Renungan GKE

Kamis, 02 April 2015

MEMAHAMI PENYERTAAN ALLAH DALAM KEHIDUPAN KITA


Kejadian 45:1-15

Mengampuni orang yang pernah menyakiti memang tidaklah mudah. Yang sering terjadi dalam kehidupan manusia adalah dendam dan berusaha membalas segala tidakan yang pernah orang lain lakukan dimana ada kesempatan. Namun ada sesuatu yang berbeda dalam kisah Yusuf. Yang terjadi justru peristiwa yang sangat mengharukan. Ya,Yusuf menangis dan memeluk saudara-saudaranya. Yusuf meyakinkan saudara-saudaranya, "Janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu" (ay. 5).

Kenapa hal demikian dapat ia lakukan? Inilah jawabannya! Yusuf dapat melihat peristiwa masa lalu sebagai campur tangan Allah! Karena itu ia tidak marah atau dendam atas perbuatan jahat saudara-saudaranya itu di masa yang lalu. Ia tidak terfokus pada peristiwa pahit yang pernah dialaminya, tetapi melihat sesutu yang lain, sesuatu yang indah yang dikerjakan Allah. Allah mengubah segala keadaan perjalanan hidup yang pahit, menjadi rancangan damai sejahtera. Allah memakai Yusuf untuk memelihara kelangsungan hidup garis keturunan Kristus. Dengan demikian, Yusuf adalah nenek moyang rohani Kristus, kedudukan yang lebih penting daripada nenek moyang jasmaniah (lih. Rom 4:12-16). Peristiwa itu tidak terjadi dalam satu hari, tetapi memakan waktu bertahun-tahun. Itulah proses yang Allah lakukan bagi umat percaya. Suatu proses melalui tempaan mafan pergumulan hingga menuju kematangan.

Saudara, kisah Yusuf ini merupakan suatu penghiburan yang besar tatkala kita merasa sangat menderita. Kita diajak untuk belajar dari satu perkara penting, bahwa dibalik itu semua rencana Allah sungguh indah. Melalui kebenaran firman Tuhan ini menyiratkan satu pemahaman yang mendalam, seperti yang diungkapkan oleh Yusuf sendiri bahwa Allah mengutusnya untuk mendahului mereka. Untuk mempersiapkan segala sesuatunya dalam rangka kesejahteraan dan masa depan yang baik, seiring kehendak Allah yang begitu baik (ay. 17-19). Jika Allah memberi Anda suatu permulaan yang sulit janganlah terfokus pada masalah, tetapi bersandar dan mintalah kekuatan dari-Nya untuk dapat melewati hal itu.

Dalam kehidupan sebagai orang beriman, mungkin kita seringkali mengalami peristiwa-peristiwa yang menyakitkan. Dikhianati, difitnah, dijatuhkan, dan aneka bentuk peristiwa menyakitkan lainnya. Dalam proses itu, jika kita tetap setia dalam keyakinan iman dan percaya bahwa Allah menyertai kita, maka hidup kita pun akan berakhir dengan kemenangan dan sukacita. Berhentilah untuk menyesali diri atas peristiwa yang mungkin sedang kita alami kini. Berhentilah memelihara dendam berkepanjangan yang sebenarnya hanya menambah susah. Berhentilah dari hanya terfokus terhadap masalah pahit yang menjepit. Tapi percayalah bahwa Allah juga mengasihi kita, walau apa yang Allah lakukan terkadang tampaknya mustahil untuk dimengerti (bdk.Mzm. 105). Kita harus memusatkan pikiran kepada Allah, bukan kepada masalah. Kita harus berkonsentrasi pada apa yang sedang dan akan Ia lakukan, yaitu rancangan berkat dan damai sejahtera kita. AMIN! *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar