Rabu, 01 April 2015
JAWABAN ATAS PENDERITAAN
Ayub 39:16-28
Tentu tidak sembarangan jika Allah menghujani Ayub dengan pertanyaan-pertanyaan penting, menggunakan ilustrasi tentang kuda dan burung unta pada bagian ayat dalam nas ini. Tentu saja Allah bermaksud untuk melukiskan rahasia kemahakuasaan-Nya dalam rangka mengatur dunia dalam segala kerumitannya yang jauh melampaui jangkauan pemahaman kita sebagai manusia, termasuk masalah yang berkaitan dengan penderitaan manusia. Melalui ilustrasi ini sebenarnya Allah membuat semacam karikatur tentang diri Ayub sendiri, manakala ia mempertanyakan kredibilitas Allah.
Apa yang mau Allah katakan bila Ia menggunakan ilustrasi tentang burung unta kepada Ayub? Nah ini saudara! Burung unta atau nama ilmiahnya Struthio camelus merupakan burung terbesar yang masih hidup. Burung unta memang nda bisa terbang, tapi kakinya yang kuat dan panjang, bisa berlari dengan kencang hingga mencapai kecepatan 65 km/jam! Selain untuk berlari, kaki burung unta yang kuat itu, juga berfungsi sebagai senjata untuk membela diri. Kalau ditendang olehnya, kita bisa mengalami patah tulang. Maklum, badannya yang besar juga mampu menghasilkan tenaga yang besar. Di setiap kakinya pun terdapat cakar yang tajam dan panjang. Wah, hati-hati ya, sama mereka.
Selain jago lari, burung unta, juga punya keistimewaan lainnya. Apa saja itu? Burung unta terkenal karena menyembunyikan kepala mereka di dalam tanah saat berhadapan dengan bahaya. Burung unta merendahkan kepala dan leher mereka ke tanah untuk melindungkan diri bila predator mendekat. Apabila terancam, burung unta mampu membuat predatornya luka parah dengan tendangan dari kaki mereka yang kuat itu. Burung unta juga memiliki mata yang besar dan penglihatan yang baik. Matanya dilindungi membran, untuk menangkal debu dan pasir. Oh.....luar biasa....!
Tapi tunggu dulu saudara, karena di sisi lain ada juga yang mengatakan bahwa burung unta adalah burung yang bodoh. Oh, ya.....?! Apa alasannya? Nah, ini! Konon, jika si Burung Unta dikejar oleh para pemburu di tengah hutan, burung unta akan berlari sekencang-kencangnya untuk menghindar. Ketika menemukan semak, ia akan menyembunyikan kepalanya ke dalam semak sambil menutup mata rapat-rapat dengan harapan si Pemburu tak dapat menemukannya. Tentu saja, para pemburu dengan mudah akan menemukan dan menangkap burung unta karena tubuhnya yang besar tidak ikut tersembunyi di balik semak-semak. Ckckckckcck.....!!
Saudara, tentu tidak secara kebetulan bilaTuhan menciptakan burung unta. Allah ingin memperlihatkan kepada Ayub apa yang mestinya dilakukan ketika menghadapi pergumulan. Ya, bagaimana seharusnya meresponi persoalan dalam hidup. Jika kita mencoba lari dari persoalan hidup yang kita alami dan mencoba menutup mata bersikap seolah tidak melihat adanya masalah, kita sama bodohnya dengan si Burung Unta. Apa yang yang hendak Allah katakan tentang burung unta di sini kepada Ayub? Nah...nah...nah...!
Melalui ilustrasi burung unta ini Allah mengajarkan kita bagaimana seharusnya kita bersikap ketika sedang mengalami penderitaan. Bila burung unta yang bodoh pun masih memiliki karakter yang sedemikian unik untuk bertahan, bukankah Allah jauh lebih baik lagi memberikan hikmat-Nya kepada orang percaya apa yang mesti mereka lakukan ketika menghadapi pergumulan? Karenanya, sikap tabah dan tidak menyalahkan Tuhan itulah kuncinya. Allah adalah Pencipta dan kita hanyalah ciptaanNya, Allah tak terbatas sedangkan kita sangat sangat terbatas. Ini penting! Karena sebagai manusia ketika menghadapi penderitaan, tidak jarang kita menyangsikan Allah, mempertanyakan maksud Allah, kenapa saya harus menderita? Kenapa Allah sepertinya tidak menolong saya? Apakah Allah memang ada? Dst...dst...dst...!
Masalah ada untuk dihadapi. Jadi, mengapa harus takut menghadapi sebuah masalah kalau justru masalah itu akan membuat kita menjadi seseorang yang lebih baik? Hanya saja, bersikaplah cerdas, jangan sampai masalah yang kecil justru menimbulkan masalah yang lebih besar lagi. Lari dan menutup mata dari masalah, sama saja seperti burung unta yang menyerahkan nyawanya pada si pemburu. Di sini seolah-olah Allah mau mengatakan, “Ayub, lihatlah, betapa bodohnya burung-burung unta itu!”
Lalu tentang kuda? Kuda adalah lambang kekuatan (Mazm 33:17; 147:10); tangkas (Yes 30:16; Yer 4:13; Hab 1:8); lambang keberanian (Ayub 39:23,25; Mzm 33:17; 147:10). Karenanya untuk urusan medan pertempuran, maka kuda adalah pilihannya. Betapa tidak, karena kuda memiliki kekuatan dalam berlari mengejar musuh serta memiliki bentuk yang bagus. Ya, kaki kuda diciptakan tidak hanya untuk dapat membawa beban berat tetapi juga untuk berlari cepat. Tidak seperti binatang-binatang lainnya, kuda tidak memiliki tulang selangka, suatu ciri yang memungkinkan mereka melangkah lebih lebar. Selain itu, terdapat mekanisme pada tulang dan otot kaki mereka yang menurunkan jumlah tenaga yang dikeluarkan ketika mereka berlari semakin cepat dan meningkatkan kemampuan bergerak. Oh, luar biasa.....!
Disamping itu, ada sifat menarik dari kuda. Kuda tidur berdiri! Tahukah saudara bagaimana mereka berusaha agar tidak terjatuh? Karena tulang kaki mereka memiliki kemampuan untuk “mengunci” selama tidur. Berkat kemampuan yang telah Allah berikan pada kuda ini, mereka dapat tidur berdiri dan juga membawa beban berat. Sementara itu, kepala manusia terkulai jika ia tertidur di atas kursi. Oh.... betapa menakjubkan! Oh, ya, ada yang tidak kalah unik dari seekor kuda. Tuhan juga telah memberikan kemampuan penting lainnya pada bulu-bulu kuda. Bulu kuda menjadi semacam thermostat, alat yang digunakan untuk mengatur suhu tubuh, bagi mereka. Tubuh mereka harus terjaga pada suhu 38 derajat Celcius .
Untuk memelihara suhu ini, bulu kuda menjadi lebih panjang di musim dingin. Di musim panas, kuda merontokkan bulu-bulunya, dengan begitu suhu tubuh mereka tetap terjaga. Oh..... betapa luar biasa Allah sang penciptanya..... Namun untuk menjadikan kuda yang jinak dan tangkas tentu memerlukan semacam keahlian khusus. Karena itu, Alkitab sendiri mengatakan: "Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau." (Mazmur 32:9).
Demikian pun, tidak ada penderitaan orang percaya yang lepas dari kendali Allah, diizinkan demi maksud-Nya yang bijaksana, walau sering tidak dapat difahami oleh kita seluruhnya selaku manusia yang terbatas. Ketika kita berserah kepada Tuhan dengan sepenuh hati, berarti kita berserah penuh secara tulus untuk dikendalikan oleh Allah. Allah ingin Ayub mengerti bahwa kegiatan Allah di alam semesta ini, termasuk soal mengatasi penderitaan orang benar tidak ada yang diluar kendali Allah. Jika Allah sedemikian dapat menciptakan serta memberikan keistimewaan kepada kuda, bukankah Allah terlebih lagi memberikan keistimewaan yang jauh lebih dahsyat lagi kepada orang percaya?
Sebagai orang beriman, ketika menghadapi pergumulan kehidupan mestinya bukan dengan bersungut-sungut atau kebimbangan! Bila kita sedang mengalami penderitaan, kita harus tetap berharap kepada Allah. Kita harus selalu tetap yakin bahwa Allah itu adil dan berniat baik walaupun apa yang kita alami belum bisa kita pahami secara jelas. Dia akan menyatakan diri-Nya dan rencana-Nya menurut cara dan waktu-Nya sendiri untuk bertindak menolong kita. AMIN!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar