Efesus 3:14-21
Tentang doa. Ada bermacam ragam pendapat orang tentang doa. Beraneka ragam pengalaman orang tentang doa. Ada yang berpendapat, Tuhan itu kan Maha Tahu, ngapain kita harus repot-repot meminta padaNya? Harus berdoa segala? Jadi tak perlu berdoa. Oh, ya…..?! Ada juga yang merasa kecewa, habis doanya katanya nda pernah dijawab-jawab sama Tuhan. Meminta supaya dapat momongan, eh bertahun-tahun koq nda dikabulkan Tuhan?
Bukan Cuma itu. Bukan Cuma terjadi pada orang awam. Tetapi malah terjadi pada para Hamba Tuhan. Seorang Hamba Tuhan pernah mengungkapkan perasaanya, meminta pemikiran kepada para Hamba Tuhan lainnya. Apa yang terjadi padanya tentang doa? Nah ini, Hamba Tuhan ini merasa berdosa. Apa pasalnya? Betapa tidak! Habis katanya, sering warga jemaat meminta padanya supaya medoakan keluarga mereka yang sudah lama sakit diopname, bahkan ada yang bertahun-tahun. Mereka meminta kepada Hamba Tuhan ini supaya diadakan doa penyerahan. Supaya orang yang mereka kasihi itu tidak terlalu lama menanggung derita.
Lalu setelah didoakan? Eh, tak lama…..yang sakit itu lalu berpulang meninggalkan dunia fana. Dan itu bukan hanya terjadi sekali dua kali. Tetapi banyak kali. Banyak sudah terjadi. Tetapi kata Hamba Tuhan ini, bila ada warga jemaat yang meminta didoakan supaya keluarga mereka disembuhkan? Eh, sepertinya Tuhan berlambat-lambat memberikan pertolongan? “Ada apa sih dengan saya? Apakah saya ini Hamba Tuhan spesialis pendoa untuk kematian?” Demikian pergumulannya sebagai Hamba Tuhan tentang doa. Karenanya ia meminta saran pendapat dari sesama Hamba Tuhan lainnya.
Nah, beda pula dengan pengalaman para hamba Tuhan lainnya. Ada hamba Tuhan yang bersaksi bahwa doanya “selalu” didengarkan Tuhan. Mendoakan jemaat yang brangkut, pasti sukses. Mendoakan yang sakit, nah sembuh! Mendoakan yang sulit dapat jodoh woow… pasti dapat jodoh. Ya, pokoknya serba didengar Tuhan. Ya, doa sepertinya lampu Aladin yang siap digosok, maka segera terjadilah. Kurang lebih demikian. Makanya tidak heran, ia diburu oleh warga jemaat untuk minta didoakan. Bahkan ada warga jemaat yang rela pindah gereja demi untuk mendapatkan jawaban doa. Dari para Hamba Tuhan yang katanya mujarab doanya. Ckckckckck…….Entahlah……
Doa….oh, kita memang tidak boleh meremehkan arti sebuah doa. Memang ada kuasa di dalamnya. Hanya masalahnya, seperti bak pepatah “manusia hanya bisa berencana, Tuhanlah yang menentukannya.” Ya, Tuhanlah yang menentukan segalanya. Bukan hebatnya doa kita. Apakah doa itu hanya milik segelintir orang? Milik para Hamba Tuhan tertentu dengan label “hanya bagi para Hamba Tuhan yang dipakai Tuhan?” Oh, saudara, tak ada ayatnya mengatakan demikian. Doa itu adalah nafas hidup orang percaya. Hak semua kita. Bukan klaim orang-orang tertentu! Apakah jawaban doa itu hanya berlaku bagi orang dengan level “orang benar” saja? Oh, kalau itu saudara, ada contohnya dalam Alkitab. Karena ketika dua orang sama-sama berdoa di Bait Allah, orang Farisi yang taat Agama dan seorang pendosa, ternyata doa seorang pendosa dijawab Allah juga.
Mungkin banyak orang semakin penasaran tentang doa. Dan mungkin semakin banyak pula ungkapan, “doaku koq nda dijawab-jawab sama Tuhan sih?” Oh ya? Saudara, sebelum lebih jauh kita berperkara tentang masalah doa, ada baiknya kita merenung dalam tentang satu hal ini. Apa sih yang Anda minta selama ini dalam doa Anda? Segala kebutuhan duniawi Anda semata? Ya, berdoa untuk si “Aku” anda saja? Pernahkah Anda mendoakan orang lain? Mendoakan Pendeta Anda? Majelis Anda? Atau mendoakan warga jemaat lainnya dalam doa Anda? Atau hanya kritik melulu untuk yang diluar Anda?
Persoalan kruasial tentang doa. Sadarkah Anda siapa sih Tuhan sang pemilik dan penjawab doa itu bagi Anda? Sadarkah Anda apakah Anda sudah punya hubungan baik dengan Dia sehingga Anda sungguh-sungguh kuat, RohNya benar-benar sudah mendiami hati Anda? Apakah Anda telah berurat berakar, Dia sang pemilik dan penjawab doa itu (Kristus), dan apakah hidup Anda benar-benar berdasar pada pola kasih Dia (Kristus) sang pemilik dan penjawab doa yang absolut itu? (bdk.ay.16-17).
Apakah selama ini Anda hanya berdoa untuk perkara-perkara jasmani yang sementara sifatnya, tetapi tak pernah sekali pun berdoa untuk perkara tingkat rohani “supaya kamu bersama-sama dengan orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya Kasih kristus, dan dapat mengenal kasih itu…..?” (bdk. ay.18). Mengenalnya saja Anda tak seberapa, koq maksa-maksa Dia (Kristus) untuk memenuhi selera jasmani kita? Ya, disinilah titik persoalannya! Bila hanya tahunya meminta, tetapi tak tahu isi yang diminta. Di sinilah kendalanya, bila hanya tahu meminta, tetapi tidak memiliki hubungan baik kepada Dia (Kristus) yang diminta! Di sinilah sulitnya, bila hanya tahu memainkan doa, tapi tak pernah berusaha tahu “aturan main” sebuah doa!
Apakah selama ini doa Anda nda dijawab-jawab sama Tuhan? Oh, saudara…Sebelum terburu-buru berkesimpulan tentang sifat Tuhan yang tak mungkin terselami oleh pikiran Anda yang terbatas, ada baiknya ini yang Anda lakukan. Sudahkah Anda terlebih dahulu mendoakan orang lain yang di luar diri Anda? Pendeta Anda, Majelis Anda atau orang lain supaya kehidupan mereka menjadi semakin baik? Sebelum Anda meminta, apakah Anda sudah memiliki hubungan baik dengan Dia, berurat berakar, RohNya mendiami hati Anda, dan gaya hidup kasih Dia menjadi gaya hidup Anda juga? Dan harap Anda sadari juga bahwa pemilik jawaban Doa bukanlah Anda, tetapi Dia….Sudahkah Anda mengikuti aturan mainnya? Bila belum, ya wajar saja….ibaratkan bila Anda hanya maunya bermain sesuka selera, tetapi permainan secara salah, karena aturan mainnya tidak kita fahami secara betul! Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar