Renungan GKE

Selasa, 26 November 2013

AMPUNILAH MAKA KAMUPUN AKAN DIAMPUNI


Kejadian 50:15-21

Jika bukan karena pemeliharaan Allah tentu tidak akan pernah terjadi kisah yang berakhir dengan manis antara Yusuf dan saudara-saudaranya. Bayangkan saja, ayah mereka Yakub kini telah tiada. Wajar bila saudara-saudaranya memiliki rasa takut kepada Yusuf atas perlakuan mereka kepadanya dimasa lalu. Ketakutan yang wajar dialami semua manusia pada umumnya bila pernah melakukan kesalahan. Ketakukan bila mendapat balasan dari orang yang pernah disakiti (ay.15). Apalagi saudara-saudaranya sekarang berada pada posisi yang tidak berdaya, sedang di sisi lain Yusuf adalah seorang penguasa. Sebenarnya dapat saja Yusuf berbuat apa saja kepada saudara-saudaranya. Membalas segala perlakuan yang pernah dialaminya. Tapi itu tidak dilakukannya. Sebagai manusia biasa, tentu ini sulit dilakukan. Hanya karena penyertaan Allah saja yang sanggup memberikan kemampuan untuk melakukannya.

Saudara, kesalahan yang pernah dilakukan tentu selalu menghantui kehidupan. Menghantui setiap pikiran dan tidakan. Tidak jarang pula akan berpengaruh pada setiap cara hidup sehari-hari. Lihat saja apa yang dilakukan oleh saudara-saudara Yusuf. Mereka lalu berpikiran negatif, mereka-reka yang negatif terhadap Yusuf, bahkan juga menyusun stategi yang terkesan agak licik, mengatasnamakan pesan ayah mereka Yakub, supaya Yusuf tidak membalas dendam kepada mereka. Padahal hal itu sebenarnya tidak terdapat pada pribadi Yusuf (ay.16-17)


Di sisi lain, kita melihat figur Yusuf yang luar biasa. Ia mengampuni saudara-saudaranya. Itu tidak mudah dilakukan oleh manusia biasa yang penuh dengan hawa nafsu kedagingan. Kecuali oleh pimpinan kuasa Allah. Ya, hanya kuasa tuntunan dan pemeliharaan Allah saja yang memampukannya untuk melakukian hal sulit yang satu ini. Allah saja yang memberikannya kesanggupan untuk memiliki hati yang iklas untuk mengampuni dengan tulus (ay.19-21).

Dalam hidup ini kita perlu menyelesaikan persoalan rasa bersalah atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Bertobatlah dan mohon pengampunan dan penyucian dari Tuhan sehingga hal itu tidak selalu menghantui hidup kita. Sebelum kita membereskan rasa bersalah, baik kepada sesama dan kepada Tuhan,maka sepanjang itu pula hidup kita tidak tenang. Diliputi rasa curiga. Kuatir yang berujung pada tindakan-tindakan yang kurang terpuji dalam menyelesaikan segala persoalan hidup. Sikap putus asa pasti akan selalu melanda hidup kita.

Bila kita pernah disakiti, dikecewakan, tiada yang lebih baik kita lakukan selain mengampuni dan memaafkan. Walau itu sulit memang. Tapi bila kita meminta tuntunan Tuhan, maka kita dikuatkan untuk dapat melakukannya. Perasaan dendam dan benci sebenarnya bukan malah menambah baik keadaan. Keadaan seperti itu sebenarnya tanpa sadar kitasedang menyiksa diri dan tidak jarang akan melahirkan tindakan-tindakan dosa lainnya yang juga merugikan diri sendiri. Namun kesabaran adalah kuasa yg sangat erat hubungannya dgn iman. Keduanya bekerja sama utk mengusahakan agar janji Tuhan digenapi dlm hidup kita. Berdayakanlah Kesabaran dalam hidup kita. Milikilah keikhlasan, karena hanya dengan demikian kita mampu mengampuni dan memaafkan. Sikap yang demikian tentu akan diberkati oleh Allah. Karena itu, ampunilah sesama, maka Allah juga pasti akan mengampuni kita (bdk. Ibr.10:35-36). AMIN!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar