Renungan GKE

Selasa, 26 November 2013

SEMAKIN TUA SEMAKIN BIJAKSANA



Mazmur 71:1-24

Isi doa dalam mazmur ini adalah doa yang langka. Mungkin jarang terpikirkan oleh kebanyakan orang. Yang sering menyita perhatian kita di dalam doa tentu saja untuk hal-hal berikut ini, diberikan kesehatan, kemurahan rejeki, mendapat jodoh yang baik, pekerjaan yang sesuai harapan, anak-anak yang menyenangkan. Ya, kurang lebihnya demikian. Jarang ada orang yang memikirkan doanya secara serius seperti Pemazmur ini, meminta perlindungan kepada Tuhan pada masa tua. Padahal ini juga teramat penting! Saudara, kenapa ini kita anggap penting? Lalu kenapa hal ini kita anggap penting? Ada apa dengan masa tua?

Phillip Yancey pernah menulis suatu buku tentang usia tua, didalamnya dibicarakan hasil riset dan wawancara terhadap orang-orang tua yang diadakannya. Yang menarik adalah orang-orang yang sudah lanjut usia itu mengatakan bahwa mereka tidak pernah merasa diri tua, dalam pengertian mereka tidak merasakan dirinya yang di dalam itu menjadi tua. Dirinya itu tetap sama, tapi waktu mereka melihat cermin mereka menyadari bahwa secara fisik mereka berubah jadi tua. Tapi diri yang di dalam mereka katakan tetap sama dengan yang dulu. Ini menarik! Walau sebenarnya, semakin bertambah usia seseorang tentu mengalami banyak perubahan dari usia yang sebelumnya. Entah itu secara fisik, cara berpikir ataupun kebiasaan sehari-hari.

Pertama, keterbatasan fisik adalah sesuatu yang tidak bisa kita cegah dan harus kita terima, mau tidak mau harus kita hadapi. Hanya ada dua pilihan, menghadapinya dengan penuh penerimaan atau menghadapinya dengan berkelahi. Syarat yang paling penting adalah penerimaan. Kalau kita tidak bisa menerimanya, kita akan berkelahi terus dengan fakta-fakta itu sehingga proses menua menjadi proses yang sangat-sangat menyusahkan kita sendiri dan juga akan menyusahkan semua orang di dunia ini. Amsal 16:31, "Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran." Firman Tuhan meminta kita untuk melihat rambut putih atau usai tua sebagai sesuatu yang indah, sesuatu yang tidak perlu ditakuti.

Kedua, kita semua tahu jika kebanyakan orang yang sudah berumur/usia lanjut selalu muncul perasaan sensitif, hal tersebut sebenarnya wajar namun ada beberapa orang tua yang perasaan sensitifnya berlebihan sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman orang lain di sekitarnya (baik anaknya, suami/istri, tetangga, saudaranya). Alangkah bijak jika kelak kita tua menjadi orang yang mampu menyaring dan berpikir secara jernih. Perasaan sensitif erat kaitannya dengan marah, lekas tersinggung.

Ketiga, ada satu lagi tipikal sifat orang yang sudah berumur, yaitu: tidak mau disalahkan dan mengaku salah tapi tidak ikhlas. Menurut pengalaman, orang tua selalu menganggap dirinya-lah yang paling benar, karena mereka telah lebih dulu ada dibandingkan kita. Mereka-lah yang mengajarkan kita tentang kehidupan, sopan santun, ilmu, dll.

Orang yang sombong dan orang yang angkuh akan mengalami kesulitan pada masa tuanya. Sebab salah satu hal yang juga akan berkurang pada usia tua adalah penghasilan finansial. Kita tidak suka bergantung pada anak kita, akhirnya kita cenderung mengharapkan mereka mengerti kebutuhan kita, tanpa kita minta. Tapi kalau kita menerima bantuan dari mereka, kita merasa terhina. Ini menjadi suatu konflik yang besar sekali. Jadi salah satu persiapan untuk usia tua adalah kita mulai harus berani merendahkan diri, menerima fakta bahwa kita harus bergantung pada orang lain.

Siapa pun tentu tidak menginginkan jika kelak kita memasuki usia senja, kita hanya dihormati hanya karena rasa takut bukan dihormati karena pribadi positif yang kita miliki. Kita semua mempunyai harapan untuk bisa memasuki tahap akhir dari kehidupan atau masa lanjut usia dengan sebaik-baiknya. Namun sebagaimana kita ketahui untuk mewujudkan segala sesuatunya perlu dipersiapkan dengan baik. Dengan demikian kita bisa mempersiapkan diri sendiri agar bisa memasuki usia lanjut dengan nyaman. Amin!

(Rev. Kristinus Unting, M.Div)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar