Renungan GKE

Selasa, 26 November 2013

MERINDUKAN HARI PERHENTIAN ALLAH



 
Ibrani 4:1-13

Dalam kitab Ibrani, kita didorong untuk mengarahkan pandangan ke atas melalui berbagai ujian yang kita alami, dan dengan penuh keberanian menghampiri takhta itu oleh karena iman. Melalui doa yang rendah hati, kita akan menerima rahmat untuk mengatasi segala kegagalan kita, dan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya.

Firman Tuhan secara jelas mengajarkan bahwa hidup kita tidak akan berbuah bila kita tidak mempraktekkan apa yang kita percayai. Mungkin kita sudah banyak membaca Alkitab, berdoa dan pergi ke gereja, namun bila kita kekurangan unsur dasarnya, yakni iman, kita tidak akan merasakan pertumbuhan rohani yang berarti. Saat kita mempraktekkan kepercayaan kita di dalam Tuhan, kita akan melihat perbedaan yang Dia perbuat dalam hidup kita. Dan kita akan mengalami perubahan "kimiawi" rohani.

Sayangnya, banyak orang menolak untuk percaya pada Injil dan tetap hidup sebagai “buronan” rohani. Bahkan kadang kala orang-orang yang telah percaya kepada Kristus tetap tinggal pada level rohani yang sama. Akibat kelalaian atau ketidakrelaan, mereka tidak memperoleh janji-janji dari firman Allah. Mereka tidak mengalami sukacita dan jaminan yang menyertai anugerah keselamatan. Mereka tidak mendapatkan kenyamanan dan kedamaian dari hubungan mereka dengan Allah. Padahal semua itu Dia sediakan bagi anak-anak-Nya. Mereka adalah sasaran kasih, perhatian, dan pemeliharaan Allah, tetapi mereka hidup seperti yatim piatu.

Jika Anda mencampur hidrogen dan oksigen yang keduanya merupakan komponen air, tak akan ada reaksi apa-apa dan tidak pula didapati air. Namun bila Anda menambahkan sedikit platina ke dalamnya, campuran itu akan berubah sangat cepat. Perubahan kimiawi terjadi. Atom hidrogen dan oksigen itu menyatu dan membentuk sebuah molekul baru yang disebut H2O. Demikian pun iman harus selalu ada di hati kita jika kita ingin mengalami kemajuan dalam hubungan kita dengan Tuhan. Kita harus bergantung sepenuhnya pada hikmat dan integritas dari Firman Allah yang tertulis dan yakin bahwa Dia dapat dan akan memenuhi janji-Nya.

Menurut seorang jurnalis, Malcolm Muggeridge, Alkitab adalah "buku yang dapat membaca saya." Penulis kitab Ibrani berkata, "Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita" (ay.12). Saat membaca Alkitab, sebenarnya Allah sendiri yang berbicara secara pribadi kepada kita dengan penuh kuasa tentang pertanyaan-pertanyaan besar yang sangat berarti dalam kehidupan.

Apakah Anda sungguh-sungguh merindukan hari perhentian Allah kelak? Apakah ujian dan cobaan hidup membuat Anda ragu? Apakah pencobaan menyatakan bahwa tidak ada jalan keluar bagi Anda? Tabahlah, dan tetaplah memandang ke atas kepada Allah yang penuh kasih. Kristus telah memperdamaikan manusia dengan Allah, dengan mati menggantikan kita. Dia membayar hukuman dosa di kayu salib. Siapa saja yang menerima pengurbanan-Nya akan diampuni oleh Allah yang kudus, sumber segala kasih karunia. Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar