(Yohanes 15:18-27)
Pada umumnya, seseorang itu menjadi dibenci tentulah karena beberapa faktor seperti berikut ini. Pertama, faktor internal; kedua, faktor ekstrernal; ketiga, faktor khusus. Faktor internal, yaitu seseorang dibenci karena sesuatu yang berasal dari dalam, dari diri orang yang bersangkutan. Ini bisa terjadi karena ucapannya yang buruk; bisa juga karena kepribadian alias perangai yang buruk. Hampir tidak ada orang yang senang dengan seseorang yang suka memfitnah orang lain. Yang bila bicara selalu banyak melukai hati orang. Tentu ia akan dibenci kebanyakan orang. Tidak ada pula orang yang suka dengan seseorang yang bila bicara hanya manis dimuka, tetapi menjadi musuh di belakang.
Lalu soal kepribadian? Nah, hampir tidak ada orang yang suka dengan seorang penipu, yang tidak jujur, yang kerjanya hanya merugikan orang lain. Mana ada juga orang yang senang dengan seorang pengkhianat. Seorang yang tidak setia alias ingkar janji. Tidak konsisten dengan ucapan. Hari ini begini, besok begitu. Di depan begini, di belakang begitu. Seseorang yang plin-plan melanggar kesepakatan. Demikian pun hampir tidak orang ada yang yang senang dengan seseorang yang sombong, bicaranya saja serba tinggi-tinggi dan sok tahu, pilih kasih dan bersikap meremehkan orang lain.
Di samping faktor pertama, faktor internal, seperti yang disebutkan tadi ada juga faktor lain yaitu faktor kedua, faktor eksternal orang bisa dibenci. Faktor ekstrernal yaitu faktor yang berasal dari luar, dari orang lain. Dia memang baik, ucapanya memang baik. Orangnya konsisten, setia, tulus, dan pemurah. Bahkan mungkin pengorbannya luar biasa bagi orang lain, bagi gereja dan masyarakat. Tapi kenapa ia tidak disukai? Kenapa ia dibenci? Yang pasti, bila lebih jauh diteliti, maka biasanya ia dibenci karena dua alasan. Karena yang dari luar dirinya merasa terganggu dengan kebaikannya. Maka yang pertama, iri hati adalah biangnya. Dan kedua, rasa kalah saingan penyebabnya. Tiada lain dan tiada bukan.
Sekarang orang yang dibenci karena faktor yang ketiga, yang disebut faktor khusus. Tentu saja ini sangat bertolak belakang dari faktor pertama. Ada kemiripan memang dengan faktor kedua, tetapi tidak sama. Serupa tapi tidak sama istilahnya. Mereka memang orang benar. Orang baik. Bahkan lebih dari itu. Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Yesus! Meneladani hidup Yesus. Melaksanakan perintah Yesus! Lalu kenapa mereka harus dibenci? Ada apa sih tentang Yesus sehingga Ia dibenci? Nah, inilah kekhususannya! Sejarah memperlihatkan bahwa Yesus itu dibenci. Dan siapa pun yang mau sungguh-sungguh menjadi muridNya juga pasti dibenci. Tentang hal ini, Yesus sendiri menegaskan: “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.” (ay.18).
Kenapa dunia membenci Yesus? Yang pasti adalah ini. Karena Yesus bukan dari dunia ini. Bukan berasal dari kegelapan. Tetapi dari atas, dari terang. Sebab itu Yesus tidak pernah kompromi dengan dosa! Setiap kemunafikan dunia ini ditelanjangiNya. Segala bentuk usaha dunia yang menghalalkan segala cara blak-blakan ditegorNya! Segala bentuk ketamakan, kesombongan, ketidakadilan, serta sikap ketidakperdulian kepada sesama manusia, terang-terangan ditelanjangiNya. Karena itu dunia sangat membenciNya. Karena memang terang tidak akan pernah menyatu dengan kegelapan! (ay. 19).
Demikian pun para pengikutNya. Walau mereka berada dalam dunia, tapi mereka bukan dari dunia, cara hidup mereka tentu tidak sama dengan dunia. Orang beriman sejati pada Yesus tidak pernah berkompromi dengan patokan orang fasik. Firman Tuhan menegaskan: “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah”. (Yak. 4:4).
Saudara, melalu nas ini Yesus menguatkan para murid agar mereka tetap konsisten menjalani hidup sebagaimana yang Allah kehendaki. Hidup sebagai pengikutNya yang setia, toh pun menghadapi berbagai bentuk aniaya. “Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena namaKu, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku”. (ay. 21). Istilah ‘karena namaKu’ seperti yang diungkapkan Yesus menunjukkan bahwa penganiayaan yang terjadi bukan karena kita sebagai pengikutNya berbuat dosa, tetapi justru karena kita mentaati Tuhan atau karena kita bersaksi memberitakan Injil Firman Tuhan.
Nilai-nilai, standar-standar dan tujuan orang percaya bertentangan dengan cara-cara yang tidak benar dari masyarakat yang bobrok, tetapi selalu berdasarkan patokan dan selalu mengarah pada "perkara yang di atas, bukan yang di bumi" (Kol 3:2). Charles Haddon Spurgeon pernah mengatakan: “The world is not your friend. If you are, then you are not God’s friend, for he who is the friend of the world is the enemy of God” (= Dunia bukanlah sahabatmu. Jika dunia adalah sahabatmu, maka engkau bukanlah sahabat Allah, karena ia yang adalah sahabat dunia adalah musuh Allah).
Orang percaya yang sejati harus sadar bahwa dunia ini, termasuk semua organisasi keagamaan dan gereja yang palsu akan selalu menentang Allah dan prinsip-prinsip kerajaan-Nya. Dunia akan tetap merupakan musuh dan penganiaya orang percaya yang setia hingga akhir zaman. Prinsif orang beriman sejati harus jelas! Lebih baik menderita karena kebenaran, dari pada berbahagia berujung kebinasaan! Teruslah berkarya bagi kemuliaan nama Tuhan. Selamat menghayati Hari Perjamuan Kudus Sedunia/PII. Amin!
(Pdt.Kristius Unting, M.Div)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar