Kejadian
27:1-29
Kisah
yang menarik. Terjadi saling menipu, saling tidak jujur, saling mengutamakan
kepentingan, dan saling cari keuntungan masing-masing. Oh, ya….ini terjadi dalam satu keluarga. Bagaimana lagi
dengan yang bukan keluarga? Diceritakan, Ishak yang sudah lanjut usia, dengan
mata yang sudah buta dan tubuh yang bergemetaran, kini berencana mencurahkan
berkat suci kepada anak sulungnya. Tetapi Ribka isterinya secara licik ikut
mendengarkan apa yang diminta oleh Ishak dari Esau dan kemudian langsung
bertindak untuk mengalihkan dan menggagalkan rencana tersebut. Ya, mengalihkan
berkat itu untuk Yakub anak kesayangnanya. Nah, ini juga jadi masalah, jika
suami isteri punya anak kesayangan masing-masing, membedakan anak yang satu
dengan lainnya!
Mengapa Ishak ditipu oleh anaknya
Esau, bahkan oleh isterinya Ribka? Mungkin Allah mengijinkan Ishak ditipu oleh
keluarganya sendiri, untuk menghukum sekaligus menyadarkannya akan kelalainya selaku
imam dalam keluarga, lemah dalam kebijakan serta sikap pilih kasihnya bagi
anak-anak dalam keluarganya. Di sini jelas terlihat bahwa berkat dari Allah
tidak dengan sembarangan saja diberikan kepada setiap orang. Allah yang Maha
tau akan memberikan berkat-Nya kepada siapa saja yang menurut pandangan Allah
layak untuk menerimanya.
Cerita ini tidak hanya terhenti di
sini. Ada kelanjutannya. Untuk sementara Yakub yang telah menipu bapaknya
tampaknya tenang-tenang saja. Tapi tunggu dulu….. apa kelanjutannya soal tipu
menipu itu? Dalam perjalanan kehidupan Yakub selanjutnya ternyata ia juga
ditipu oleh mertuanya Laban tentang soal perkawinannya dengan Lea.
Nah…nah…nah…jangan kira Allah diam saja! Allah itu Maha Tahu. Demikian pun
dengan kita. Mungkin kita dapat menipu siapa saja, isteri, suami, anak, ayah,
atau siapa saja. Tetapi menipu Allah tentu tidak!
Kenapa Yakub
ditipu oleh mertuanya? Mungkin Allah
mengizinkan Yakub ditipu oleh Laban dan Lea, untuk menghukum dan menyadarkannya
akan kejahatan dan derita yang disebabkannya ketika menipu ayah dan kakaknya
sendiri (bd. pasal Kej 27:1-46). Kita harus mengerti bahwa sekalipun Allah
mengampuni kita untuk suatu dosa tertentu dan memulihkan kita, pada saat yang
bersamaan Ia mungkin menghukum kita untuk dosa tersebut (lih. 2Sam 12:7-14).
Prinsip Allah tetap sama, "Jangan sesat! ... apa yang ditabur orang, itu
juga yang akan dituainya" (Gal 6:7; bd. Ams 22:8; Hos 8:7; 10:12-13).
Saudara pernah ditipu oleh seseorang? Kekasih,
suami, isteri, anak, atau oleh siapa saja? Tunggu dulu, jangan cepat-cepat
marah! Coba ingat baik-baik, dan renung dalam, apa yang pernah Anda lakukan
terhadap orang lain bahkan terhadap Tuhan? Syukurlah bila mengingatnya. Allah
memang memberkati Anda dan saya. Allah juga pasti mendengar doa permohonan
berkat dari kita. Namun Allah itu suci, Allah tidak akan memberikan berkat-Nya
yang berharga, jika kita bermain-main dengan sikap murahan kepada-Nya! Amin!
(Pdt.Kristinus Unting, M.Div)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar