Lukas, 4 : 1—13
Ketika Yesus berpuasa di padang gurun selama 40 hari
40 malam! Yesus mendapat tawaran-tawaran yang menarik. Si iblis atau setan, sang pangeran
kegelapan pun datang dengan manis. Karena memang iblis tak pernah alpa di
setiap kesempatan. Tiga barang menarik langsung saja dipromosikan. Cara
menawarkannya pun tak perlu diragukan. Ya, soal kebutuhan hidup. Ya, soal
kekuasaan. Ya, soal jaminan keselamatan. Pokoknya barang-barang yang serba
menarik. Serba oke! Tapi anehnya… Yesus tidak segera tertarik! Padahal, untuk
mendapatkannya tak perlu uang kontan, surat jaminan atau jalan salib segala
macam! Asal….. (titik, titik, titik)!
Saudara, bukankah barang-barang seperti
yang ditawarkan tadi memang menarik? Kalau mau jujur, bukankah barang-barang
seperti yang telah disebutkan tadi memang jadi idaman setiap orang? Bahkan
mungkin diimpikan siang dan malam? Tapi kenapa Yesus tidak tertarik? Yesus
tidak tertarik bukan tawaran barangnya yang kurang menarik. Hanya masalahnya,
andai dihitung dengan kalkolator, barangnya tak sehebat harganya! Kenapa?
Karena setelah itu, iblis datang menagih rekening: “….. jikalau Engkau sujud
menyembah aku.” (ay. 7). Ya, memiliki semuanya, tapi juga kehilangan
segala-galanya! Inilah yang membuat Yesus tidak tertarik.
I. TAWARAN PERTAMA: KEBUTUHAN HIDUP (ay. 2-4)
Saudara, tanpa tedeng aling-aling, tawaran iblis yang
pertama ini langsung menusuk ke titik paling rawan dalam kehidupan setiap
orang. Dan celakanya, tawaran semacam ini memang suatu kebutuhan. Sulit untuk
dihindarkan. “Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti.” (ay. 3).
Saudara, siapa yang tidak ingin mengganjal perutnya apabila sedang kelaparan?
Siapa yang tidak menginginkan harta benda atau uang? Siapa yang tidak
memikirkan atap tempat berteduh? Dan siapa yang mengatakan itu salah dan tidak
perlu?! Tapi masalahnya, seperti kata Yesus, bahwa: “… manusia
hidup bukan dari roti saja.” (ay. 4).
Tapi, siapa yang tidak merasa memerlukan makanan, pakaian, uang, rumah, pekerjaan, harta segala macam? Nah… nah… nah… justru disinilah masalahnya. Disinilah bahayanya saudara! Sebab apabila hanya demi sesuap nasi orang sampai menjadi pencuri dan memeras. Sampai menghilangkan batas antara milikku dan milikmu. Yang penting dapat mengisi perutku! Bahaya berikutnya, apabila orang tergoda untuk menjadi kaya dan memiliki harta benda, mesti harus menipu dan merampas menghalalkan segala cara. Menjadi lupa daratan dan tidak memiliki jiwa social yang melimpah. Lalu itulah satu-satunya yang dianggap terpenting, satu-satunya yang dianggap paling berharga. Ya, satu-satunya yang dianggap tujuan. Bahkan lebih penting dan berharga dari Tuhan sekalipun!
Tapi, siapa yang tidak merasa memerlukan makanan, pakaian, uang, rumah, pekerjaan, harta segala macam? Nah… nah… nah… justru disinilah masalahnya. Disinilah bahayanya saudara! Sebab apabila hanya demi sesuap nasi orang sampai menjadi pencuri dan memeras. Sampai menghilangkan batas antara milikku dan milikmu. Yang penting dapat mengisi perutku! Bahaya berikutnya, apabila orang tergoda untuk menjadi kaya dan memiliki harta benda, mesti harus menipu dan merampas menghalalkan segala cara. Menjadi lupa daratan dan tidak memiliki jiwa social yang melimpah. Lalu itulah satu-satunya yang dianggap terpenting, satu-satunya yang dianggap paling berharga. Ya, satu-satunya yang dianggap tujuan. Bahkan lebih penting dan berharga dari Tuhan sekalipun!
Saudara, Yesus menolak tawaran iblis bukanlah karena
barang yang ditawarkan itu kurang
menarik. Tapi masalahnya, ibaratkan barang, mutu rombeng harga selangit! Sebab
bila tawaran itu diterima berarti jalan pengampunan bagi dosa manusia tak
pernah tercipta. Anugerah keselamatan bagi manusia pun tak pernah ada!
Paling-paling Yesus hanya mampu menghilangkan kelaparan jasmani, tetapi tidak
sampai menghilangkan kelaparan rohani, yaitu kerinduan semua manusia untuk
masuk sorga. Itulah sebabnya Yesus menolak dan menampik tawaran iblis: “…
manusia hidup bukan dari roti saja.” (ay. 4). Masalah yang jasmani memang
penting, tetapi bukanlah yang satu-satunya. Itulah yang ingin Yesus ungkapkan!
II. TAWARAN KEDUA: KEKUASAAN (ay. 5-8)
Kuasa adalah tawaran iblis yang kedua. Tawaran yang
juga menggoda. Sangat mempesona. Maklum saja, di sana ada sejuta nikmat.
Gudangnya kemuliaan, kehormatan, ketenaran segala macam. Manusia macam apa
bentuknya bila sampai tak tergiur untuk meraihnya? Atau paling tidak
memimpikannya? Saudara, salahkan bila kita memperoleh kekuasaan, kehormatan dan
kemuliaan? O, tidak! Yesus sendiri adalah personifikasi dari kekuasaan dan
kemuliaan. Ia adalah tuan di atas segala tuan. Raja di atas segala raja! Sang
penguasa seluruh jagad raya! Alkitab sendiri menyatakan bahwa Allah juga
memperlengkapi manusia dengan embel-embel “kuasa” agar berkuasa atas alam
semesta. Benar begitu? Coba baca saja dalam Alkitab: “Berfirmanlah Allah:
“Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka
BERKUASA…..” (Kej. 1:26). Kemudian juga dikatakan: “….. penuhilah bumi dan
TAKLUKKANLAH itu, BERKUASALAH atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kej. 1:28b).
Saudara, ternyata Alkitab sendiri menganggap “kuasa”
itu sendiri baik. Tidak salah. Siapapun boleh memilikinya. Boleh mengejarnya.
Bahkan kalau perlu mengejarnya setinggi bintang di langit. Alkitab sendiri juga
menganggap bahwa “kuasa” adalah semacam “bonus” khusus bagi manusia, bukan
untuk mahluk yang lain. Kekuasaan alias “kuasa”, oh… betapa mulianya!
Kekuasaan, oh… alangkah berharganya! Sebab bukanlah dengan kuasa manusia dapat
membangun, mengatur, memperbaiki, dan mengelola kehidupan? Tapi anehnya, Yesus
tetap tidak tertarik! Apa masalahnya? Masalahnya saudara, bukannya Yesus tidak
tertarik atau anti segala bentuk kekuasaan. Tapi yang membuat-Nya tidak tertarik,
karena “kuasa” yang ditawarkan iblis bukanlah “kuasa” yang diabdikan untuk
pelayanan kemanusiaan. Bukanlah kuasa yang diabdikan untuk mengangkat harkat
dan martabat kemanusiaan. Ya, bukan kekuasaan untuk memanusiakan manusia!
Yang membuat Yesus tidak tertarik, karena yang
ditawarkan iblis: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan
kepadamu….jika Engkau… (titik, titik, titik)!” Ya, jika… titik, titik, titik!
Inilah yang membuat Yesus tidak tertarik! Apa pasalnya? Pasalnya… kuasa yang
ditawarkan iblis sangat menjerat, mengikat! (“…jikalau Engkau menyembah aku”).
Ya, kuasa yang diperbudak. Diperhamba oleh iblis, untuk alat iblis! Ya, kuasa
yang ditawarkan iblis adalah kuasa yang dapat menyulap hitam bisa jadi putih.
Atau putih bisa jadi hitam. Kuasa yang disalahgunakan demi kepentingan diri
sendiri! Kuasa yang menindas dan merusak. Inilah yang Yesus tidak rela. Tak
rela menukarkan mahkota kemuliaan penyelamatan
bagi manusia yang ada pada-Nya hanya demi sejumput kekuasaan yang
sementara. Bila ini sampai terjadi, berarti kehilangan segala yang ada, yaitu
hakikat kedirian-Nya sendiri! Inilah yang Yesus tak rela dan tegas menolaknya:
“Ada tertulis: engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah
engkau berbakti!” (ay. 8).
III. TAWARAN KETIGA: JAMINAN KESELAMATAN (ay. 9-12)
Tawaran iblis yang ketiga ini juga tidak kalah
menarik. Bahkan, bukan hanya menarik tetapi juga sangat dibutuhkan. Ya, soal
jaminan keselamatan! Jaminan yang membebaskan kita dari segala rasa takut dan
kekuatiran. Ya, jaminan yang menempatkan kita berada pada posisi “aman”.
Laksana berada di sebuah benteng, aman bebas gangguan. Bukankah ini dapat
dikatakan penting dan harus kita dapatkan? Sampai disitu memang kelihatannya
suatu tawaran yang menarik. Tapi coba perhatikan sekali lagi dengan cermat apa
yang dikatakan oleh iblis: “… mengenai Engkau Ia akan memerintahkan
malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi
Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu
jangan terantuk kepada batu.” (ay. 10-11). Nah, justru disinilah bahayanya.
Kenapa? Karena yang ditawarkan iblis adalah jaminan yang serba aman-aman, bebas
tanpa ganggunan. Tak ada resiko dan beban-beban. Pokoknya, jalan tol bebas
hambatan! Bukan jalan salib, jalan penderitaan segala macam!
Dapat kita bayangkan jika ini sampai terjadi. Yesus
tak ubahnya seorang pengkhianat konyol yang lari kesiangan! Tidak kalah bahanya
pula bahwa tawaran iblis yang kedua ini sangat menyesatkan. Mempermainkan
Tuhan. Berkedok jaminan Tuhan. Alasannya? Karena yang ditawarkan iblis, Tuhan
itu kan maha penyayang, maha pengasih, maha pengampun. Tapi celakanya, kita
ditawarkan berbuat apa saja, dosa apa saja, karena kan Tuhan maha pengampun?!
Ya, apa saja kehendak kita, Tuhan kan maha pengasih, pasti dituruti! Berbuat
dosa apa saja itu tidak apa-apa, Tuhan kan maha pengampun?! Lalu bagaimana
kalau Tuhan tidak menuruti semua kehendak kita? Nah… nah… nah… disinilah
masalahnya. Kita lalu bersungut-sungut dan mencari “tuhan-tuhan” yang lain.
Yang penting “tuhan” yang bisa berikan rasa aman. Sesuai keinginan kapan saja
diperlukan! Ya, inilah tawaran iblis yang mematikan. Tawaran yang mempermainkan
Tuhan. Karena itu Yesus tidak tertarik dan dengan tegas menolak: “… Janganlah
engkau mencobai Tuhan, Allahmu.” (ay. 12).
Tiga macam godaan yang datang dari pihak iblis ini
juga adalah cobaan actual yang terus berlangsung dalam sejarah kehidupan umat
manusia. Godaan yang selalu dihadapkan iblis kepada siapa saja. Mungkin juga
dihadapkan kepada saudara dan saya di sepanjang pentas kehidupan kita. Sebagai
anak-anak Tuhan, kapan pun tawaran itu datang, seperti Yesus, mestinya kita
juga harus berani berkata enyahlah iblis!: “Ada firman: Jangan engkau mencobai
Tuhan, Allahmu!” Ya, katakana kepada iblis: “engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu,
dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Saudara, selamat menjalani
pentas tahun baru ini, tahun 2014 yang merentang di depan! Dan pastikan
kemenangan bila setiap tawaran-tawaran
itu datang ! “NO” godaan setan!, “YES”
Berkat Tuhan! AMIN.
Pdt.Kristinus Unting, M.Div