Renungan GKE

Selasa, 26 November 2013

MAKNA DAN HAKIKAT MEZBAH PEMBAKARAN UKUPAN



Keluaran 30:1-10

Mezbah pembakaran ukupan adalah salah satu tempat suci yang berhubungan dengan soal persembahan dalam Perjanjian Lama. Sedangkan ukupan ialah satu daripada empat benda yang dianggap Maha Kudus bagi Tuhan (Keluaran 30:36; Imamat 2:3 dalam The Companion Bible). “Ukupan” ialah getah harum atau bahan lain yang menghasilkan bau wangi-wangian bila dibakar dan digunakan khususnya dalam upacara keagamaan; wangi-wangian atau asap yang timbul daripadanya. Pembakaran ukupan ini melambangkan penyembahan dan doa yang terus-menerus dari umat Allah (ayat Kel 30:8; Mazm 141:1-10; Luk 1:10; Wahy 8:3-4). Membakar, ukupan untuk; wangi-wangian dengan ukupan” (The Living Webster’s Encyclopaedic Dictionary, 1977).

Allah sendiri yang menetapkan bentuk, bahan, dan tempat di mana ia diletakkan serta cara pelaksanaannya. Mengenai tempat ia ditaruhkan, Allah sendiri menegaskan: “Haruslah kautaruh tempat pembakaran itu di depan tabir penutup tabut hukum, di depan tutup pendamaian yang di atas loh hukum, di mana Aku akan bertemu dengan engkau.” (ay.6). Tabir itu adalah untuk memisahkan Tempat Kudus daripada Tempat Maha Kudus (lihat Keluaran 26:33). Ia berperanan sebagai satu rintangan kepada jemaah Israel. Pada waktu ini, Pendamaian hanya boleh dibuat sekali setahun. Pada saat Kristus mati tabir itu terbelah dua (bdk.Markus 15:38; Ibrani 6:19-20; 10:19-22). Sejak itu kita boleh menemui Tuhan dalam Tempat Maha Kudus, ertinya kita boleh berdoa terus kepada Tuhan dalam nama AnakNya, Yesus Kristus.

Mezbah ini terbuat dari kayu penaga yang disalut dengan emas. Dibuat dari kayu penaga berbentuk 4 persegi dan berukuran: panjang : 5 hasta, lebar : 5 hasta, tinggi : 3 hasta. Ada 4 buah TANDUK pada keempat sudutnya dan semuanya disalut dengan tembaga. Mezbah tersebut harus dibuat berongga. Ditengah-tengah mezbah terdapat KISI-KISI, yakni jala-jala tembaga dengan 4 buah gelang tembaga pada keempat ujungnya, dan kedudukannya adalah ½ tinggi dari mezbah itu. Dua buah KAYU PENGUSUNG terbuat dari kayu penaga yang disalut dengan tembaga dan dimasukkan dalam gelang-gelang yang terdapat pada kedua rusuk mezbah tersebut waktu diangkat. KAYU PENAGA yang berwarna kehitam-hitaman dan keras itu menunjuk pada keadaan dosa yang ada pada manusia yang harus dijatuhi hukuman atau pembalasan Allah. Allah membenci dosa, tetapi mengasihi orang berdosa, karena DIALAH ALLAH YANG ADIL/BENAR. Sedangkan "Emas" (Ibrani: "ZÂHÂV") adalah simbol cahaya ilahi atau cahaya surgawi, kemuliaan Allah.

Menyinggung masalah persembahan ukupan, Daud juga pernah mengungkapkannya dengan indah dalam bentuk syair: “Ya TUHAN, aku berseru kepada-Mu, datanglah segera kepadaku, berilah telinga kepada suaraku, waktu aku berseru kepada-Mu! Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.” (Mzm. 141:1-2). Jadi dapat kita pahami bahwa ukupan ialah bahan jasmaniah yang harus dibakar atau dikenakan api/kepanasan kepadanya untuk menghasilkan bau. Secara rohaniah doa-doa kita disamakan seperti ukupan.

Menurut W.R.F. Browning dalam buku “A Dictionary of the Bible”, mezbah dalam Perjanjian Lama adalah tempat pengorbanan yang didekatnya hewan-hewan disembelih dan di atasnya persembahan gandum, anggur dan kemenyan dibakar serta dipersembahkan di alam terbuka. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa mezbah adalah tempat untuk mempersembahkan. Istilah mezbah keluarga berarti tempat atau saat di mana seseorang bertemu dengan Tuhan saat menyembah dan bersekutu dengan-Nya. Oleh sebab itu, keluarga-keluarga perlu menata kehidupan rohaninya dengan menjalin hubungan khusus dengan Allah Tritunggal, salah satu caranya adalah melalui mezbah keluarga.

Layaknya bernafas, kitapun harus memiliki keinginan yang dalam untuk bersekutu dengan Tuhan. Tidak semestinya kita menundanya hanya untuk saat-saat krisis atau sewaktu menghadapi tantangan besar. Kita tidak bisa hanya mengandalkan berdoa dalam ibadah di hari Minggu saja. Kita memerlukan satu mezbah keluarga di mana kita dapat memuji Tuhan dan bersekutu bersama serta mendoakan hal-hal yang spesifik di tengah keluarga kita. Sebuah kegiatan yang menyenangkan hati Tuhan tentu saja. AMIN!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar