Renungan GKE

Rabu, 12 Desember 2018

HASILKANLAH BUAH PERTOBATAN


Lukas 3:7-18

Entah apa perasaan saudara, andaikata suatu waktu anda bertemu dengan orang Gereja, namun kata-katanya begitu kasar, bahkan sangat kasar ketika menempelak dosa Anda, semisal mengatakan kepada Anda, bahwa Anda adalah keturunan “ular beludak”, “kecoa tengik”, “sampah dosa”, “beragama munafik” , atau dengan sederetan kata-kata setara lainnya yang bak sembilu menyakitkan kalbu? Apa reaksi Anda? Entahlah….. bisa jadi 1001 macam reaksi atau tanggapan terhadapnya.

Secara normal, bukankan yang namanya orang gereja itu bicaranya harus lemah lembut? Bahasanya harus bahasa kasih yang serba lemah lembut, lentur gemulai laksana angin sepoi-sepoi yang meninabobokan monyet yang sedang bersantai di dahan pepohonan?

Bila blak-blakan, kasar, sangar, bisa jadi Anda mencapnya sebagai Majelis atau Hamba Tuhan yang tidak layak menyandang predikat sebagai orang Gereja. Karena memang pada umumnya orang menganggap bahwa orang Gereja atau para hamba Tuhan yang selalu lemah lembutlah yang layak disebut orang Gereja, berhati gereja. Begitulah kira-kira.

Namun ini sungguh-sungguh terjadi. Ketika Yohanes Pembaptis utusan Tuhan sendiri melaksanakan tugas suci untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Menyerukan pertobatan. Sebagai utusan Tuhan sejati, Roh Tuhan yang ada padanya laksana api yang membakar tuntas sekecil apa pun segala jenis dosa. Hikmat Allah yang ada padanya laksana camera CCTV melihat jelas dosa apa yang bersarang di setiap hati manusia!

Diletanjanginya secara blak-blakan dosa. Ditempelaknya setiap mereka yang mengklaim diri sebagai pewaris kerajaan sorga hanya berdasarkan garis keturunan Abraham, namun tidak menampakkan buah-buah pertobatan. Mereka juga tidak luput dari hukuman Tuhan, laksana kapak tersedia siap menebang pohon yang tidak berbuahkan apa-apa.

Berita pertobatan yang disampaikannya bukan hanya untuk telinga. Tetapi segera dilanjutkan dalam tindakan nyata. Bagi yang kurang perduli, dia perintahkan supaya berbagi dengan sesama yang tak berpunya. Bagi para penagih pajak diingatkannya supaya tidak menagih lebih. Kepada para prajurit-prajurit ditegaskannya supaya jangan menyalahgunakan kekuasan untuk memperdaya, memeras dan merampas!

Gamblang, lugas, tegas dan pedas berita pertobatan disampaikannya. Tak ada kompromi terhadap dosa. Harus tuntas. Tak cukup dengan bahasa yang lemah lembut basa basi, pemanis kata, pemanja dosa untuk melaksanakan sucinya tugas! Sebagaimana Tuhan tak pernah kompromi dengan yang namanya dosa. Keras karena ketaatan menyampaikan maksud hati Allah. Pedas karena niat suci supaya manusia tidak celaka dikuasai dosa!

Yohanes Pembaptis memang berbahasa keras dan pedas. Para majelis atau para hamba Tuhan dengan karakter Yohanes Pembaptis memang jarang laku jadi pengkhotbah. Karena yang laku biasanya yang enak didengar menyenangkan telinga. Memenuhi selera untuk nikmat rohani tentang berkat dan kasih Allah. Namun jarang membongkar dosa secara jelas dan tegas.

Apakah Yohanes Pembaptis yang keras, pedas karena tidak memiliki kasih? Camkanlah ini baik-baik. Terkadang kritik pedas seorang musuh jauh lebih jujur dari seorang teman dekat Anda. Seseorang yang memeluk Anda dengan ramah belum tentu seorang sahabat yang baik bagi Anda. Seseorang yang mengkritik Anda dengan pedas, belum tentu musuh yang sebenarnya bagi Anda, bahkan bisa jadi sebaliknya, adalah orang yang memiliki kasih tulus kepada Anda. Demikian Yohanes Pembaptis kita gambarkan. Kasih memang lemah lembut, tapi bukan satu-satunya.

Kasih tidak selamanya lemah lembut. Lemah lembut yang pura-pura demi mencari keuntungan bukanlah kasih. Itu lebih tepat disebut penjilat. Yohanes Pembaptis tentu bukan penjilat. Tetapi pemilik kasih berkualitas. Tidak mencari keuntungan untuk dirinya sendiri. Tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran (Bdk. I Kor.13:6). Untuk itulah dia keras dan tegas!

Demikian pun setiap orang para pencari Firman Tuhan yang hanya indah di telinga namun tetap mengamankan dosa, membenarkan diri, mengeraskan hati, tak bersedia membuka diri untuk ditempelak firman Tuhan secara keras, waspadalah! Berlaku firman yang sama: “kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api.” (Ay.9). Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar