Renungan GKE

Sabtu, 20 April 2019

KUASA KEMENANGAN PASKAH YANG MENGUBAHKAN


 Lukas 23:56b-24:12

“Pada hari pertama minggu itu…..” demikian kalimat pada ayat pembuka penuh makna. Itulah hari pertama menjadi era baru yang mengubahkan. Ibadah seremonial Sabat sarat beban, berganti pada titik sentral Yesus yang bangkit dan membebaskan! Sejak kebangkitan Kristus, itulah titik balik awal para murid yang takut mengasingkan diri tanpa harapan, sekarang menjadi para murid yang bersaksi bagi dunia untuk memberitakan kasih Tuhan yang memang. Menang atas maut dan kematian.

Tidak mudah memang mempercayai soal kebangkitan. Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh waktu panjang. Demikian pun yang terjadi dengan para murid. Berita yang disampaikan para perempuan selepas dari kubur yang kosong, bertemu Malaikat yang menjelaskan, para perempuan itu pun kembali dan menyampaikannya kepada murid lain. Pada awalnya para murid pun menganggap itu hanyalah berita omong kosong!

Ketika akhirnya Petrus sendiri menyaksikan kubur yang kosong, pun bertanya-tanya apa gerangan sesungguhnya yang terjadi. Seiring berjalannya waktu. Pelan tapi pasti, berita tentang kebangkitan semakin menguatkan para murid. Kehadiran Yesus berulang kali di berbagai moment menampakkan diri kepada para murid, hingga akhirnya berita kebangkitan menjadi sempurna. Menjadi darah daging mereka. Mengubah seluruh pola hidup mereka.

Bagi umat percaya, kebangkitan Kristus adalah pesta iman. Pesta kemenangan. Kuasa maut telah dikalahkan. Nasib umat percaya sekarang tidak hanya terhenti sebatas kuburan. Tetapi hidup kekal atas jaminan kebangkitan Yesus yang menang. Namun sebaliknya bagi kuasa setan adalah duka mendalam. Kematian dan kebangkitan Kristus menjadi momok yang sangat menakutkan. Karenanya tidak heran bila kuasa setan masih juga berkeliaran dengan bermacam cara sekiranya berita itu dianggap kebohongan.

Benar saja, enam abad kemudian setan dan antek-anteknya membuat semacam teori yang mengatakan bahwa Yesus itu tidak sungguh-sungguh mati, hanya pingsan saja. Demikian pun waktu disalib, Yesus tidak benar-benar disalib, tetapi diganti, diserupakan oleh Allah dengan yang lain, sementara Yesus sembunyi. Baru kemudian Yesus menampakan diri kepada para murid-murid-Nya. Demikian juga soal kebangkitan, para perempuan itu datang ke kubur mengoleskan minyak untuk menyembuhkan luka Yesus ketika pingsan di salib.

Sederhana saja bantahan saya. Jika Yesus itu diserupakan waktu di salib (karena dikatakan waktu itu Yesus sembunyi), lalu siapa yang dikubur pingsan dan dioleskan minyak luka-lukanya oleh para perempuan yang datang ke kubur itu? Kecuali setan! Lalu teori mana yang bisa menjelaskan selama lebih dari 24 jam disiksa, dicambuk bermata timah mematikan oleh para prajurit terlatih yang telah ribuan kepala melaksakan pembunuhan sadis setiap penyaliban, koq hanya pingsan?

Sedikit tambahan, teori mana yang bisa menjelaskan, bahwa posisi hukuman dipaku menggantung secara vertikal di kayu salib tidak mempercepat kematian akibat sesak nafas karena kekurangan oksigen dalam darah (aspiksiasi)? Demikian pun, tikaman tombak para prajurit hingga keluar darah bercampur air untuk memastikan kematian dianggap tidak mematikan?

Lalu bantahan saya yang paling mendalam. Andai saja Yesus itu (yang juga diakui sebagai nabi oleh berbagai kalangan), hanya disembunyikan ketika peristiwa penyaliban. Lalu bukankan Dia adalah nabi pendusata, manakala Dia memberitahukan Dirinya yang bangkit kepada para murid, padahal waktu itu dia sembunyi? Dan bukankah itu artinya bahwa Allah juga adalah pendusta kepada semua manusia, karena Allah sendiri yang menyerupakan Yesus dengan yang lain waktu di salib?

Dasar setan! Otak setan! Cara setan! Enyahlah setan! Karena kuasa kebangkitan Yesus yang menang tak dapat terbantahkan. Apalagi hanya bantahan murahan. Hai setan, hai maut di manakah sengatmu? Di manakah kemenanganmu? Maut telah ditelah dalam kemenangan. Maut telah dikalahkan oleh Yesus yang bangkit dari kematian! Karena itu wahai umat percaya “ berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Karena kamu tahu, bahwa jerih payahmu dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (I Kor.15:58). Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar