Renungan GKE

Jumat, 16 November 2018

BERJAGA-JAGALAH TERHADAP GADGET ANDA!


Lukas 21:34-38

“Berjaga-jaga” seperti yang dimaksudkan Yesus dalam Injil Lukas ini, tentu tidaklah seperti layaknya satpam yang selalu siaga dengan pentungan, siang dan malam mengawasi para maling atau penjahat yang sekiranya mengganggu lingkungan. Yang dijaga, bukanlah yang berada di luar diri kita. Tetapi diri kita sendiri! Menjaga diri sendiri yang rentan terhadap melakukan berbagai jenis kejahatan, lebih condong pada pesta pora, kemabukan, narkoba merajalela penakluk tua dan muda, yang telah merambat dari kota hingga ke pelosok desa (Ay.34).

Menjaga diri sendiri jauh lebih sulit dari sekedar menjaga maling atau penjahat sungguhan. Karena pada dasarnya hati manusia lebih condong pada kepentingan-kepentingan duniawi. Lebih percaya pada berita hoax ketimbang taat pada Firman Tuhan. Yang panik, gelisah, panas dingin, rasa tersiksa bila sekian jam saja gadget tak ada di tangan! Menjaga ke-diri-an kita yang lebih suka dan rela melekat-erat dengan gadget, yang telah menjadi semacam “tuhan”, yang tanpanya kehidupan seakan tak akan ceria, layu dan merana.

Lebih sulit lagi, karena menjaga diri sendiri berarti kita menjaga para maling, penjahat, yang dari sononya telah memanipulasi karunia dan berkat Allah, lebih suka yang serba instan, jalan pintas, jalan mudah tanpa banyak biaya. Lebih memilih berfoya-foya ketimbang berbagi dan perduli dengan sesama. Jadinya seperti orang mabuk lupa diri, seolah tak akan pernah mati. Terus mencari dan mencari. Cara apa pun mau dilakukan, entah memeras atau merampas, demi mempertahankan, menikmati dan demi kepuasan hidup. Nilai-nilai kejujuran, ketulusan, pengabdian, rela berbagi dan memberi, rasa takut akan Tuhan tiada tempat lagi dalam diri (Ay.35).

Yang kita jaga tentu saja para penjahat, yang melenggang seenaknya di hati, otak, mata, telinga, dan mulut kita, tak terdeteksi kamera monitor CCTV! Yang dari sononya terkontaminasi oleh dosa. Seperti Kain yang terganggu dan merasa tersaingi oleh kebaikan adiknya Habel. Maka penjahat itu pun merancangkan aksinya dibantu oleh temannya si otak. Demikian pun si mata, tak enak melihat keberhasilan tetangga, maka berembuklah mereka dengan temannya si otak, si hati, si telinga, dan meminta si lidah untuk bermain silat memperdaya musuh dengan fitnah untuk menjatuhkannya. Lalu bagaimana kita berjaga-jaga? Menjaga diri supaya memiliki rasa takut akan Tuhan, hidup dalam kebenaran? (Ay.36).

Pertama-tama: Berdoalah senantiasa memohon Roh Tuhan menguasai serta mengendalikan hati kita, memberikan hikmat untuk mendapat kekuatan, peka terhadap segala sesuatu yang dapat merusak iman, bijak dalam setiap keputusan dan tindakan. Kedua: Hargai, pergunakan waktu dengan tepat. Lakukan sesuatu yang berguna dan menjadi berkat. Seperti Yesus contohkan, pada siang hari Dia mengajar di Bait Allah, pada malam hari Dia pergi ke Bukit Zaitun untuk bersaat teduh, berdoa, dan beristirahat melepas penat. Ketiga: Dekatlah selalu dengan Tuhan. Ketika Yesus mengajar di Bait Allah, pagi-pagi benar mereka datang untuk mendengarkan Dia. Jagalah gadget Anda. Semakin dekat kita dengan Tuhan, semakin kecil kemungkinan kita menyimpang dari hidup dalam kebenaran (Ay.37-38). Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar