Roma
15:22-33
Paulus
menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi,
untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke
Spanyol. Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali
merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu
kedatangannya masih dihalangi (ay.13-15). Dia menegaskan kerinduan yang
sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang
dengan segera (ay.22-32).
Mengapa
Paulus terhalang untuk pergi ke Roma? (Roma 15:22). Karena dalam penginjilan, Paulus
memiliki prioritas yaitu tempat-tempat dimana injil belum diberitakan, dimana
orang-orang ditempat itu belum pernah mendengar tentang Kristus. Sedangkan Roma adalah suatu kota
dimana penduduknya telah mengenal Kristus. Di ayat 24, Paulus mengutarakan
maksudnya agar jemaat Roma dapat mengantarkannya. Bukan hanya mengantar atau menunjukkan
jalan saja tetapi Paulus berharap agar Jemaat Roma mau menjadi jemaat pengutus
untuk pemberitaan injil. Dengan menjadi jemaat pengutus, maka jemaat Roma pun
menjadi bagian dari pemberitaan injil seperti perintah Tuhan untuk menyebarkan
injil sampai ke ujung dunia.
Ada dua
hal penting yang menjadi tujuan dituliskannya surat ini. Pertama: Karena jemaat Roma rupanya mendengar
kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rm.3:8); Rm.6:1-2, 15), Paulus merasa perlu untuk
menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun. Kedua: Paulus memotivasi jemaat Roma untuk turut serta meringankan
kesulitan saudara-saudara seiman mereka
di Yerusalem. Kata "bantuan" yang digunakan Paulus dalam suratnya
ini menginformasikan bahwa persembahan
yang dia antar mempunyai nilai yang
cukup besar. Dalam IIKorintus 8-9 mencatat secara lengkap rincian tentang persembahan ini.
Orang-orang
percaya nonYahudi diingatkan bahwa
keselamatan yang mereka miliki datangnya dari
bangsa Israel. Itu sebabnya mereka memiliki kewajiban moral untuk
membantu orang-orang percaya Yahudi yang mengalami penganiayaan karena iman mereka di dalam Kristus. Orang
yang kaya didorong untuk membantu orang
yang berkekurangan, orang yang kuat haruslah
membantu orang yang lemah. Yang menarik di sini, meskipun mereka berbeda
bangsa, orang-orang nonYahudi itu mau menyatakan kasihnya kepada
saudara-saudara mereka yang Yahudi. Sebagai saudara seiman, mereka memiliki
kerinduan untuk bersama-sama menanggung beban yang saat itu diderita saudara
seiman mereka yang berbangsa Yahudi.
Dukungan kasih yang dinyatakan melalui pengiriman bantuan tersebut memperlihatkan
kesatuan dan ikatan di antara saudara
seiman. Citra Kristus juga nyata di dalamnya.
Saudara, hari ini kita diingatkan
bahwa di antara saudara seiman memang harus
terdapat kasih. Namun, kasih itu jangan hanya di bibir saja melainkan harus juga dinyatakan melalui
tindakan praktis dan nyata. Misalnya
dengan menyatakan keprihatinan, mendampingi, menolong, atau memberikan
dukungan. Ciri orang Kristen seperti yang tertulis di ayat 30,
bergumul bukan dengan kekerasan atau mengangkat senjata melainkan bergumul
dengan berdoa kepada Tuhan.
Dan Paulus sebagai hamba Tuhan membutuhkan orang-orang yang berdoa untuk dia.
Begitu juga doa-doa dari jemaat akan sangat mendukung seorang hamba Tuhan. Hamba
Tuhan akan merasa sangat dikuatkan oleh doa-doa para jemaat. Dukungan
sekecil apa pun mempunyai nilai yang
besar bagi mereka yang dibantu. Kepedulian
kita setidaknya menunjukkan bahwa kasih di antara saudara-saudara seiman ada dan sungguh nyata. Amin!
(Pdt.Kristinus
Unting, M.Div)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar