Renungan GKE

Selasa, 26 November 2013

DOSA ITU BAGAIKAN RACUN YANG MEMATIKAN!



Yeremia 25:1-14

Dua puluh tiga tahun bukanlah waktu yang singkat. Namun itulah kurun waktu Nabi Yeremia menyampaikan teguran Tuhan kepada bangsanya. Tentu saja pekerjaan tersebut bukanlah suatu pe kerjaan yang mudah dan menyenangkan, sebab pada umumnya kebanyakan orang tak suka ditegur. Bangsanya harus ditegur agar bertobat dan tak binasa! Ajaran Yeremia yang utama ialah bahwa tidaklah cukup hanya mengetahui dosa-dosa kita atau bahkan menyesalinya saja. Pertobatanlah yang dituntut oleh Allah. Namun tegoran tersebut tak diindahkan!

Atas sikap mereka firman Tuhan katakana: “Sesungguhnya, Aku akan mengerahkan semua kaum dari utara–demikianlah firman TUHAN–menyuruh memanggil Nebukadnezar, raja Babel, hamba-Ku itu; Aku akan mendatangkan mereka melawan negeri ini, melawan penduduknya dan melawan bangsa-bangsa sekeliling ini, yang akan Kutumpas dan Kubuat menjadi kengerian, menjadi sasaran suitan dan menjadi ketandusan untuk selama-lamanya. Aku akan melenyapkan dari antara mereka suara kegirangan dan suara sukacita, suara pengantin laki-laki dan pengantin perempuan, bunyi batu kilangan dan cahaya pelita. Maka seluruh negeri ini akan menjadi reruntuhan dan ketandusan, dan bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada raja Babel tujuh puluh tahun lamanya.” (ay.9-11).

Setiap dosa pasti akan mendapat ganjaran dari Allah. Dengan cara-Nya sendiri dan dalam waktu-Nya, hukuman Allah akan datang menimpa. Allah tidak pernah lupa dan tidak akan mendiamkan dosa. Kegagalan serta berbagai ketidaktaatan Israel tentulah tidak menyenangkan hati Tuhan. Kita harus paham bahwa Allah yang menyertai kita adalah Allah yang kudus. Namun kiranya bukan sekadar takut hukuman maka kita tidak melakukan dosa. Dalam segala kegagalan kita menaati Tuhan, kita pun akan menemui berbagai kesulitan sebagai buah dari kegagalan tersebut.

Tuhan tidak begitu saja mengangkat kesulitan dari jalan hidup kita karena Ia ingin kita mengingat betapa pentingnya belajar taat dan betapa kelirunya menyimpang dari jalan Tuhan. Kemarahan Allah memperlihatkan ketidaksukaan-Nya terhadap dosa dan bila umat tidak menjadikan Dia sebagai Allah satu-satunya. Penghukuman Tuhan tentu saja hanya bersifat sementara. Tidak untuk selamanya, jika kita sungguh-sungguh mau bertobat. Kecuali bagi yang tidak pernah mau bertobat. Karena setelah masa penghukuman selesai, mereka akan dipulihkan dan diterima lagi sebagai umat kesayangan Allah.

Allah mendidik kita sebagai Bapa yang penuh kasih kepada anak-anak-Nya. Didikan-Nya sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyakiti atau menghancurkan kita. Didikan-Nya justru dimaksudkan demi kebaikan dan pembentukan kita. Dia menuntun kita untuk menjauhi jalan-jalan yang tidak terpuji, dan mengajari kita untuk hidup di dalam kebenaran. Jika kita mau mengalami penyertaan Allah, kita harus sungguh-sungguh dalam pertobatan, hidup kudus dan menaati Dia. Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar