Renungan GKE

Rabu, 01 April 2015

MENGAPA ADA PENDERITAAN?


Ayub 38:12-18

“Penderitaan”..... Oh, suatu kata yang sebenanrnya membuat rata-rata telingat kita jadi alergi dibuatnya! “Penderitaan”..... Oh, membuat kita jadi tak nyaman. Kalau boleh, amit-amit jangan sampai mampir di kehidupan kita. Sebab, bukankah yang dicari manusia pada umumnya adalah kebahagiaan? Tapi apa daya saudara, bahwa penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang tidak dapat dielakkan. Pasti dialami oleh siapa saja.

Terhadap penderitaan (kalau kita mau jujur), seringkali timbul pertanyaan dalam benak kita: “Mengapa Tuhan mengijinkan penderitaan terjadi dalam hidup kita? Mengapa Tuhan sepertinya membiarkan anak-anakNya mengalami penderitaan, padahal kita sedang berusaha menjalani hidup sesuai kehendakNya?” Saat situasi dan persoalan kita menjadi berat serta segala sesuatu menjadi beban yang berat, banyak orang akan bertanya dimanakah Tuhan itu? Jika Dia ada mengapa doa-doa tidak dijawab, mengapa Dia ijinkan persoalan ini terjadi dan menjadi begitu berat? Banyak yang akhirnya menyerah, menyalahkan Tuhan dan menjadi pahit dengan kehidupan.

Oh, saudara....., semakin panjang daftar pertanyaan yang dapat dibuat, tentu semakin banyak pula yang tak mampu kita jawab! Secara khusus, Anda mungkin bertanya-tanya mengapa Tuhan membiarkan anda untuk menderita. Anda adalah orang yang baik. Anda mungkin tidak sempurna, tapi Anda tentu tidak jahat. Jadi Anda mungkin bertanya pada sendiri, “Apakah saya dihukum? Apakah Tuhan membiarkan saya sengsara karena alasan tertentu? Mengapa ini terjadi kepada saya? Dan apa yang telah saya lakukan sehingga layak menerima ini?” Saudara, pertanyaan-pertanyaan semacam ini biasanya terus terulang oleh kebanyakan kita setiap kali mengalami pergumulan yang sama.Tetapi, maaf... hanya sedikit dari kita yang berusaha menemukan jawabannya secara positif, apa sebenarnya di balik penderitaan pahit yang kita rasa.

Saudara, kenapa ada penderitaan? Tahukah saudara artinya? Nah, ini saudara! Bila perjalanan hidup kita mulus tanpa ada 'kerikil-kerikil tajam', maka kita akan memilih hidup tidak bergantung kepada Tuhan. Kita akan merasa mampu dengan kepintaran dan kekuatan sendiri. Itulah sebabnya Tuhan terlebih dahulu memproses Ayub melewati ' padang gurun' sebelum ia mencapai tujuan mulia seperti yang Tuhan harapkan. Tuhan ingin menjadi 'oasis' bagi Ayub saat berada di gersangnya badai kehidupan. Jadi jangan mengeluh dan menyalahkan Tuhan saat berada dalam masalah.

Ayub mengalami hal serupa, dia bertanya kepada Tuhan setelah penderitaan yang begitu hebat mendera: anak-anak dan para pelayannya mati, ternak-ternaknya habis, kemudian isteri dan teman-temannya pun meninggalkan dia justru saat ia sangat membutuhkan mereka. Keluh Ayub, “Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan?” (Ayub 3:11), padahal Ayub adalah seorang yang “...saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.” (bdk. Ayub 1:1).

Dalam situasi seperti itu, mungkin kita pun banyak mengajukan pertanyaan dalam kepedihan. Mengapa terkadang Allah membiarkan kita selaku umat-Nya terluka dan menderita seolah tiada akhir? Mengapa Allah seolah membiarkan umat-Nya menderita teramat berat dan penuh tetesan air mata? Atau, mengapa Tuhan membiarkan orang-orang terkasih kita sakit atau mendapatkan kecelakaan yang tragis? Mengapa Tuhan membiarkan orang-orang yang kita cintai dan sayangi harus cepat pergi? Mengapa Tuhan membiarkan orang miskin atau menjadi tunawisma? Mengapa Tuhan membiarkan kejahatan, atau bencana terjadi?

Kenapa ada penderitaan? Karena pada saat itu Tuhan sedang merenda hidup kita, atau menenun hidup kita agar menjadi indah. Pernahkah anda memperhatikan suatu tenunan? biasanya dibagian bawahnya terlihat semrawut dan rusak tidak beraturan. Terlihat seperti itu jika kita melihatnya dari bawah. Namun jika dilihat dari atas atau dari sisi sang pencipta kita, TUHAN Yang Maha Kuasa, apa yang terlihat tidak beraturan dibawah akan terlihat sangat indah dari atas. Saudara, tentu bukan tanpa tujuan jika Tuhan mengijinkan itu terjadi. Tuhan tidak bertujuan membuat kita semakin terpuruk, putus asa atau untuk menghukum kita; Dia memiliki tujuan yang jauh lebih tinggi dari pada itu, selalu ada rencanaNya yang indah di balik penderitaan yang kita alami! Inilah kesempatan bagi kita melihat perbuatan-perbuatan ajaibNya dinyatakan atas kita.

Alkitab dengan sangat jelas membentangkan, bahwa penderitaan bagi orang Kristen dapat diartikan sebagai peningkatan iman kita dan untuk membentuk karakter kita (bdk. Ibr. 12:11). Sebenarnya pada saat kita mengalami penderitaan, pasti ada maksud baik Allah. Masalah dan penderitaan yang kita alami adalah proses untuk suatu rencana yang indah dari Tuhan. Bagaimana kita bisa tahu rencana Tuhan itu indah? Nah, di sinilah titik persoalannya. Kita harus percaya kepada Dia dan apa yang di katakanNya. Bahwa Allah itu dahsyat! Bahwa Allah itu luar biasa! Dialah pencipta Allam semesta, bahkan sebelum kita ada! (ay.18).

Janganlah mengukur kemampuan Allah dengan kemampuan kita! Kita ini tiada artinya di hadapan Allah. Percayalah bahwa sebenarnya Allah tidak meninggalkan kita. Allah turut campur tangan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita: "Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Rm. 8:28). Dengan demikian, kita akan tetap kuat saat melewati setiap persoalan. Dalam Tuhan ada harapan dan jawaban serta jalan keluar untuk masalah kita. Yang anda perlukan hanyalah percaya kepada Dia dan mengandalkan Dia. AMIN!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar