Lukas 18:1-8
Sebagai orang beriman, rata-rata kita tentu tahu apa artinya
sebuah doa. Sedari kecil
barangkali kita sudah diajari untuk berdoa. Baik oleh ibu bapak, atau
oleh guru ketika mengikuti Sekolah Hari Minggu. Ya, berdoa sebelum makan,
berdoa sebelum tidur, berdoa sebelum bepergian, doa syukur, dan doa-doa lainnya
berbagai macam! Bila ada orang Kristen yang tidak tahu artinya sebuah doa, atau
tidak tahu berdoa, tentu pengecualian namanya. Atau malah perlu dipertanyakan!
Padahal saking pentingnya doa bagi orang percaya sampai muncul istilah “Doa
adalah nafas hidup orang beriman”. Oh, ya…?! Tidak kurang, Yesus sendiri mengingatkan para pengikut-Nya
supaya berdoa terus-menerus.
Melalui nas ini, Tuhan Yesus memberikan sebuah
perumpamaan yang sangat menarik mengenai pentignnya sebuah ketekunan dalam
berdoa. Diceritakan tentang seorang janda yang terus memohon kepada hakim lalim
agar haknya dibela (ay 3). Sementara si hakim bukanlah orang yang takut akan
Tuhan, dan sikapnya arogan dan lalim, tidak menghormati siapapun. Tapi lihatlah
janda itu tidak jemu-jemu mendatanginya dan memohon. Dengan gigih janda itu
berjuang hingga akhirnya sang hakim yang lalim pun luluh dan membenarkan si
janda itu.
Apa yang Tuhan Yesus ajarkan lewat perumpamaan tadi begitu
jelas. Sebuah gambaran untuk menegaskan, bahwa kita seharusnya selalu berdoa dengan
tekun, dengan tidak jemu-jemu. Layaknya
orang bernafas. Terus-menenur bernafas.
Apakah doa anda selama ini sedemikian tekun? Layaknya orang
terus-menerus bernafas? Atau sekali-sekali saja bernafas? Atau bilamana perlu
saja baru bernafas? Berhenti bernafas
itu tandanya kita sudah tidak hidup! Alias sudah mati! Ketika senang Anda
bernafas? Tetapi ketika kecewa apakah Anda tetap tekun bernafas? Sebab apalah
gunanya senyuman sosok seorang mayat yang sudah tak bernafas lagi bukan?
Pada masa pencalekan misalkan, barangkali doa Anda begitu
tekun siang dan malam dipanjatkan.
Entahlah selepas ketika telah
berhasil atau malah gagal, masihkah doanya begitu tekun dipanjatkan? Masihkah
tekun beribadah? Atau, masihkah tekun
sumbang sana-sumbang sini terus dilakukan? Atau hanya sekali-sekali?
Atau sudah terhenti layaknya orang sudah tak bernafas lagi? Bila jawabnya ya,
bersyukurlah. Itu artinya Anda tetap hidup. Karena Anda tetap bernafas, toh di
saat kecewa sekali pun. Itu pertanda masih ada kehidupan. Masih ada pada Anda tanda-tanda kehidupan
sebagai anak Tuhan. Menjadikan doa sebagai gaya hidup untuk menjalin keintiman
dengan Tuhan. Bukan menjadikan doa sekedar “alat” yang sekali-sekali saja
digunakan untuk mengatur dan memaksa Tuhan
memenuhi segala keinginan. Amin!
(Pdt.Kristinus Unting, M.Div)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar