Renungan GKE

Senin, 25 November 2013

SIKAP CEROBOH ITU SANGAT MERUGIKAN


Kejadian  34:1-31

Tindakan kecerobohan atau tidak hati-hati, biasanya bermuara pada kerugian diri sendiri. Dikisahkan dalam nas ini, Dina berjalan pergi sendirian, bahkan pergi sendirian ke tengah-tengah orang kafir, mengunjungi perempuan-perempuan kafir (ay 1). Tentu saja ini merupakan suatu hal yang berbahaya bagi seorang perempuan untuk berjalan-jalan sendirian.  Dina seharusnya tahu akan hal itu, tetapi ia tetap melakukannya. Apa akibatnya? Sangat jelas ketika kita membaca keseluruhan kisahnya yang memilukan dalam nas ini. Dina, putri Yakub satu-satunya, diperkosa oleh Sikhem, anak Hemor, raja orang Hewi. Sikhem lalu memintanya sebagai isteri dan ia tersedia bersunat: tetapi secara kotor Sikhem dibunuh oleh Lewi dan Simeon.

Ceritera berikutnya mengenai dua suku: Hamor, ayah Sikhem, mengusulkan perkawinan masal antara sukunya sendiri dengan anak-anak Yakub. Usul itu diterima dengan syarat bahwa suku Hamor bersunat. Persetujuan itu dilanggar oleh anak-anak Yakub yang merampasi kota Sikhem dan membunuh penduduknya. Simeon dan Lewi membunuh mereka semua (ay 25-26a). Mereka marah, lalu membunuh Sikhem dan Hemor. Kemarahan sering membuat orang bertindak tidak rasionil. Sekalipun anak-anak Yakub, khususnya Simeon dan Lewi, mempunyai alasan yang benar untuk marah, tetapi karena perwujudan kemarahan itu terlalu berlebihan, maka mereka dikecam. Seperti yang dikatakan oleh Pulpit Commentary: “A just cause for anger does not excuse its excess” (= penyebab yang benar dari suatu kemarahan, tidak memaafkan kemarahan yang berlebihan). Berhati-hatilah dengan perwujudan yang berlebihan dari  kemarahan.

Pada waktu anak-anak Yakub pulang, dan mendengar peristiwa itu, mereka menjadi sangat marah   (ay. 7). Sampai di sini mereka sebetulnya tidak salah! Marah menghadapi hal seperti itu adalah wajar dan bahkan harus ada dalam diri orang percaya! Perwujudan kemarahan anak-anak Yakub, khususnya Simeon dan Lewi (ay 13-29). Mereka berkata bahwa mereka tidak boleh kawin dengan orang yang tidak bersunat. Sebetulnya kata-kata ini benar kalau mereka tidak mengucapkannya sebagai tipu muslihat. Tetapi jelas bahwa di sini mereka mengucapkannya sebagai tipu muslihat, dan ini jelas salah, karena mereka menggunakan nama Tuhan/agama/sakramen sebagai tipu daya kepada orang lain.

Demikian pun tentang perkataan Simeon dan Lewi kepada Hemor, Sikhem, dan semua rakyat jika mereka disunat, maka bolehlah Sikhem mengawini Dina. Ini salah, bukan hanya karena ini adalah tipu daya, tetapi juga karena kata-kata itu sendiri adalah salah! Mengapa? Karena sekedar disunat tidak menjadikan mereka umat Allah, sehingga tetap tidak menyebabkan mereka boleh mengawini umat Tuhan. Ingat bahwa yang penting bukanlah sunat secara lahiriah, tetapi pertobatan mereka! Ada banyak orang kristen yang mempunyai pandangan demikian: ‘asal pacar saya mau dibaptis dan pergi ke gereja, saya boleh menikah dengan dia! Bertobat sungguh-sunguh atau tidak, tidak jadi soal!’ Ingat bahwa sekalipun pernikahan antar orang kristenpun tidak dijamin bahagia, tetapi pernikahan campuran dijamin tidak bahagia! Karena itu janganlah menikah dengan orang yang tidak sungguh-sungguh percaya kepada Kristus (bdk. 2Kor 6:14).

Melalui peristiwa kehidupan, terlihat dengan jelas betapa sikap umat pilihan Allah terkadang bertindak seperti orang kafir yang ganas. Yakub tua yang malang menjadi susah. Yakub sang ayah yang sudah sepuluh tahun di Sukot dan Sikhem merupakan pilihan tempat yang ceroboh. Hidup di lingkungan kafir yang berbahaya bagi keluarganya. Di samping itu Yakub tanpa melakukan sesuatu yang berarti dalam mempersiapkan keluarganya secara rohani menghadapi berbagai arus deras kehidupan. Dia terlalu sibuk mengumpulkan harta materi dan memperoleh keuntungan duniawi sehingga tidak sempat memperhatikan dasar-dasar kesusilaan dan rohani keluarganya. Waspadalah terhadap sikap yang ceroboh, tidak hati-hati, karena itu mendatangkan banyak kerugian bagi diri sendiri. Amin!


Pdt.  Kristinus Unting, M.Div

Tidak ada komentar:

Posting Komentar