Amsal 16:24-33
Pollius
Romillius, anggota senat Kekaisaran Roma pada zaman Julius
Caesar yang berusia paling tua, saat merayakan hari jadinya yang ke-100 ditanya
oleh kaisar tentang resep awet muda yang membuatnya selalu segar-bugar.
Jawabannya, “Saya selalu makan makanan yang dicampur madu dan menghindari
makanan yang mengandung minyak.” Juga, Aristoteles
(Bapak Natural Science) menyatakan bahwa madu dapat mempertinggi
kesehatan manusia dan memperpanjang umur.
Saudara, Sejak awal sejarah manusia, begitu
menghargai “madu” sebagai sumber makanan alami yang mengagumkan. Bahkan
beberapa ayat dalam Alkitab sendiri berbicara tentang madu sebagai kiasan utuk
mengungkapkan hal-hal yang berharga, menarik, dan menyenangkan. Buktikan saja
apa yang diungkapkan dalam nas ini untuk menggambarkan tentang betapa
berharganya ucapan atau perkataan yang menyenangkan: “Perkataan yang
menyenangkan adalah seperti sarang MADU, manis bagi hati dan obat bagi
tulang-tulang.” (ay.24). Dalam nas lain juga dikatakan, “Anakku, makanlah MADU,
sebab itu baik: dan tetesan MADU manis untuk langit-langit mulutmu.” (Ams.
24:13).
Saudara, jangan remehkan soal ucapan! Ya,
ucapan yang menyenangkan tentu rata-rata disukai semua orang. Ucapan yang
tajam, kasar, dan selalu melukai pasti tidak terlalu disukai rata-rata orang. Kata bijak mengatakan: “Dengan sesendok madu
dapat lebih banyak ditangkap serangga daripada dengan sesendok cuka, dengan
mulut manis serta ramah-tamah lebih banyak diperoleh sahabat (kawan) daripada dengan
perkataan yang tajam dan muka yg masam”. Gambaran kepribadian seseorang pun nyata dari
apa yang diungkapkan peribahasa berikut ini: “Laut madu berpantaikan gula, perkataan yang manis keluar dari
mulut orang yang baik pribadinya lagi bijaksana.”
Adapun perkataan yang buruk adalah seperti pohon yang sudah dicabut perakarannya dan tinggalah dia tak berarti apa-apa, karena rantingnya tak keluar, tunasnya tak muncul dan buah-buahnya tak berhasil mewarnai setiap musim. Sekalipun banyak pupuk dan air yang disiramkan ke sekitar pokoknya, tetap saja dia tak bisa bermanfaat. Saudara ingin menjadi orang yang disukai, sahabat yang menyengkan, dan diberkati Tuhan? Gunakan kata-kata yang baik, positif, ramah, membangun, kata-kata berkat. Gunakan menjadi sarana kesaksian yang penuh kuasa, gambaran kualitas diri seorang beriman yang bijaksana penuh kasih. Amin!
(Pdt.Kristinus Unting, M.Div)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar