Keluaran 22:1-17
Nas
ini berbicara soal cara hidup dalam kehidupan sosial. Supaya terjadi
keseimbangan. Keseimbangan antara hak dan kewajiban. Ya, intinya mengajarkan kita agar kita tidak hanya
selalu menuntut hak sebelum kita melaksanakan kewajiban. Hak dan kewajiban itu haruslah
selalu beriringan. Hak akan datang dengan sendirinya jika kewajiban telah
dipenuhi. Kewajiban pun akan menuntut jika hak sudah terlebih dahulu diterima.
Banyak orang yang
menuntut haknya tanpa terlebih dahulu melaksanakan kewajiban. Mereka kadang
tahu tentang haknya saja tanpa tahu apa kewajibannya. Ada juga yang tahu hak
dan kewajibannya, tapi ia meminta haknya terlebih dahulu. Setelah haknya ia
terima maka ia baru kemudian melaksanakan kewajibannya. Seringkali kewajiban
tersebut sulit ia laksanakan karena kewajiban biasanya lebih berat dilaksanakan
setelah hak diterima.
Para Filusuf “teori korelasi” yang dianut para pengikut
utilitarisme sekali pun berpendapat bahwa selalu ada hubungan timbal balik antara
hak dan kewajiban. Menurut “teori korelasi” pengikut utilitarisme tersebut,
bahwa setiap kewajiban seseorang selalu berkaitan dengan hak orang lain, dan
sebaliknya setiap hak seseorang berkaitan dengan kewajiban orang lain untuk
memenuhi hak tersebut. Jadi sesungguhnya, jika ada korelasi yang baik dalam
tananan kehidupan sosial, maka keseimbangan hak dan kewajiban pun menjadi
lancar! Hak yang tidak ada kewajibannya
tidak pantas disebut hak. Demikian pun kewajiban tanpa hak adalah pemerasan!
Bagaimana dengan kita selaku umat Tuhan? Apakah sudah terjadi
keseimbangan antara hak dan kewajiban? Atau hanya lebih banyak menuntuk hak
ketimbang kewajiban? Hak untuk mendapat pelayanan yang lebih baik, hak untuk
didengar doanya oleh Tuhan? Bagaimana tentang kewajiban dan tanggungjawab apa sudah dilaksanakan? Apakah hak yang menjadi milik Tuhan, milik orang lain, milik gereja,
sudah kita laksanakan? Atau malah diambil juga menjadi milik pribadi?
Saudara, Tuhan
sudah memelihara, menjaga dan merawat kita dengan baik,setiap hari. Kita juga
diminta untuk menjaga barang-barang milik kita dan milik orang lain. Tuhan menciptakan segala sesuatu di dunia
ini untuk kita pergunakan dengan baik. Maka, tidak baik kalau kita merusakkan
barang orang lain. Kita harus belajar mencintai milik orang lain seperti milik
kita sendiri. Bagaimana kita mengharagai barang orang lain? Nah ini!
Konkritnya, Kalau pinjam barang orang harus dijaga dengan baik dan tidak
dirusakkan. Wajib dikembalikan ke orang yang mempunyai barang, jangan disimpan
berlama-lama dan akhirnya lupa. Kalau menemukan barang yang bukan miliknya
harus dikembalikan. Saudara yang
terkasih, kalau kita menghargai barang orang lain, maka orang lain juga akan
menghargai barang milik kita. Dengan demikian Tuhan akan amat mencintai kita.
Amin!
(Pdt.Kristinus Unting,
M.Div)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar