namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang terindah, dan aku pun tak bisa kembali kebelakang lagi..!"

Sambil tersenyum, Sang Guru berkata : "Ya, itulah hidup.. semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya. Karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan.." Karena itu janganlah mencari kesempurnaan, tapi sempurnakanlah apa yang telah ada pada kita... Bila tak kuasa memberi, Jangan mengambil. Bila mengasihi terlalu sulit, Jangan membenci. Bila tak mampu menghibur orang, Jangan membuatnya sedih. Bila tak mungkin meringankan beban orang lain, Jangan mempersulit/memberatkannya. Bila tak sanggup memuji, Jangan menghujat. Bila tak bisa menghargai, Jangan menghina.

Saudara, melangkah bersama Tuhan berarti kita beriman dan berpaut hanya kepada Tuhan. Bukan kepada yang lain! Melangkah bersama Tuhan berarti kita memberanikan diri melangkah dengan terus melihat ke mana Tuhan akan memimpin kita. Jangan biarkan keamanan dan kenyamanan yang kita rasakan saat ini membuat kita enggan terlibat dalam penggenapan rencana baik Tuhan tersebut. Berkat Tuhan tidak tergantung dari situasi dan tempat. Juga tidak dapat diperhitungkan dengan ilmu pasti manusia yang terbatas. Pandanglah harapan ke depan berlandaskan akan janji Tuhan dan dengan mata Iman. Ya, karena itulah hakikat iman. Bagaimana dengan Anda? Apakah Allah juga menjadi pusat hidup Anda saat ini? Jika ya, melangkahlah di tahun yang baru, tahun 2016 bersama Tuhan dengan iman! Berkat Allah ada di depan Anda! Selamat Tahun Baru 2016. Amin!