Renungan GKE

Rabu, 05 Desember 2018

KASIH ALLAH BAGI DUNIA YANG TERHILANG





Lukas 2:8-20

Natal adalah berita sukacita, Syalooom dari Allah. Allah yang “trnasenden” (jauh tak terhampiri) menjadi Allah yang “immanen” (dekat mewujud nyata). Atau dengan istilah yang sering kita kenal “Immanuel” , Allah beserta kita. Itulah sumber sukacita sejati bagi manusia. Tanpa Juruselamat, tidak ada sukacita yang sejati. Berbicara tentang sukacita besar dari Allah (great joy), Calvin pernah mengatakan: “These words show us, first, that, until men have peace with God, and are reconciled to him through the grace of Christ, all the joy that they experience is deceitful, and of short duration” (kata-kata ini pertama-tama menunjukkan bahwa sebelum manusia mempunyai damai dengan Allah, dan diperdamaikan denganNya melalui kasih karunia Kristus, semua sukacita yang mereka alami adalah bohong / palsu dan berumur pendek).

Berita itu telah disampaikan melalui para gembala sebagai “kesukaan besar bagi seluruh bangsa.” Bahkan berita itu disampaikan secara teliti, dengan tanda-tanda khusus! Seorang bayi yang dibungkus dengan lampin dan terbaring dalam palungan. Apa yang istimewa? Pemberian tanda ini tujuannya: supaya mereka tidak keliru mendapatkan bayi yang lain. Mungkin ada banyak bayi yang lahir pada saat yang bersamaan, tetapi pasti hanya ada satu yang diletakkan dalam palungan.

Lalu kenapa berita itu pertama-tama ditujukan kepada para gembala? Para gembala termasuk kawanan yang beruntung karena menerima pernyataan yang luar biasa mengenai kelahiran Yesus. Betapa tidak. Pada jaman itu gembala adalah orang rendahan dan hina. Ini terlihat dari fakta bahwa pada jaman itu mereka tidak diperbolehkan memberikan kesaksian dalam pengadilan. Tetapi kepada mereka inilah berita Injil diberikan untuk pertama kalinya. Mengapa? Karena Allah mau memakai orang yang rendah sebagai alatNya untuk menghancurkan kesombongan dunia (bdk. 1Kor 1:25 1Kor 2:4-5).

Apa yang mereka lakukan setelah menyaksikan Mesias? Injil Lukas mencatat : “Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka (Lukas 2:20).” Jadi mereka tidak diam saja, mereka kembali ke dalam tugas dan pekerjaan mereka! Yang tidak kalah menarik, setelah berjumpa dengan Mesias para gembala tidak berubah statusnya. Mereka tetap gembala. Namun, ada yang berubah, yakni mereka bersukacita dan memuliakan Allah. Mereka kembali dalam tugas pekerjaannya namun kini mereka maknai bahwa dalam tugas dan pekerjaan itu sebagai sarana untuk bersyukur, bersaksi dan memuliakan Allah. Bagaimana dengan anda dan saya? Selamat Natal. Tuhan memberkati kita semua. Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar