Kisah Para Rasul 4:23-31
Tanpa terasa, kini kita sudah berada di tahun yang baru, tahun 2016.
Itu berari kita akan mulai lagi menjalani sebanyak 12 bulan, 365 hari,
876.581,277 jam, 525.948,766 menit, dan 31.556.926 detik perjalanan
waktu ke depan. Tentu banyak harapan-harapan. Yang pasti harapan yang
baik-baik, yang indah-indah. Namun kita pun belum tahu apa yang akan
terjadi di masa mendatang. Yang jelas suka duka pasti juga ada.
Sebagai
anak-anak Tuhan kita harus memiliki keberanian untuk melihat dunia
dengan cara baru, yakni cara yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan.
Ada ungkapan yang mengatakan, “Barangsiapa yang hari ini lebih baik
daripada hari kemarin, maka ia merupakan orang yang beruntung. Kalau
sama saja, dia adalah orang yang merugi. Sedangkan kalau lebih buruk,
dia adalah orang yang celaka.” Bagaimana dengan kita? Bagaimana
seharusnya kita akan menjalani tahun 2016 ini?
1. Utamakan Kuasa Doa Dan Berani Hadapi Tantangan
Sebagai anak-anak Tuhan, utamakanlah kuasa doa. Tantangan selalu ada.
Kapan saja di mana saja, bahkan bisa datang melalui apa saja. Tidak
tanggung-tanggung, jemaat mula-mula pun menghadapi tantangan yang hebat.
Sejak kelahiran Yesus pun mengalami penindasan dari para penguasa,
Herodes dan Pontius Pilatus. Setiap manusia pasti memiliki tantangan ,
rintangan dan ujian dalam hidupnya, baik dalam skala individu maupun
komunitas atau organisasi. Kesulitan dan tantangan hidup banyak membuat
orang tidak berani menyuarakan iman mereka. Ditambah lagi iblis yang
semakin gencar mengeluarkan godaannya, menarik orang percaya untuk
meninggalkan jalan Tuhan.
Ujian dalam hidup manusia sudah menjadi
ketentuan-Nya. Bahwa hakekat hidup adalah ujian. Namun setiap ujian dan
tantangan selalu ada jawabannya diberikan oleh Allah, bahkan sebelum
ujian dan tantangan itu diterima oleh manusia. Satu hal yang perlu kita
pelajari dari cara hidup jemaat mula-mula, mereka senantiasa berdoa. Ya,
mengandalkan kuasa doa! Apakah kita secera pribadi menguramakan doa?
Mengandalkan doa? Apakah keluarga-keluarga Kristen atau gereja
sungguh-sungguh menjadi pendoa atau mengandalkan kuasa doa? Atau berdoa
hanya ketika musibah menimpa? Jadilah umat Tuhan yang mengandalkan kuasa
doa sehingga kita beroleh kekuatan menghadapi berbagai tantangan
kehidupan. Ini penting.
Kuasa doa datang dari Dia yang Mahakuasa
yang mendengar doa kita dan menjawabnya. Doa menghubungkan kita dengan
Allah yang Mahakuasa, dan kita harus mengharapkan hasil yang luar biasa,
baik Dia mengabulkan permohonan kita atau tidak. Apapun jawaban atas
doa, Allah yang kepadaNya kita berdoa adalah sumber dari kuasa doa, dan
Dia bisa serta akan menjawab kita, seturut kehendak dan waktu-Nya yang
sempurna. Hari ini adalah titik balik dalam kehidupan Anda. Bangkitlah,
dan pandanglah tantangan hidup sebagai kesempatan dari Tuhan, sehingga
Anda dapat mengalahkan dan menjadi pemenang dalam perlombaan iman.
2. Miliki Visi Yang Jelas Tentang Masa Depan
Negarawan Inggris bernama Joseph Chamberlain (1836-1914) pada masa
mudanya pernah mengajar Sekolah Minggu. Ayat Alkitab yang paling
disukainya terdapat dalam Kejadian 12:5 yang mengungkapkan kalimat
"Mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ." Ayat tersebut
adalah motto yang sesuai bagi orang yang bertekad baja seperti
Chamberlain. Ayat itu juga memberinya dasar alkitabiah yang kuat untuk
mengemukakan dua kunci kesuksesan dalam hidup orang percaya.
Pertama, kita perlu memiliki visi yang jelas yaitu "Mereka berangkat ke
tanah Kanaan." Kedua, memiliki tekad baja, berani menghadapi tantangan
terus menempuh perjalanan yang telah kita awali-"lalu sampai di situ."
Bill Gates pada tahun 80-an pernah bermimpi suatu saat dapat
menghadirkan komputer di setiap rumah. Sesuatu yang dianggap sulit
diwujudkan pada masa itu. Mimpinya itu hari ini menjadi kenyataan dengan
kepemilikan komputer yang tumbuh pesat setiap tahun, kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi begitu mencengangkan pada zaman ini yang tidak
pernah dibayangkan duapuluh atau bahkan sepuluh tahun yang lalu. Bill
Gates dengan visinya mampu menjadikan dirinya sebagai orang terkaya di
dunia. Perlu diingat, mimpi dapat mengubah hidup seseorang.
Banyak orang-orang sukses di dunia memulai sesuatu dengan menghadapi
berbagai kesulitan. Namun cita-cita yang dibarengi visi yang jelas,
tujuan yang jelas, keberanian serta kerja keras, memungkinkan sesuatu
yang luar biasa dalam perjalanan hidup mereka dapat diperoleh. Bahkan
sesuatu yang tampaknya mustahil dapat terjadi bagi orang rata-rata!
ketekunan dan kerja keras mereka telah membantu mereka untuk setia pada
usaha-usaha mereka. Berkat kesetiaan dan ketekunan itu mereka meraih
sukses dalam usaha-usaha mereka. Sebagai orang beriman, kita diajak
untuk senantiasa berani menghadapi tantangan demi tantangan dengan penuh
iman. Untuk itu, kita mesti menyertakan Tuhan dalam usaha-usaha kita.
3. Melangkah Bersama Tuhan
Suatu hari, Gibran bertanya kepada gurunya. Gibran : "Bagaimana caranya
agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup..?" Sang
Guru : "Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang
paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali kebelakang..!" Setelah
berjalan dan sampai di ujung taman, Gibran kembali dengan tangan hampa..
Lalu Sang Guru bertanya : "Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu
pun...???" Gibran : "Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya, tapi aku
tidak memetiknya, karena aku pikir mungkin yang di depan pasti ada yg
lebih indah. Namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar
bahwa yang aku lihat tadi adalah yang terindah, dan aku pun tak bisa
kembali kebelakang lagi..!"
Sambil tersenyum, Sang Guru berkata :
"Ya, itulah hidup.. semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula
kita tak akan pernah mendapatkannya. Karena sejatinya kesempurnaan yang
hakiki tidak pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk
menerima kekurangan.." Karena itu janganlah mencari kesempurnaan, tapi
sempurnakanlah apa yang telah ada pada kita... Bila tak kuasa memberi,
Jangan mengambil. Bila mengasihi terlalu sulit, Jangan membenci. Bila
tak mampu menghibur orang, Jangan membuatnya sedih. Bila tak mungkin
meringankan beban orang lain, Jangan mempersulit/memberatkannya. Bila
tak sanggup memuji, Jangan menghujat. Bila tak bisa menghargai, Jangan
menghina.
Saudara, melangkah bersama Tuhan berarti kita beriman
dan berpaut hanya kepada Tuhan. Bukan kepada yang lain! Melangkah
bersama Tuhan berarti kita memberanikan diri melangkah dengan terus
melihat ke mana Tuhan akan memimpin kita. Jangan biarkan keamanan dan
kenyamanan yang kita rasakan saat ini membuat kita enggan terlibat dalam
penggenapan rencana baik Tuhan tersebut. Berkat Tuhan tidak tergantung
dari situasi dan tempat. Juga tidak dapat diperhitungkan dengan ilmu
pasti manusia yang terbatas. Pandanglah harapan ke depan berlandaskan
akan janji Tuhan dan dengan mata Iman. Ya, karena itulah hakikat iman.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Allah juga menjadi pusat hidup Anda saat
ini? Jika ya, melangkahlah di tahun yang baru, tahun 2016 bersama Tuhan
dengan iman! Berkat Allah ada di depan Anda! Selamat Tahun Baru 2016.
Amin!