Selasa, 02 Juli 2013
RUT: TELADAN KESETIAAN
Rut 1:1-22
Kisah Rut merupakan salah satu kisah klasik yang disukai banyak orang karena begitu mempesona dan penuturannya begitu agung. Apalagi kalau mengetahui situasi yang menjadi latar sejarah kisah tersebut, tidak dapat tidak kita akan mengagumi Tuhan, Allah Israel yang penuh dengan anugerah, belas kasih dan pemeliharaan atas umat-Nya yang tak layak menerima semuanya itu. Peristiwa ini terjadi pada periode yang disebut oleh banyak penafsir PL sebagai masa kekelaman. Masa itu adalah zaman hakim-hakim (1:1). Masa yang ditandai dengan jatuh bangunnya umat Israel dari kesetiaan mereka terhadap Tuhan dan perjanjian Sinai-Nya. Berulang kali umat Israel berzina rohani dengan menyembah dewa-dewi Kanaan yang menyakiti hati Tuhan. Tuhan menghukum mereka melalui penjajahan, penjarahan, dan penindasan bangsa-bangsa sekitar mereka.
Kisah Rut tampil bagaikan bunga yang tumbuh mekar di tengah padang gurun yang gersang. Kisah itu sendiri dilihat dari progresnya juga, bagaikan tunas hijau mencuat keluar dari batang pohon yang hampir layu. Rut memang tokoh iman di dalam kisah ini. Naomi, ketabahan dan tanggung jawabnya menonjol. Namun di balik semua ini Tuhan yang setia dan berdaulatlah yang menjadi kunci untuk mengerti tujuan kitab ini ditulis. Nas ini mengungkapkan pemeliharaan Tuhan atas umat-Nya. Tuhan berdaulat memakai siapa saja untuk mencapai maksud-Nya ini, termasuk bangsa kafir yang dalam peraturan Taurat tidak boleh menjadi bagian dari jemaat Israel (Ul. 23:3-4). Oleh pemeliharaan Tuhan, kelak lahir Daud, raja yang diurapi, yang menjadi nenek moyang Mesias, bukan hanya untuk Israel, tetapi juga bagi bangsa-bangsa lain.
Kitab ini memperlihatkan teladan dari orang-orang yang merespons positif anugerah Allah dalam hidup mereka, dalam berbagai situasi yang tidak sepenuhnya kondusif. Rut menunjukkan kesetiaannya kepada ibu mertuanya Naomi yang juga sudah menjadi janda. Bukan hanya itu, Rut juga menyatakan kesetiaannya kepada Allahnya Naomi, yaitu Jehova, Allah bangsa Israel. Inilah yang menjadi titik awal Allah berkepentingan dengan kehidupannya. Hanya di dalam Allah kehidupan kita dapat berubah. Di luar Dia tidak ada pengharapan. Menyerahkan hidup kita kepada Allah adalah tindakan yang akan mengubahkan hidup kita secara luar biasa. Allah telah merancang masa depan yang luar biasa bagi orang-orang yang menyerahkan hidupnya kepada-Nya. Amin!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar