Renungan GKE

Jumat, 26 April 2019

BERKAT PASKAH BAGI UMAT PERCAYA




Yohanes 20:19-29

Pada tahun 1957, Letnan David Steeves berjalan keluar dari Pegunungan Sierra di Nevada, Kalifornia, setelah 54 hari pesawat jet pelatih Air Force-nya menghilang. Ia menceritakan kisah yang tak masuk akal tentang bagaimana ia bertahan hidup di belantara bersalju setelah terjun dengan parasut dari pesawatnya yang mati mesin.

Sebelum ia menunjukkan bahwa dirinya masih hidup, sebenarnya secara resmi ia dinyatakan telah mati. Saat penyelidikan selanjutnya gagal menemukan bangkai pesawat, Steeves dianggap berbohong dan ia dipaksa mengundurkan diri karena ceritanya diragukan. Lebih dari 20 tahun kemudian, kisahnya terbukti dengan ditemukannya bangkai pesawat oleh sebuah regu Pramuka.

“Kisah bertahan hidup” lain yang terjadi berabad-abad lalu juga masih kontroversial sampai saat ini. Seorang lelaki bernama Yesus Kristus yang berjalan keluar dari padang gurun Yudea membuat banyak pernyataan yang sulit dipercaya banyak orang. Lalu Dia dihukum mati dan dinyatakan mati. Namun, tiga hari kemudian Dia muncul dan menunjukkan bahwa diri-Nya hidup. Sejak itu muncul berbagai pandangan skeptis.

Tidak kurang bagi para murid, penyiksaan, pembunuhan, hingga akhirnya Yesus mati disalibkan, bagi mereka adalah pengalaman paling menyakitkan. Putus asa, ketakutan, was-was, rasa tidak aman, ketiadaan pengharapan mengisi hari-hari hidup mereka.

Tidak mudah untuk menerima begitu saja berita tentang kebangkitan. Yang ada adalah duka mendalam. Yang mereka lakukan kini hanyalah berkumpul bersama para murid lain untuk saling menguatkan. Itu pun diselingi rasa ketakuan. Tidak heran bila mereka berkumpul dengan pintu-pintu yang terunci, takut serta rasa was-was pada orang-orang Yahudi yang dapat mengancam keselamatan mereka.

Namun, di tengah suasana ketidakpastian, Yesus hadir di tengah-tengah mereka secara ajaib, menyapa para murid: “Damai sejahtera bagi kamu.” Hingga dua kali kalimat yang sama Yesus ucapkan kepada para murid tercatat dalam nas ini dalam rangka pemulihkan rasa putus asa mereka, memberikan penguatan supaya sungguh-sungguh berpengharapan. Kuasa kemenangan Paskah menginspirasi mereka untuk ke luar, menyaksikan Yesus yang bangkit dan menjadi berkat.

Lalu bagaimana dengan Tomas? Banyak orang nyinyir pada Tomas, karena dia sulit percaya akan berita kebangkitan Yesus sementara murid lain semua pada percaya. Tipe Tomas memang tipe manusia yang sulit percaya sebelum melihat bukti. Apakah bagi Yesus sikap Tomas ini dipersalahkan begitu saja? Tidak! Yesus juga menghargai sang realis. Justru untuk itulah Yesus hadir secara khusus. Khusus untuk Tomas sang realistis.

Saudara, iman yang sekedar asal percaya, itu juga berbahaya. Iman yang menjadi sebuah pilihan setelah dimantapkan oleh bukti, itu juga belumlah berarti sebuah dosa! Bukankan di dunia kekinian kita banyak juga orang dibodohi oleh berita hoax atau isyu-isyu menyesatkasn karena hanya didasarkan pada asal percaya saja? Tanpa berupaya memahami, mengkaji, meneliti terlebih dahulu kebenarannya?

Sikap Tomas, bukanlah 100% salah semata. Karena demikianlah sisi kehidupan ini. Terlebih ketika iptek seolah mendominasi di segenap kehidupan manusia. Haruskah kita memaksa semua orang percaya dengan iman saja? Salahkah bila mereka juga menuntut bukti untuk lebih meyakinkan? Yesus yang penuh kasih, tidak menolak Tomas, atau memarahi Tomas atas caranya untuk percaya. Yesus juga datang padanya dengan pembuktian hingga akhirnya Tomas pun percaya.

Apa yang Yesus lakukan kepada Tomas, semestinya membuka cakrawala baru bagi kita sebagai Gereja atau umat percaya secara kreatif menyaksikan Yesus yang bangkit dan menang atas kuasa kematian. Tidak melulu hanya memaksa dunia menerima begitu saja tentang Yesus yang menang tanpa dapat membuktikan. Sementara dunia menawarkan jalan keluar terhadap aneka persoalan dengan caranya untuk membuktikan.

Berita tentang Yesus yang bangkit dan berkemenangan, juga mengharuskan kita untuk secara kreatif sebagaimana Yesus lakukan kepada Tomas. Dunia yang kepadanya Injil diberitakan bukanlah dunia yang adem-ayem. Tetapi dunia yang galau, penuh curiga. Adalah naif bila memberitakan Yesus yang bangkit dan memaksa semua orang untuk menerima hanya dengan percaya saja sebagai satu-satunya cara, tanpa bisa membuktikan apa-apa bahwa Yesus sungguh bangkit bagi mereka. Yang benar adalah, Yesus juga mengasihi Tomas sang realis dengan pembuktian, hingga akhirnya Tomas bertelut “Ya Tuhanku dan Allahku!” Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar