Efesus 4:17-32
Manusia adalah makhluk paling istimewa ketimbang makhluk
lainnya. Apa istimewanya? Alkitab sendiri
menyaksikan: “apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak
manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama
seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.” (Maz.
8:5-6). Oh…..fantastis….. diciptakan hampir sama seperti Allah, dimahkotai
dengan kemuliaan dan kehormatan. Oh,
luar biasa…. Karenanya tidak heran bila dikatakan bahwa makhluk yang bernama “manusia”
itu adalah makhlu yang mulia. Berbeda dari makhluk lainnya. Kucing, ayam,
singa, atau buaya umpama.
Lalu, apa sih yang menjadikan manusia itu lebih mulia dari
makhluk lainnya? Oh. Luar biasa saudara. Menurut para ahli otaknya saja luar
biasa! Otak manusia lebih canggih dari komputer. Bayi yang baru
lahir saja memiliki 100 miliyar sel otak yang aktif. Sel otak ini akan terus
bekembang menjadi bermiliyar-miliyar sel aktif dalam otak manusia. Sedangkan
setiap sel dapat membuat jaringan dengan kecepatan 20.000 sambungan setiap
detik. Proses pembentukan sambungan pada otak terjadi dengan sangat cepat yakni
26 kali lebih cepat dari pembentukan jaringan pada komputer. Pantas saja bila “manusia”
itu disebut-sebut sebagai mahkota ciptaan Allah. Dia bias berpikir. Dia bias membedakan
mana yang baik atau buruk, mana pintu sorga, atau mana pintu sorga.
Lalu tentang tubuhnya? Oh, bukan
sekedar diciptakan cantik atau tampan! Menurut Slamet Wiyono (2006:38) potensi
diri manusia secara utuh adalah keseluruhan badan atau tubuh manusia sebagai
suatu sistem yang sempurna dan paling sempurna bila dibandingkan dengan sistem
makhluk ciptaan Allah lainya, seperti binatang, malaikat, atau iblis atau
setan. Bahkan Firman Tuhan katakana bahwa itu adalah adalah Bait Allah itu
sendiri: 1 Korintus 3 : 16 3:16 “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait
Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Korintus 3:16). Oh, sungguh
mengagumkan. Pantas bila makhluk yang bernama “manusia” itu disebut makhluk
yang “ber-Tuhan” alias mengenal Tuhan, mengenal kehendak Tuhan. Berbeda dengan
makhluk lain, yang kerjanya hanya kerja sekedar cari makan, makan, makan. Bukan
cari Tuhan.Kita manusia macam apa bila tidak bisa mensyukurinya!
Manusia, oh “manusia”….memang luar
biasa. Dia juga secara special memiliki potensi Spiritual. Danah Zohar
penggagas istilah tehnis SQ(dalam Dwi Sunar P, 2010: 14) mengatakan bahwa IQ
bekerja untuk melihat keluar (mata pikiran), dan EQ bekerja mengolah yang
didalam (telinga perasaan), maka SQ (spiritual quotient) menunjuk pada kondisi
“pusat diri”. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia yang paling
tinggi. Pokok dari SQ adalah kemampuan seseorang untuk memahami keberadaan
Tuhan, memahami hakikat diri secara utuh, hakikat dibalik realitas, membedakan
yang benar dan yang salah serta kemampuan memaknai bahwa kehadiran kita entah
profesi atau status kita mampu membuat orang lain merasa dihargai dan mempunyai
penghargaan.
Nah, lalu berikutnya bagaimana tentang kehidupan
sosialnya? Bila hidup bersama orang lain? Ternyata makhluk yang bernama “manusia”
itu juga memiliki potensi sosial yang besar, memiliki kapasitas menyesuaikan
diri dan mempengaruhi orang lain. Kemampuan menyesuaikan diri dan mempengaruhi
orang lain didasari kemampuan belajarnya, baik dalam dataran pengetahuan maupun
ketrampilan. Oh, pantas ia berbeda dari binatang, singa umpama, yang tahunya
hanya hukum rimba. Saling memangsa untuk mempertahankan diri, dan sekedar hidup
untuk makan. Bukan kaidah-kaidah hukum sosial, saling menghormati, menjaga
perasaan, saling berbagi, perduli, juga cari sorga segala macam! “Manusia”
memang makhluk luar biasa. Karenanya ia berbeda bak langit dan bumi dengan
makhluk lainya, dengan binatang tentu saja!
Tapi sayangnya (maaf), bukankah katanya bahwa makhluk yang bernama “manusia”
itu mempunyai akal budi dan mestinya tau memilih apa yang baik dan buruk, benar
dan salah? Bahkan (seharusnya) tahu persis soal mana yang kutuk mana yang
berkat?! Hanya sayang, dalam kenyataanya banyak juga kasus kehidupan
memperlihatkan bahwa manusia sering salah pilih, salah jalan! Apa umpama? Nah
ini, saudara pasti tahu bahwa spiritus bukan untuk diminum, tapi malah banyak
juga manusia yang sengaja meminumnya untuk aplosan! Anda juga pasti tahu bahwa
obat antalgin boleh diminum dalam dosis tertentu sesuai aturan. Tapi bila
dimunum 20 biji sekaligus dicampur Extra Jos tentu bisa mampus. Tapi banyak
juga yang melakukannya dengan sengaja! Entah oleh yang muda atau tua, oleh yang berpendidikan atau bukan. Ada apa
sih dengan makhluk yang bernama “Manusia” ini yang katanya makhluk mulia?
Masih tentang makhluk yang bernama “manusia”. Bukankah semestinya ia punya perasaan, peka terhadap
keadaan, lingkungan, dan sesama? Tapi ironisnya justru sering mati rasa, malah
melukai perasaan, saling menjatuhkan, merampas milik orang lain, bahkan kayak
Dracula haus darah membantai sesamanya atas nama alasan dan tujuan segala?!
Celakanya malah ada yang mengatasnamakan Tuhan dan Agama? Manusia oh manusia.....ckckckckckck.....
Ada apa sih sebenarnya tentang makhluk yang bernama “manusia” ?! Oh, iya…. Bila dalam hatinya penuh kecemburuan
terhadap kelebihan orang lain, kerjanya hanya jadi tukang kritik dan
menjatuhkan orang, tidak kurang dari
mulutnya hanya keluar kata-kata yang kotor saja, mempersulit urusan, suka
mengambil milik orang (termasuk milik gereja?), cara hidupnya hanya membuat
Allah berduka, masih pantaskah ia disebut sebagai “manusia”? terlebih,
pantaskah ia disebut sebagai umat Pilihan, orang beriman? “Manusia” adalah makhluk terhormat dan mulia! Apakah
predikat itu tetap melekat pada diri kita? Bagaimana dengan Anda dan saya?
Amin!
(Pdt.Kristinus Unting, M.Div)