Roma 15:14-21
Pada
hakekatnya memberitakan Injil adalah
tugas panggilan Gereja. Tugas panggilan
kita semua sebagai respons terhadap anugerah Allah kepada kita. Kita boleh melayani Allah karena kita telah mendapatkan
anugerah Allah terlebih dahulu melalui keselamatan di dalam Kristus. Setiap pemberitaan
Injil yang tidak pernah
dikaitkan dengan anugerah Allah akan menjadi pemberitaan Injil yang egosentris dan
antroposentris (berpusat kepada manusia). Kesadaran untuk merespon anugerah Allah akan
panggilan itulah yang membuat Paulus memusatkan pikiran, usaha, dan kekuatannya
untuk memenuhi panggilan yang telah dia terima. Kebijaksanaan pelayanan Paulus
berorientasi misioner. Dia telah memutuskan untuk mengarahkan kegiatannya ke
wilayah-wilayah di mana Injil belum diberitakan dengan seluas-luasnya, dengan
demikian memberikan kesempatan kepada mereka yang belum mendengar untuk
menerima Kristus.
Pada tahun 1931 Jane Whyte merasakan bahwa akhir hidupnya
makin dekat. Suaminya, Alexander, seorang pengkhotbah Skotlandia yang terkenal,
telah meninggal dunia 10 tahun sebelumnya. Saat memandang dunia di sekitarnya,
ia merasa tertekan oleh kekacauan moral dan politik. Tampaknya tak ada lagi
alasan baginya untuk tetap hidup, dan tak ada lagi yang dapat dilakukannya. Pada
suatu jamuan makan malam, ia duduk di samping seorang pria yang merasakan
semangatnya yang patah. "Apakah yang saat ini begitu membebani pikiran
Anda?" tanya pria itu. "Saya siap untuk mati," jawab Nyonya
Whyte. "Mengapa tidak bersiap untuk hidup?" usul pria itu. Pertanyaan
itulah yang perlu didengar Nyonya Whyte agar dapat mengatasi jalan buntu dalam
hidupnya. Sejak itu ia mulai melihat bahwa Allah ingin ia hidup dan menjangkau
sesama bagi Dia. Sikapnya berubah dan dalam waktu setahun ia memimpin tim
kebangunan rohani Kristen dalam suatu misi ke Jenewa, Swis. Perjalanan itu
menjadi berkat bagi kehidupan banyak orang.
Saudara, demikian pun dengan kita. Memang ada kalanya hidup
tampak begitu berat, tetapi Allah menawarkan pengharapan kepada kita untuk
menjadikan hidup kita lebih berarti. Paulus menulis, “Jadi dalam Kristus aku
boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah. Sebab aku
tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa
yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain
kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan, oleh kuasa
tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh.” (ay.18-19). Bermegah
seperti yang dimaksudkan Rasul Paulus tentu saja bukan karena jumlah hasil saja yang kita dapatkan,
tetapi lebih kepada pelayanan yang
menghasilkan ketaatan iman dalam ucapan dan kelakuan dalam orang, dan berasal
dari pekerjaan dan penyataan sejati dari kuasa Roh. Allah menghendaki hidup yang penuh semangat dari setiap orang percaya
untuk melakukan apa yang Allah kehedaki melalui mana orang boleh mengenal
kebenaran yang sejati. Itulah hakikat
hidup tertinggi dari setiap orang beriman. Amin!
(Pdt.Kristinus Unting, M.Div).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar