Renungan GKE

Jumat, 03 Januari 2014

KHOTBAH AKHIR TAHUN 2013


I Tesalonika 5:1-11

Tahun 2013 akan segera berlalu dan kita akan menyongsong tahun yang baru tahun 2014. Akhir tahun adalah momen yang penting untuk melakukan introspeksi atas segala kegagalan dan kekecewaan yang pernah terjadi. Momen yang tepat untuk melakukan evaluasi sekaligus apresiasi terhadap prestasi yang telah kita capai hingga saat ini. Ada ungkapan yang mengatakan, “Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ia merupakan orang yang beruntung. Kalau sama saja, dia adalah orang yang merugi. Sedangkan kalau lebih buruk, dia adalah orang yang celaka”Apa yang patut kita renungkan menjelang akhir tahun ini :

1. Berdoa sambil berjaga-jaga.

D.J. De Pree, mantan anggota Dewan Direktur RBC yang hidup sampai usia hampir 100 tahun, telah bertahun-tahun memperhitungkan usianya dalam hitungan hari. Bila Anda menanyainya, "Berapa usia Anda?" ia segera akan menjawab dalam hitungan hari. Ia mendasarkan kebiasaannya ini pada Mazmur 90:12, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."

Kedatangan Tuhan sudah semakin dekat , setahun berlalu setahun juga kedatangan Tuhan semakin dekat , siapkah kita untuk menyambut hari kedatanganNya? Apakah kita sudah berdandan rapi untuk Dia (Why 19:7 ), mari kita semakin bergiat untuk Tuhan (2 Ptr 3: 9–11) jangan menjadi lemah (Ibr 10:37 – 39 ). Waktu yang sudah berlalu tidak akan kembali lagi , karena itu kita harus menghargai waktu yang ada dengan mempergunakan waktu untuk hal – hal yang positif, baik untuk Tuhan, Gereja , keluarga dan juga diri kita sendiri (Ef. 5:15-16).

Apakah kita hanya memboroskan waktu dan membuat waktu yang berlalu tidak ada nilainya? Tuhanpun akan mengadakan perhitungan dengan kita dari apa yang kita terima dari Dia dan apa yang sudah kita lakukan untuk Tuhan, Apakah kita memberi keuntungan untuk Tuhan dan GerejaNya? atau kita merugikan Tuhan dan GerejaNya? Karena itu lupakan kegagalan pada masa lalu yang membuat anda pesimis menghadapi masa yang akan datang , lupakan juga keberhasilan anda di masa lalu yang membuat anda terlena , lakukan yang terbaik hari ini , untuk hari esok yang lebih baik.

2. Mengasihi dengan lebih sungguh

Kahlil Gibran pernah mengatakan, ”Bila engkau memberi dari hartamu, tiada banyaklah pemberian itu. Bila engkau memberi dari dirimu itulah pemberian yang penuh arti.” Memberi tidak harus bernuansa materi. Bahkan memberikan perhatian sebenarnya jauh lebih berarti ketimbang memberikan materi yang sifatnya amat terbatas. Memikirkan orang lain memang sangat sulit dilakukan, apalagi di zaman sekarang.

Demikian pun tutur kata seorang percaya seharusnya menyenangkan, menarik, baik hati, dan sangat ramah. Perkataan itu harus merupakan hasil dari pekerjaan kasih karunia Allah di dalam hati kita dan kita mengucapkan kebenaran dengan kasih (Ef 4:15). "Jangan hambar" mungkin berarti percakapan yang sopan, dan ditandai oleh kesucian bukan kemesuman (bd. Ef 4:29). Bagaimanapun juga, tutur kata yang sopan tidak mengesampingkan kata-kata yang keras dan tegas, bila perlu, untuk menentang orang-orang percaya palsu yang adalah seteru salib. Selamat berakhir tahun.

Apakah kabaikan yang telah kita lakukan selama tahun 2013 ini? Apa yang telah kita bagikan kepada sesama? Atau malah mengambil hak mereka? Dalam melaksanakan tugas, berapa banyak orang telah mendapat kemudahan dalam urusannya, atau malah mereka dipersulit dalam urusan mereka? Apakah tutur kata kita cukup menghibur bagi sesama, atau malah banyak melukai perasaan sesama? Bila sudah, lanjutkanlah. Bila belum, bertobatlah. Bertekatlah untuk lebih baik lagi di tahun baru, tahun 2014 yang akan datang.

3. Senantiasa sadar, berikat pinggang, berbajuzirah iman, pengharapan, dan kasih

Iman adalah soal mendasar. Firman Tuhan berkata berkata: “Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: IMAN kita.” (I Yoh.5:4). Ya, dengan iman kita sanggup mengatasi segala segala sesuatu. Dengan iman kita sanggup menanggung segala sesuatu. Dengan iman pula kita dapat mengalami kemenangan demi kemenangan! Inilah janji Tuhan untuk kita. Bila Tuhan yang berjanji, pasti Ia tepati. Di sini Tuhan menjanjikan kemenangan kepada kita atas masalah hidup kita. Karena Dia sudah menang atas maut dan kematian. Karena itu, bila kita sungguh percaya kepada-Nya, kita pun akan menang.

Istilah “pinggang berikat”, yaitu siap sedia untuk bertindak dan bekerja. Sebab supaya jangan menghalangi di waktu berjalan dan bekerja, maka jubah itu disingkirkan dan diikat dengan ikat pinggang. Demikian juga haruslah “pelita-pelita menyala”, artinya murid-murid itu tidak boleh hidup seakan-akan mereka tidur (yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dalam jaman itu dengan pelita-pelita yang dipadamkan), tetap harus berjaga-jaga, siap sedia untuk bertindak, kalau perlu, siap sedia untuk menolong kalau pertolongan diminta.

“Berjaga-jaga” – Mengisyaratkan kesungguhan dalam melaksanakan tanggungjawab. Tidak menyalahgunakan kebebasan sewaktu tuannya / tuan rumah tidak di rumah, seolah-olah menurut dia tuannya tidak pulang. Mengingat budak tersebut masih banyak waktu, sebelum tuannya puang, masih sempat dikerjakan pekerjaannya. Karena keasikan dengan diri sendiri, dia lupa apa sebenarnya tugas utamanya, akhirnya dia tertidur sebab keletihan akibat kesibukannya sendiri.

“Bertekun dalam iman” - Kita diajak untuk lebih memperhatikan soal keselamatan masa depan yaitu hidup yang kekal. Jadi, selagi masih ada kesempatan, janganlah disia-siakan, sebab ada kalanya kesempatan itu berlalu. (bnd. Efesus 5: 16). Untuk itu berdoalah dengan tekun sebelum anda didoakan orang banyak, bernyanyilah dengan riang sebelum anda diberi nyanyian karena berada di rumah sakit, dan membaca Firman Tuhan dengan tekunlah sebelum anda dibacakan Firman Tuhan sebagai ayat liturgi penguburan anda (kita semua). Amin!

Selamat Akhir Tahun 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar