Renungan GKE

Selasa, 26 November 2013

HUBUNGAN ANTARA LIDAH, OTAK, DAN HATI





Yakobus 3:1-12

Dikira mudah menjinakkan lidah? Oh, itu tidak mudah! Atau mengira cukup dengan nasihat “hati-hati menggunakan lidahmu”? Lalu lidah segera adem ayem menuruti? Apa mengira cukup dengan itu? Bahkan Alkitab sendiri menegaskan: “tidak ada seorangpun yang dapat menjinakkan lidah, ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.” Kenapa lidah tidak gampang dijinakkan? Karena lidah tidak berdiri sendiri! Lidah terhubung langsung dengan dua temannya yang lain, otak dan hati. Ibarat sutradara dibalik layar, otak dan hati paling berperanan. Mereka memang tersembunyi di dalam, lidahlah yang menggemakan ke luar, ke seluruh jagad alam (Ay.8).

Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, maka otak dan hati manusia terkontaminasi oleh virus dosa yang mematikan. Itu gara-gara bujukan manis lidah si iblis. Seluruh otak dan hati manusia dikuasai kejahatan. Lihatlah Adam. Begitu Allah menanyakan kepadanya kenapa ia memakan buah pengetahuan? Maka segera lidahnya yang tak bertulang enteng saja menyalahkan “Perempuan yang Kau tempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Demikian juga Hawa, ketika Allah menanyakan kepadanya? Oh, jawaban cari aman: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” Sejak itu, lidah memerankan sandiwara dari sang sutradara di balik layar. Digerakkan oleh api neraka! (Kej.3:12-13; Yak.3:6).

Lidah tidak berdiri sendiri. Lidah adalah jongos otak dan hati. Itulah jaringannya. Kata bijak mengatakan “ lidah orang berakal berada di belakang hatinya, dan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya." Mau menjinakkan lidah? Dan dikira itu mudah? Oh, sampai kiamat pun tak akan pernah. Karena sejatinya, lidah hanyalah jongos semata. Otak dan hati yang tersembunyi di balik layar, itulah dalang sesunggunya! Itulah sebenarnya yang inti harus dijinakkan terlebih dahulu. Ibaratkan mau menjinakkan tubuh kuda, maka kuasai mulutnya dengan kekang kuda. Atau mau menjinakkan kapal besar, maka kuasai kemudinya! (Ay.3-4).

Otak yang kotor dan hati yang tak bersih, apa mungkin dapat menggemakan kalimat yang jujur? Pikiran yang penuh curiga, hati yang sarat dendam kesumat, iri hati, dan takut tersaingi, apa mudah melantunkan kata pujian, hormat, atau berkat? Bila harga diri ada yang menodai, apa mudah sabar dan menahan diri? Seperti kata Rasul Yakobus “adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pohon anggur dapat menghasilkan buah ara?

Persoalannya bukan pada lidah itu sendiri, tetapi kualitas otak dan hati yang tersembunyi di baliknya itulah yang jadi biang masalah. Ibarakan mata air yang asin, mana mungkin akan mengeluarkan air tawar. Hanya otak dan hati yang telah diperbaharui laksana sumber mata air tawar dan jernih oleh pikiran dan hati Kristus sajalah yang memungkinkan lidah, menjadi lidah yang dapat memegahkan perkara-perkara besar dan indah (Ay.5,12). Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar