Renungan GKE

Senin, 25 November 2013

BEKERJASAMA DENGAN ALLAH UNTUK MENDATANGKAN BERKAT


Mazmur 127:1-5

Gedung S.C. Johnson & Son di Racine, Wisconsin, disebut sebagai "arsitektur termegah abad-20 di Amerika." "Ruang Kerja Agung" seluas setengah hektar dalam gedung itu mempunyai langit-langit tiga tingkat beratap kaca yang memantulkan permainan cahaya dan bayangan yang indah. Meskipun dimasukkan dalam Daftar Nasional Bangunan Bersejarah, sebenarnya Gedung Johnson itu merupakan tempat kerja yang jauh dari ideal. Pipa-pipa kaca yang menghasilkan cahaya yang menakjubkan itu juga berfungsi sebagai perangkap tikus yang tidak diharapkan. Ruang Kerja Agung itu sangat besar dan tinggi sehingga para pekerja masih dapat mendengar semua percakapan dari jarak kurang lebih 30 meter. Air merembes melalui atap datar yang luas, dan embun menetes dari pipa-pipa kaca.

Saudara, dalam hidup ini, tidak jarang kita merencanakan untuk membangun semacam “rumah kehidupan”. Membangun "rumah kehidupan" yang hebat menurut rencana kita. Namun betapa sering pula bangunan tersebut tak dapat diselesaikan, atau selesai juga tapi akhirnya runtuh. Keegoisan kita membuat lubang-lubang besar yang dapat digunakan sebagai pintu masuk bagi musuh kehidupan. Hal itu dapat terjadi dalam hidup kita bila kita membangunnya menurut ide-ide kita sendiri, bukan berdasarkan Firman Allah.

Tentu banyak hal yang boleh kita rencanakan dalam kehidupan. Rencana untuk membangun rumah, masa depan anak-anak, pernikahan, studi, pekerjaan, dst. Namun semua itu sering tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kenapa? Karena kita lupa, seolah-olah kita sanggup melaksanakan apa yang kita rencanakan. Kita lupa bahwa tanpa penyertaan dan berkat Tuhan sesuatunya hanya akan sia-sia (ay.1-2).

Mazmur 127 disebut juga sebagai nyanyian ziarah, "Songs of Ascents" (yaitu "Nyanyian Pendakian" atau anak-anak tangga). Disebut demikian karena Mazmur ini biasanya dinyanyikan orang Yahudi bersama-sama manakala mereka "naik" ke Yerusalem sebagai peziarah untuk merayakan hari raya kudus mereka. Isinya menyangkut pernyataan iman dan pujian yang diilhamkan Roh, berisi ungkapkan perasaan mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah. Ya, pernyataan keyakinan bahwa hanya Allah saja sumber segala berkat dan kasih karunia.

Pemazmur di sini mengajak umat untuk meyakini bahwa segala daya upaya dan jerih payah manusia adalah sia-sia belaka jika tidak disertai dan diberkati oleh Tuhan. Sebaliknya, segala anugerah dan berkat bagi orang benar datang dari Tuhan sumber segala kasih karunia.

Sebagai umat Tuhan tentu kita semua rindu untuk diberkati oleh Tuhan. Diberkati dalam rumah tangga, study, pekerjaan, jodoh, bisnis, dlsb. Kesadaran bahwa Tuhan saja satu-satunya yang berkuasa, seharusnya membuat kita hanya mencari Tuhan disaat kita membutuhkan pertolongan. Tanpa pertolongan dan berkat Tuhan maka “Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi ..., dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah, sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur” (ay.2).

Berkat Tuhan didapat tentu bukanlah tanpa usaha dan kerja keras. Demikian pun ketika kita menghadapi berbagai goncangan kehidupan. Tidak cukup hanya mengandalkan kemampuan kita sendiri. Atau hanya mengandalkan harta kekayaan semata. Juga hanya dengan kecerdasan saja! Tetapi dengan persiapan yang matang, mengutamakan penyertaan Tuhan, hingga kita beroleh kekuatan kala masalah atau badai kehidupan datang menerpa.

Tuhan saja satu-satunya yang dapat memberikan pertolongan dan perlindungan kepada kita, karena hanya Dia yang mengasihi kita. Tuhan saja sumber pertolongan yang sejati bila kita bergantung kepada Dia. Karena itu, berjuang, bekerja keras, dan berharaplah pada pertolongan Tuhan senantiasa, supaya segala rencana kita diberkati-Nya. Amin!


Pdt.Kristinus Unting, M.Div

Tidak ada komentar:

Posting Komentar