Selasa, 26 November 2013
JANGAN PERNAH KEHILANGAN PENGHARAPAN
I Tesalonika 4:13-18
Pada zaman Paulus ada berbagai pandangan tentang akhir zaman dalam ajaran Yudaisme. Salah satu diantaranya telah masuk ke dalam jemaat yakni pendapat yang menyatakan bahwa hanya mereka yang MASIH HIDUP yang akan dibawa ke surga, sedangkan mereka yang meninggal sebelum kedatangan Yesus akan dibangkitkan dan tetap tinggal di dunia ini. Dalam keyakinan seperti ini, akan menjadi suatu kerugian yang besar jika seseorang meninggal sebelum kedatangan Yesus. Hal itu juga berarti adanya PEMISAHAN di antara mereka yang dibawa ke surga dan mereka yang tinggal di dunia.
Dalam nas ini secara khusus Paulus membahas tentang nasib orang-orang yang mati dalam Kristus dalam hubungannya dengan parousia, walaupun jemaat Tesalonika kemungkinan besar sudah pernah diajar tentang parousia (band. 5:1-2 “tidak perlu dituliskan, kamu sendiri tahu”). Nasehat Paulus di atas tidak berarti bahwa kita dilarang menangis ketika orang yang kita kasihi meninggal dunia. Yesus menangis di depan kubur Lazarus (Yoh 11:35), karena Dia begitu mengasihi Lazarus (Yoh 11:3, 36). Paulus juga bersyukur atas kesembuhan Epafroditus, sehingga dukacitanya tidak bertambah (Flp 2:27). Yang dimaksud sedih di sini adalah sedih yang berkepanjangan (present tense lupesthe = “terus-menerus bersedih”). Kesedihan akan menjadi dosa apabila meragukan kebaikan/keadilan Allah (Rom 8:28) atau kehilangan harapan terhadap pertemuan bersama dengan orang yang mati tersebut (1Tes 4:14-17). Kesedihan yang berlarut-larut membuat orang Kristen tidak beda dengan orang lain dan tidak bisa menjadi teladan bagi mereka (band. 1Tes 4:12).
Nasehat Paulus ini supaya kita jangan seperti orang-orang lain (hoi loipoi) ketika menghadapi kematian orang yang dikasihi. Yang dimaksud “orang-orang lain” (hoi loipoi) adalah mereka yang berada di luar Kristus (Ef 2:3) yang tidak memiliki pengharapan (1Tes 4:13b; Ef 2:12). Ide tentang pengharapan bagi orang Kristen ini merupakan sesuatu yang revolusioner menurut konteks waktu itu, karena orang Yunani umumnya tidak percaya bahwa ada kehidupan kekal setelah kematian. Paulus menjelaskan bagian yang akan diterima oleh orang-orang yang mati dalam Kristus pada saat parousia. Walaupun mereka sudah tidak ada di dunia ketika parousia, tetapi mereka tetap akan dibangkitkan bersama-sama dengan Kristus (ayat 14). Mereka bahkan akan mendapat “prioritas” waktu dalam parousia (ayat 15-17). Karena itu, perteguhkanlah pengharapan, iman, dan kasih kita hingga kedatanganTuhan. AMIN!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar