Renungan GKE

Sabtu, 17 November 2018

APA YANG KITA BANGGAKAN?


Markus 13:1-8

Apa yang kita banggakan? Gedung ibadah megah, yang menaranya berjuntaian seolah melambai-lambai ke langit? Bait Allah yang megah, yang sebenarnya mustahil diruntuhkan (karena bangunan ini sangat kokoh dan megah) akhirnya rata dengan tanah! Padahal (menurut pemahaman mereka), Bait Allah adalah simbol kehadiran Allah! Ternyata Allah tak sudi tinggal di kesempitan gedung kebanggaan manusia yang fana.

Apa yang kita banggakan? Kekuasaan, kedudukan, lengkap denganbudyguard kaki tangan yang kuat mau dengan seenaknya mengusai yang lain? Itu pun tak cukup kuat untuk dibanggakan. Karena bak isilah, “di atas langit, masih ada langit”. Silih berganti itu terjadi, dan selalu terjadi. Tak ada manusia yang benar-benar kuat untuk aman selamanya dengan kuasa, kedudukan, serta perlengkapan kekuatannya yang ada. Sehebat apa pun Hitler, pada saatnya juga runtuh tak berbekas sama sekali.

Apa yang kita banggakan? Harta, kekayaan, atau uang? Boleh saja manusia berbangga untuk sementara. Tapi bila saatnya tiba, seperti Yesus katakan: “akan terjadi gempa bumi di berbagai tempat, dan akan ada kelaparan” (Ay.8). Lalu apa artinya rumah mewah, tanah, mobil, harta kekayaan yang ada, bila gempa, petaka dimana-mana? Apa artinya simpanan di Bank jika tidak ada yang menjual makanan karena bencana melanda?

Apa yang kita banggakan? Apakah berkolosi dengan dunia, harus jadi penjilat demi mengamankan diri, atau harus jalan pintas dilakukan untuk mempertahankan hidup? Itu pun tak ada artinya, bila keganasan api neraka kebinasaan bila saatnya melanda. Yesus memperingatkan sebelum harinya tiba, bukan untuk menakut-nakuti saja! Tetapi supaya kita peka dan siaga! Tau mengambil sikap sehingga benar-benar siap untuk turut serta dalam kemuliaan-Nya!

Apa yang kita banggakan? Tak ada! Yang ada dan pasti sangat berguna, adalah keteguhan hati, iman dan percaya pada-Nya. Hidup yang selalu terjaga, tak rela terkontaminasi oleh kerakusan hidup kedagingan cara dunia! Hidup yang tak pernah rela melepaskan imannya, menggadaikan, apalagi menjual murah imannya demi sejumput kenikmatan sesaat, hingga berbelok dan tersesat! Tetaplah kuat. Tetaplah berpusat pada-Nya, pada petunjuk-petunjuk-Nya. Berjalan sesuai arah yang ditentukan-Nya. Jangan pernah melepaskan-Nya. Percayalah akan janji-Nya, bahwa Dia akan menyelamatkan setiap kita yang percaya pada-Nya. Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar