Keluaran 29:22-37
Di zaman Perjanjian Lama , setiap kali bangsa Israel datang menghadap kepada Tuhan mereka selalu diwajibkan membawa persembahan berupa hewan korban. Tetapi tidak sembarang hewan persembahan itu berkenan di hati Tuhan. Mereka diharuskan membawa hewan-hewan yang terbaik: gemuk atau tambun, sehat dan tidak bercacat sebagai persembahan, karena Tuhan menyukai persembahan yang terbaik. Saat orang Israel menyembelih hewan untuk korban persembahan, mereka memberikan yang terbaik. Mungkin sebenarnya mereka merasa sayang untuk melepaskannya, tetapi mereka memilih untuk taat dan memberikan bagian yang terbaik, termasuk lemak yang terbaik bagi Tuhan. Allah menuntut persembahan binatang supaya umat manusia dapat memperoleh pengampunan bagi dosa-dosa mereka (Imamat 4:35; 5:10).
Allah memerintahkan bangsa ini untuk menjalankan berbagai persembahan. Menurut Imamat 1:1-4 ada prosedur tertentu yang harus diikuti. Pertama-tama, binatang tsb. harus tak bercacat. Ketika dilakukan dengan iman, persembahan ini menyediakan pengampunan untuk dosa-dosa. Korban persembahan lainnya disebut Hari Pendamaian digambarkan dalam Imamat 16 melukiskan pengampunan dan penghapusan dosa. Imam Besar mengambil dua domba jantan untuk korban penghapus dosa. Salah satu dari domba tsb. dikorbankan sebagai korban penghapus dosa bagi seluruh umat Israel (Imamat 16:15) sementara domba satunya dilepaskan di padang gurun (Imamat 16:20-22). Korban penghapus dosa menyediakan pengampunan sementara domba yang lain itu menyediakan penghapusan dosa.
Berbeda dengan yang dijelaskan di atas, Perjanjian Baru menegaskan pemberian persembahan berupa ternak atau barang lainnya bukan lagi sebagai jalan penebusan dosa atau kesalahan umat percaya. Kitab Ibrani menuliskan dengan jelas, "tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba betina dapat menghapus dosa" (Ibr. 10: 4). Penebusan dosa orang percaya dalam Perjanjian Baru hanya dapat dilakukan melalui iman dengan mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya; maka melalui tubuh dan darah-Nya yang tersalib di Golgota hal itu sudah menjadi jalan penebusan dosa-dosa kita.
Di zaman anugerah ini kita tidak perlu membawa hewan korban dalam ibadah atau saat datang menghadap Tuhan. Lalu, apa yang kita bawa kepada Tuhan sebagai persembahan? Persembahan itu adalah hidup kita sendiri seperti yang disampaikan rasul Paulus kepada jemaat di Roma, "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1).
Persembahan dalam konsep Perjanjian Baru menjadi berbeda, tidak lagi sebagai korban, melainkan sebagai ungkapan rasa syukur atas anugerah keselamatan yang telah diberikan Tuhan kita atas penebusan dosa tersebut. Artinya, pemberian tersebut adalah sebagai ungkapan syukur, bukan balas jasa, karena anugerah keselamatan yang diberikan Allah adalah cuma-cuma, tidak dapat dibalas dengan perbuatan atau upaya manusia. Karena itu itu, persembahan kita adalah merupakan respon atas rasa syukur penebusan tersebut, bukan dalam pengertian timbal balik.
Maka dari itu kita harus bisa menjaga hidup kita sesuai dengan kehendak Tuhan. Inilah yang Tuhan kehendaki: suatu kehidupan yang tidak bercacat cela. Yang terbaiklah yang harus kita persembahkan kepada Tuhan, karena Tuhan sudah terlebih dahulu memberikan yang terbaik bagi kita! Dikatakan, "Ia (Yesus) sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran." (1 Petrus 2:24).
Tidak jarang, banyak orang Kristen yang datang ke gereja hanya sebagai rutinitas semata, cuma duduk diam, memuji Tuhan tanpa ekspresi dan saat mendengarkan kotbah pun sambil bersenda gurau atau memainkan handphone. Itukah yang dinamakan memberikan yang terbaik? Perhatikan cara saudara memberi kepada Tuhan, apapun bentuknya, dimulai dari tubuh saudara, lalu waktu, tenaga, talenta, bahkan harta saudara, karena Tuhan memperhatikan cara saudara memberi padaNya.Lakukanlah persembahan terbaik kepada Allah dengan cara menyembah Dia dengan segenap hati, beribadah dengan sungguh-sungguh, dan juga melayani Dia dengan penuh komitmen. AMIN! *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar