Kamis, 07 Mei 2015
MENGEMBANGKAN POTENSI POSITIF DALAM DIRI
Efesus 4:17-32
Manusia adalah makhluk paling istimewa ketimbang makhluk lainnya. Apa istimewanya? Alkitab sendiri menyaksikan: “apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.” (Maz. 8:5-6). Oh…..fantastis….. diciptakan hampir sama seperti Allah, dimahkotai dengan kemuliaan dan kehormatan. Oh, luar biasa…. Karenanya tidak heran bila dikatakan bahwa makhluk yang bernama “manusia” itu adalah makhlu yang mulia. Berbeda dari makhluk lainnya. Kucing, ayam, singa, atau buaya umpama.
Lalu, apa sih yang menjadikan manusia itu lebih mulia dari makhluk lainnya? Oh. Luar biasa saudara. Menurut para ahli otaknya saja luar biasa! Otak manusia lebih canggih dari komputer. Bayi yang baru lahir saja memiliki 100 miliyar sel otak yang aktif. Sel otak ini akan terus bekembang menjadi bermiliyar-miliyar sel aktif dalam otak manusia. Sedangkan setiap sel dapat membuat jaringan dengan kecepatan 20.000 sambungan setiap detik. Proses pembentukan sambungan pada otak terjadi dengan sangat cepat yakni 26 kali lebih cepat dari pembentukan jaringan pada komputer. Pantas saja bila “manusia” itu disebut-sebut sebagai mahkota ciptaan Allah. Dia bias berpikir. Dia bias membedakan mana yang baik atau buruk, mana pintu sorga, atau mana pintu sorga.
Lalu tentang tubuhnya? Oh, bukan sekedar diciptakan cantik atau tampan! Menurut Slamet Wiyono (2006:38) potensi diri manusia secara utuh adalah keseluruhan badan atau tubuh manusia sebagai suatu sistem yang sempurna dan paling sempurna bila dibandingkan dengan sistem makhluk ciptaan Allah lainya, seperti binatang, malaikat, atau iblis atau setan. Bahkan Firman Tuhan katakana bahwa itu adalah adalah Bait Allah itu sendiri: 1 Korintus 3 : 16 3:16 “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Korintus 3:16). Oh, sungguh mengagumkan. Pantas bila makhluk yang bernama “manusia” itu disebut makhluk yang “ber-Tuhan” alias mengenal Tuhan, mengenal kehendak Tuhan. Berbeda dengan makhluk lain, yang kerjanya hanya kerja sekedar cari makan, makan, makan. Bukan cari Tuhan.Kita manusia macam apa bila tidak bisa mensyukurinya!
Manusia, oh “manusia”….memang luar biasa. Dia juga secara special memiliki potensi Spiritual. Danah Zohar penggagas istilah tehnis SQ(dalam Dwi Sunar P, 2010: 14) mengatakan bahwa IQ bekerja untuk melihat keluar (mata pikiran), dan EQ bekerja mengolah yang didalam (telinga perasaan), maka SQ (spiritual quotient) menunjuk pada kondisi “pusat diri”. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia yang paling tinggi. Pokok dari SQ adalah kemampuan seseorang untuk memahami keberadaan Tuhan, memahami hakikat diri secara utuh, hakikat dibalik realitas, membedakan yang benar dan yang salah serta kemampuan memaknai bahwa kehadiran kita entah profesi atau status kita mampu membuat orang lain merasa dihargai dan mempunyai penghargaan.
Nah, lalu berikutnya bagaimana tentang kehidupan sosialnya? Bila hidup bersama orang lain? Ternyata makhluk yang bernama “manusia” itu juga memiliki potensi sosial yang besar, memiliki kapasitas menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang lain. Kemampuan menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang lain didasari kemampuan belajarnya, baik dalam dataran pengetahuan maupun ketrampilan. Oh, pantas ia berbeda dari binatang, singa umpama, yang tahunya hanya hukum rimba. Saling memangsa untuk mempertahankan diri, dan sekedar hidup untuk makan. Bukan kaidah-kaidah hukum sosial, saling menghormati, menjaga perasaan, saling berbagi, perduli, juga cari sorga segala macam! “Manusia” memang makhluk luar biasa. Karenanya ia berbeda bak langit dan bumi dengan makhluk lainya, dengan binatang tentu saja!
Tapi sayangnya (maaf), bukankah katanya bahwa makhluk yang bernama “manusia” itu mempunyai akal budi dan mestinya tau memilih apa yang baik dan buruk, benar dan salah? Bahkan (seharusnya) tahu persis soal mana yang kutuk mana yang berkat?! Hanya sayang, dalam kenyataanya banyak juga kasus kehidupan memperlihatkan bahwa manusia sering salah pilih, salah jalan! Apa umpama? Nah ini, saudara pasti tahu bahwa spiritus bukan untuk diminum, tapi malah banyak juga manusia yang sengaja meminumnya untuk aplosan! Anda juga pasti tahu bahwa obat antalgin boleh diminum dalam dosis tertentu sesuai aturan. Tapi bila dimunum 20 biji sekaligus dicampur Extra Jos tentu bisa mampus. Tapi banyak juga yang melakukannya dengan sengaja! Entah oleh yang muda atau tua, oleh yang berpendidikan atau bukan. Ada apa sih dengan makhluk yang bernama “Manusia” ini yang katanya makhluk mulia?
Masih tentang makhluk yang bernama “manusia”. Bukankah semestinya ia punya perasaan, peka terhadap keadaan, lingkungan, dan sesama? Tapi ironisnya justru sering mati rasa, malah melukai perasaan, saling menjatuhkan, merampas milik orang lain, bahkan kayak Dracula haus darah membantai sesamanya atas nama alasan dan tujuan segala?! Celakanya malah ada yang mengatasnamakan Tuhan dan Agama? Manusia oh manusia.....ckckckckckck..... Ada apa sih sebenarnya tentang makhluk yang bernama “manusia” ?! Oh, iya…. Bila dalam hatinya penuh kecemburuan terhadap kelebihan orang lain, kerjanya hanya jadi tukang kritik dan menjatuhkan orang, tidak kurang dari mulutnya hanya keluar kata-kata yang kotor saja, mempersulit urusan, suka mengambil milik orang (termasuk milik gereja?), cara hidupnya hanya membuat Allah berduka, masih pantaskah ia disebut sebagai “manusia”? terlebih, pantaskah ia disebut sebagai umat Pilihan, orang beriman? “Manusia” adalah makhluk terhormat dan mulia! Apakah predikat itu tetap melekat pada diri kita? Bagaimana dengan Anda dan saya? Amin!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar