Kejadian 12:1-9
Abraham (dulunya bernama Abram) adalah tokoh
yang sangat terkenal dalam Alkitab. Sejak dari anak-anak SHA, Remaja, Pemuda,
bahkan rata-rata warga jemaat sudah barang tentu mengenal tokoh yang satu ini.
Bahkan Abraham menjadi panutan tentang bagaimana sikap hidup bagaimana sikap
hidup percaya sesungguhnya kepada Allah. Karenanya tidak heran bila Abraham
disebut sebagai “Bapak orang Percaya”. Abraham dipanggil keluar dari negeri asalnya Ur oleh Tuhan ke suatu tempat yang dia sendiri
tidak mengetahuinya, tetapi Abraham taat kepada Tuhan. Tuhan memakai Abraham
untuk membuat sebuah bangsa yang besar dan dari bangsa itulah kita semua
mendapatkan keselamatan karena dari keturunan Abraham lahirlah Yesus (bdk. Kej. 3:15).
Allah yang memanggil Abraham, juga memanggil
kita semua. Sebagai orang percaya kita
juga dipanggil untuk keluar memberitakan Injil kepada orang lain supaya mereka
juga mendapatkan berkat keselamatan. Tuhan mungkin sedang
membimbing kita ke tempat di mana kita dapat melayani Dia dan berguna bagi Dia.
Tuhan juga memanggil kita untuk “keluar” memisahkan diri
dari hal-hal yang najis dan yang dapat menghalangi kita menjadi anak-anak
Tuhan. Kalau kita taat seperti Abraham maka kita akan mendapat berkat.
Pada masa mudanya, seorang negarawan Inggris
bernama Joseph Chamberlain (1836-1914) mengajar Sekolah Minggu. Ayat Alkitab
yang paling disukainya terdapat dalam
Kejadian 12: 5 yang mengungkapkan kalimat "Mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai
di situ." Ayat tersebut adalah motto yang sesuai bagi orang yang bertekad
baja seperti Chamberlain. Ayat itu juga memberinya dasar alkitabiah yang kuat
untuk mengemukakan dua kunci kesuksesan dalam hidup orang percaya. Pertama,
kita perlu memiliki tujuan yang tepat-"Mereka berangkat ke tanah Kanaan."
Kedua, terus menempuh perjalanan yang telah kita awali-"lalu sampai di
situ."
Saudara, memang ada saat dalam hidup di mana
kita perlu meninggalkan zona nyaman. Misalnya, saat pindah kerja, atau saat
kita kehilangan apa yang kita andalkan. Jika saat itu tiba, jangan takut
melangkah. Jangan menunggu sampai semua sudah tampak pasti, baru bertindak.
Beriman berarti memberanikan diri melangkah dengan terus melihat ke mana Tuhan
akan memimpin kita. Jangan biarkan keamanan dan kenyamanan yang kita rasakan
saat ini membuat kita enggan terlibat dalam penggenapan rencana baik Tuhan
tersebut. Berkat Tuhan tidak tergantung dari situasi dan tempat. Juga tidak
dapat diperhitungkan dengan ilmu pasti manusia yang terbatas. Pandanglah
harapan ke depan berlandaskan akan janji Tuhan dan dengan mata Iman. Ya, karena
itulah hakikat iman. Bagaimana dengan Anda? Apakah Allah juga menjadi pusat
hidup Anda saat ini? Jika ya, melangkahlah! Berkat Allah ada di depan Anda!
Amin!
(Pdt.Kristinus Unting, M.Div)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar