Rabu, 01 April 2015
BERHARGA KARENA MUTU
3 Yohanes 1:1-4
Nama Gayus yang tercatat dalam Alkitab ini barangkali kurang terlalu kita kenal. Tentu berbeda dengan nama Gayus di Indonesia yang sangat terkenal. Namun Gayus yang satu ini adalah seorang tokoh penting dalam jemaat sebagai contoh yang patut ditiru karena kebaikannya, bukan karena kejahatannya. Ibarat pepatah "Berharga karena mutu". Surat yang ditulis oleh "pemimpin jemaat" (Rasul Yohanes) ini berisi semacam pujian dan penghargaan kepada Gayus. Apa yang Gayus lakukan? Dalam 3 Yohanes 1:5 disebutkan: “Saudaraku yang kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing”.
Oh, luar biasa! Dia menyatakan tindakan menolong para utusan gerejawi. Gayus telah mengambil bagian dalam pekerjaan untuk kebenaran. Oh, sungguh terpuji! Tindakan semacam ini perlu dipertahankan. Terus dilakukan! Disamping itu sekaligus si penulis surat ini juga memperingatkan Gayus supaya berhati-hati terhadap seorang laki-laki bernama Diotrefes. Apa masalahnya? Berdasarkan kontek 3 Yohanes 1:11 dikatakan Yohanes: “Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah.”
Bila kita telusuri dengan Surat Surat 1 Yohanes dan 2 Yohanes, rupanya surat Yohanes yang ketiga ini memiliki permasalahan dan situasi yang sama yaitu terdapat pengajar-pengajar palsu yang mengajarkan ajaran yang bertentangan dengan kekristenan. Dengan demikian, surat ini memiliki maksud untuk memperingatkan , menguatkan Gayus dalam jalan yang baik, tidak menyimpang dari ajaran yang sehat, serta siap siaga menghadapi para pengajar sesat.
Oh, Gayus yang tulus…… yang banyak ambil bagian dalam pelayanan, bermurah hati menyambut para pelayan, berapa banyak yang kita jumpai di masa kini? Atau malah hanya banyak Gayus…Gayus…yang rakus? Oh, Gayus yang bernyali yang penuh peduli….yang faham betul makna dan arti tujuan hidup tertinggi, masihkah dapat kita jumpai di era sekarang ini dimana orang semakin mengarah kepada diri sendiri? Atau hanya Gayus…Gayus…bergengsi tinggi, menghalalkan segala cara dan yang hanya minta dihargai?
Gayus yang satu ini memang tidak terlalu kita kenal. Dan kurang terkenal (mungkin karena ia sendiri tak mau dikenal). Tapi istimewanya tanpa ia sadari, justru ia adalah sosok yang di kenal. Bukan oleh manusia tentu saja, tetapi dikenal oleh Tuhan sang pengenal, si penguji hati hingga dasar hati manusia! Gayus yang satu ini memang tidak terkenal di mata manusia, tetapi di mata Tuhan ia terkenal. Berbeda dengan kebanyakan manusia masa kini dengan seribu satu macam intrik busuk untuk jadi terkenal. Terkenal di mata manusia (terkenal karena kejahatannya?). Tapi sayangnya, Tuhan tidak mengenal. Kenapa Tuhan jadi sampai tidak kenal mereka? Ya, apalagi jika bukan karena sikap, cara hidup, mutu keimanan yang tidak memenuhi standar kebenaran!
Oh, saudara….. menjadi orang terkenal itu wajar! Tetapi bila akhirnya menjadi terkenal karena perbuatan kejahatan? Bila untuk meraihnya hanya dengan cara-cara yang sangar, atau layakanya pemain sandiwara penuh kepalsuan? Lalu akhirnya Tuhan murka tidak mau kenal atas semua perbuatan dan tindakan? Apalah artinya ingin menjadi orang terkenal tapi Tuhan tidak mau kenal? Anda dan saya bagaimana? Jika ingin dikenal oleh Tuhan semestinya sikap Gayus seperti dalam nas ini perlu kita kerjakan ulang! Masihkah ada kerinduan itu pada setiap kita?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar