Renungan GKE

Minggu, 16 Februari 2014

HAKEKAT TERTINGGI HIDUP ORANG BERIMAN




Roma 15:14-21

Pada hakekatnya memberitakan  Injil adalah tugas  panggilan Gereja. Tugas panggilan kita semua sebagai  respons terhadap anugerah Allah kepada kita. Kita boleh melayani Allah karena kita telah mendapatkan anugerah Allah terlebih dahulu melalui keselamatan di dalam Kristus. Setiap pemberitaan Injil yang  tidak pernah dikaitkan dengan anugerah Allah akan menjadi pemberitaan Injil  yang egosentris dan antroposentris (berpusat kepada manusia). Kesadaran untuk merespon anugerah Allah akan panggilan itulah yang membuat Paulus memusatkan pikiran, usaha, dan kekuatannya untuk memenuhi panggilan yang telah dia terima. Kebijaksanaan pelayanan Paulus berorientasi misioner. Dia telah memutuskan untuk mengarahkan kegiatannya ke wilayah-wilayah di mana Injil belum diberitakan dengan seluas-luasnya, dengan demikian memberikan kesempatan kepada mereka yang belum mendengar untuk menerima Kristus.

Pada tahun 1931 Jane Whyte merasakan bahwa akhir hidupnya makin dekat. Suaminya, Alexander, seorang pengkhotbah Skotlandia yang terkenal, telah meninggal dunia 10 tahun sebelumnya. Saat memandang dunia di sekitarnya, ia merasa tertekan oleh kekacauan moral dan politik. Tampaknya tak ada lagi alasan baginya untuk tetap hidup, dan tak ada lagi yang dapat dilakukannya. Pada suatu jamuan makan malam, ia duduk di samping seorang pria yang merasakan semangatnya yang patah. "Apakah yang saat ini begitu membebani pikiran Anda?" tanya pria itu. "Saya siap untuk mati," jawab Nyonya Whyte. "Mengapa tidak bersiap untuk hidup?" usul pria itu. Pertanyaan itulah yang perlu didengar Nyonya Whyte agar dapat mengatasi jalan buntu dalam hidupnya. Sejak itu ia mulai melihat bahwa Allah ingin ia hidup dan menjangkau sesama bagi Dia. Sikapnya berubah dan dalam waktu setahun ia memimpin tim kebangunan rohani Kristen dalam suatu misi ke Jenewa, Swis. Perjalanan itu menjadi berkat bagi kehidupan banyak orang. 

Saudara, demikian pun dengan kita. Memang ada kalanya hidup tampak begitu berat, tetapi Allah menawarkan pengharapan kepada kita untuk menjadikan hidup kita lebih berarti. Paulus menulis, “Jadi dalam Kristus aku boleh bermegah tentang pelayananku bagi Allah. Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan, oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh.” (ay.18-19). Bermegah seperti yang dimaksudkan Rasul Paulus tentu saja bukan  karena jumlah hasil saja yang kita dapatkan, tetapi lebih kepada  pelayanan yang menghasilkan ketaatan iman dalam ucapan dan kelakuan dalam orang, dan berasal dari pekerjaan dan penyataan sejati dari kuasa Roh. Allah menghendaki hidup yang penuh semangat dari setiap orang percaya untuk melakukan apa yang Allah kehedaki melalui mana orang boleh mengenal kebenaran yang sejati.  Itulah hakikat hidup tertinggi dari setiap orang beriman. Amin!

(Pdt.Kristinus Unting, M.Div).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar