Pengkhotbah 12:9-14
Saudara, para peneliti dari James Cook University, Australia kini mendapati bahwa goby kerdil (sejenis ikan air tawar berwarna-warni) memiliki masa hidup yang lebih singkat lagi. Ikan ini cepat berkembang biak dan mati muda. Ikan yang sangat kecil ini hidup di batu-batu karang yang membentang di lautan selama sekitar 56 hari. Siklus perkembangbiakannya yang cepat menghindarkannya dari kepunahan. Apa tujuan dari suatu kehidupan yang muncul begitu cepat dan berakhir begitu singkat ini? Inilah pertanyaan yang pernah diajukan oleh salah satu orang terbijak yang pernah ada.
Pada masa-masa terakhirnya, Salomo, raja ketiga Israel, menjauh dari Allah. Ia menyimpang secara rohani dan kehilangan arah serta tujuan. Ia memandang semua prestasinya dan menganggapnya tidak berharga. Sebelum ia ingat akan Allahnya (Pengkhotbah 12:13,14), ia lupa bahwa kita hidup tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga demi kehormatan Pribadi yang telah menciptakan kita untuk menyembah-Nya dan menikmati kebersamaan dengan-Nya untuk selamanya.
Pengkhotbah kini tiba di kesimpulan akhir. Apa pesan terpenting dari begitu banyak perenungan hidup yang ke dalamnya kita telah diajak untuk mengarungi? Takutlah akan Allah. Berpeganglah pada perintah-perintah-Nya. Allah akan membuat perhitungan tentang hidup semua orang, baik yang tersembunyi maupun yang terbuka di hadapan publik. Jika saja semua kita menyimak pesan akhir yang penting itu, kita pasti tak akan hidup sia-sia. Arti penting kehidupan tidak dijumpai dalam lamanya masa hidup kita, tetapi dalam penilaian Allah yang kekal tentang bagaimana kita telah memanfaatkan masa hidup itu.
Kitab Pengkhotbah membawa kita merenungkan dalam-dalam betapa singkatnya hidup manusia ini, yang penuh pertentangan, ketidakadilan dan hal-hal yang sulit dimengerti. Maka disimpulkannya bahwa "hidup itu sia-sia". Ia tak dapat memahami tindakan Allah dalam menentukan nasib manusia. Tetapi meskipun demikian, dinasihatinya orang-orang untuk bekerja dengan giat, dan untuk sebanyak mungkin dan selama mungkin menikmati pemberian-pemberian Allah.
Pengkhotbah menasihatkan agar semua orang menghormati Tuhan serta mentaati perintah-perintah-Nya. “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan ALLAH dan berpeganglah pada perintah-perintahNya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. Karena ALLAH akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.” (ay. 12 :13). Ya, ini penting kita reningkan secara mendalam, karena akhirnya setiap perbuatan manusia akan diadili dan dibuktikan – benar atau jahat.
Saudara, banyak orang hanya memikirkan cara untuk memperpanjang masa tinggal mereka di bumi, sehingga mereka berjuang untuk menambah usia dalam hidup mereka. Setiap tahun kita menghabiskan miliaran rupiah untuk membeli obat, vitamin, dan makanan-makanan khusus yang membantu kita agar bertahan hidup. Namun sesungguhnya kita lupa bahwa yang membuat hidup ini menjadi berarti adalah kualitas hidup—bukan kuantitas— dan apa yang kita capai untuk Tuhan. Dan, hari-hari kita di atas bumi ini akan diperhitungkan dalam kekekalan hanya ketika kita membaktikan hidup kepada sang Pencipta (Psl. 12:1,13,14).
Mulai hari ini, marilah kita berusaha mengisi waktu-waktu yang ada dengan pelayanan, ibadah, dan segala pekerjaan yang berguna bagi Yang Mahakuasa. Jika hari ini adalah hari terakhir kita hidup (siapa tahu itu benar?), jangan buang-buang waktu untuk memimpikan umur panjang, isilah segera dengan menghasilkan buah yang berlimpah dan menjadi berkat. Daripada berjalan tanpa tujuan melewati jam dan hari begitu saja, marilah kita sungguh-sungguh mengisi hidup ini. Ya, hidup yang berharga (baik panjang ataupun pendek) adalah hidup yang diisi dengan melayani Tuhan dan membawa berkat bagi sesama. Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar