Lukas 12:13-21
Kenapa orang kaya dalam nas ini
dikatakan Yesus sebagai “orang kaya yang bodoh”? Pertama, karena ia mengukur kesuksesannya
hanya dari berapa banyak harta dan kekayaan yang dimilikinya. Tidak lebih dan
tidak kurang! Kedua, cintanya kepada harta kekayaan dan uang melebihi rasa
cintanya kepada sesama, melebihi yang lainnya. Ia tidak rela sedikit pun berbagi
cinta kepada yang lain! Ketiga, harta kekayaan dan uang dijadikannya sebagai
tujuan untuk menempatkan dirinya menjadi “tuhan” (hurup kecil).
Orang kaya yang bodoh… Oh, kenapa
begitu banyak dijumpai dalam ranah kehidupan? Ya, karena pada umumnya manusia lebih
pintar menambah dan mengali, ketimbang urusan mengurang dan membagi! Oh, ya?!
Ya, pintar berusaha dengan berbagai cara. Yang haram pun terkadang
dihalalkannya. Kreatif menggali dan memanfaatkan segala peluang yang ada untuk
melipatgandakan usaha. Sangat lihai soal menakar dan menimbang supaya tidak
pernah kurang. Juga cermat menyimpan tabungan di Bank. Tapi soal membagi alias
berbagi? Nah…nah..nah… untung rugi pertimbangannya. Di sinilah masalahnya. Paling banter lihai mengurangi hak milik
sesama. Apa pun alasan dicari untuk membenarkannya. Maaf…maaf…maaf…!
Pada dasaranya manusia sudah dari
sononya memiliki karakter ketamakan , seperti
kata Firman Tuhan: “Siapa
mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak
akan puas dengan penghasilannya itu…..” (Pengkhotbah 5:9). Cara orang
mendapatkannya, bagaimana orang memperlakukan dan mempergunakannya, dan apa
tujuannya! Ya, di situlah titik persoalannya. Dan celakanya bila dengan
memiliki semuanya lalu merasa lebih berkuasa.
Mau berbuat seenaknya kepada siapa saja dan apa saja. Berlaku
semena-mena. Seakan menjadi “tuhan” kecil atas sesamanya.
Harta benda, kekayaan, uang atau pun
jabatan sebenarnya bukanlah barang haram. Juga belumlah berarti dosa. Hanya bila kurang diwaspada, bisa berbahaya.
Yesus sendiri mensifatkannya: “Karena di mana hartamu berada di situ juga
hatimu berada.” (Matius 6:21). Tive manusia yang hanya pintar menambah dan
mengali untuk mengumpulkan harta, tapi kurang pintar untuk membagi kepada
sesama dan Kerajaan Allah, itulah ciri “orang kaya yang bodoh” . Bukan “orang kaya yang bijak”. Seperti
disifatkan Yesus, kaya harta dunia memang, segalanya melimpah! Tetapi sayang,
bila tidak pernah kaya di hadapan Allah! Anda termasuk tive orang kaya yang
mana?! Amin!