Renungan GKE

Rabu, 08 Mei 2019

DIBANGKITKAN UNTUK MENYAKSIKAN KASIH TUHAN



Kisah Para Rasul 9:36-43

Dorkas hanyalah perempuan biasa, sama seperti kita. Tak ada yang terlalu menonjol dan istimewa. Dia bukan seorang pengkhotbah ternama, atau orang besar dengan tindakan spektakuler yang dapat membuat orang terfana. Namun satu hal yang indah dalam hidupnya. Dia mengalirkan kasih Tuhan bagi sesama melalui talenta yang ada padanya. Walau ia hanya menggunakan jarum dan benang yang lekat dengan kesehariannya untuk membuat baju dan pakaian. Hasil karya tangannya dibagikan kepada para janda yang membutuhkan pertolongannya. Jemaat di sekitarnya tertolong atas kehadirannya.

Namun apa dikata, suatu ketika dia mati. Sama seperti manusia lain pada umumnya. Tak ada yang berkuasa menyelamatkannya. Jemaat merasa sangat kehilangan atas kepergiannya. Semua berduka. Namun kuasa Yesus yang bangkit, melalui murid yaitu Petrus membangkitkannya. Suatu bukti bahwa Yesus sanggup membangkitkan manusia dari kematian. Dialah sumber kebangkitan.

Selaku umat Tuhan di kekinian, barangkali kita punya kerinduan yang sama bagi setiap kekasih kita yang berpulang mendahului kita, sekiranya dibangkitkan secara fisik ala Dorkas. Namun kenapa itu tidak terjadi? Dorkas dibangkitkan sungguh dibutuhkan bagi konteks jemaat mula-mula. Untuk membuktikan tentang Yesus sumber kebangkitan dinyatakan. Dorkas dibangkitkan sebagai pembuktian. Persoalannya, bukanlah sekedar hidup secara fisik, tetapi apakah kita percaya bahwa Dia (Yesus) adalah pokok kebangkitan yang menyelamatkan kita dari dosa dan kematian?

Dorkas dibangkitkan, bukan sekedar untuk menikmati hidup untuk pribadinya semata. Tetapi untuk menyaksikan kasih Tuhan bagi sesama. Bagaiamana dengan kita? Tuhan sudah memberikan kepada setiap kita talenta dan kemampuan. Sudahkah kita gunakan untuk menjadi berkat bagi sesama?

Hidup ini, bukan sekedar panjang umur di dunia, apalagi boro-boro minta kuasa dibangkitkan secara fisik ala Dorkas, jika hidup di dunia hanya jadi beban, jadi mayat hidup, mengotori serta memperbanyak samapah hidup yang berdampak negatif bagi kehidupan dan alam lingkungan?

Tuhan rindu menghadirkan setiap kita di dunia untuk menyaksikan kuasa kasih-Nya. Sekiranya melalui sesederhana apa pun yang kita lakukan bagi kemanusiaan serta alam lingkungan, orang dihentarkan untuk semakin mantap mengenal, taat dan beriman, bahwa hanya Yesus saja ada kuasa yang menyelamatkan. Alam pun turut memuji kebesaran Sang penciptanya. Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar