Renungan GKE

Selasa, 26 November 2013

TIADA LAGI AIR MATA…



Yesaya 25:6-12

Dalam nas ini, Yesaya bernubuat tentang kerajaan dan keselamatan yang akan datang setelah Kristus datang kembali ke bumi (ay. 6-12; bdk. Why. 19:1-21:27). Nabi Yesaya mengawali kabar sukacita datangnya Keselamatan Tuhan seperti Perjamuan Besar (bdk.ay.6). Nubuatan nabi Yesaya dalam nas ini menjadi kabar besar yang membawa sukacita. Keselamatan yang besar datang dari pihak Allah dan tidak hanya ditujukan kepada bangsa Israel saja, tapi juga kepada seluruh bangsa di dunia.

Nabi Yesaya dalam nas ini mengungkapkan, “TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar, masakan yang bergemuk dan bersumsum, anggur yang tua yang disaring endapannya.” (ay.5). "Gunung Sion" mengacu kepada Yerusalem (bdk. Yes. 2:1-4; 24:23; Why. 21:1-2); sedangkan istilah "segala bangsa-bangsa" menunjukkan keberhasilan pemberitaan Injil ke seluruh dunia.

Pesta mewah yang akan dinikmati dalam Kerajaan Allah ialah berkat-berkat indah yang akan dialami orang percaya di hadapan-Nya. Suatu perjamuan dengan "anggur yang tua" (bahasa Ibrani syemarim) secara harafiah artinya "perjamuan keawetan", yangmengacu kepada sari buah anggur yang telah diawetkan untuk jangka waktu yang lama. Ini dapat diartikan bahwa berkat-berkat Allah, yang telah tersimpan selama berabad-abad untuk umat-Nya yang setia, tidak akan berubah maksudnya dari semula.

Sebagai umat percaya kita baru saja merayakan Paskah. Ini adalah kabar sukacita. Kuasa maut telah dikalahkan. Harapan baru telah terbentang. Masa depan yang indah selalu ada di dalam Tuhan. Sepatutnyalah kita sebagai umat percaya atau gereja dapat menjalanai kehidupan ini dengan sikap yang optimis, apa pun tantantang yang datang menghadang.

Dengan pengharapan semacam itu kita dapat melaksanakan tugas panggilan dengan penuh sukacita supaya bangsa-bangsa mengenal Allah. Memuliakan Allah. Tantangan harus dihadapi dengan sikap antusias dan percaya penuh kepada Allah dan janji-Nya. Kita boleh meyakini bahwa bahwa Allah selalu menyertai kehidupan kita dan juga memberikan pertolongan-Nya dengan melimpah (ay. 9-10).

Saudara, memang pada masa-masa akhir ini, penderitaan tentu tidak semakin berkurang. Dalam keadaan demikian, kita harus terus menguatkan diri. Kita tidak boleh undur dari iman dan harapan, agar kita pun dapat ambil bagian dalam sukacita kedatangan Tuhan yang kedua kali.

Dalam bukunya, Man In Black, penyanyi Johny Cash menceritakan tentang kematian saudaranya, Jack, pada tahun 1944. Suatu hari Johny bermaksud mengajak Jack untuk pergi memancing.Tetapi Jack menolak karena hari Sabtu itu ia ingin tetap bekerja. Sekitar tengah hari, pendeta setempat dan ayah Johny memberi kabar kepada Johny bahwa Jack mengalami kecelakaan saat bekerja, tubuhnya tertarik ke peralatan gergaji besar. Kondisinya begitu parah. Dr. Hollingsworth yang menanganinya berkata bahwa tidak ada harapan lagi bagi Jack untuk hidup.

Dalam keadaan koma, Jack terbawa dalam halusinasi dan sering menggigau. Dan seluruh keluarganya berkumpul di ruangan tempat Jack dibaringkan dalam keadaan pasrah. Semua anggota keluarga telah mengucapkan selamat jalan kepada Jack. Keesokan harinya, pukul 6:30 sore, masih dalam keadaan tidak sadar, tiba-tiba Jack membuka matanya dan berkata, “Mengapa semua orang menangis? Mama, jangan menangis. Tidakkah Mama lihat ada sungai mengalir?” “Tidak, Jack. Mama tidak melihat apa-apa.”

Jack melanjutkan, “Aku sedang menuju ke sebuah sungai, ada api di sebelahnya dan surga di seberangnya. Oh Tuhan….. bukankah aku harus menuju ke surga?” Lalu Jack menoleh kepada mamanya, “Mama, apakah Mama mendengar suara malaikat menyanyi?”Tetapi mamanya hanya menggeleng-gelengkan kepala. Sambil mengenggam tangan mamanya, Jack berkata lagi, “Tapi Mama…. Mama harus mendengar.”

Dengan air mata berlinang-linang, Jack terus berkata, “Dengarlah suara malaikat menyanyi. Aku menuju ke sana, Mama.” “Begitu indah kotanya, “lanjut Jack, “Dan malaikat-malaikat menyanyi. Oh, Mama, aku sungguh berharap Mama dapat mendengar suara merdu itu.” Dan Johny berkisah, itulah kata-kata terakhir yang ia dengar dari saudaranya. Saudara, kita yakin pula bahwa itulah air mata terakhir yang Jack tumpahkan, karena di surga orang tidak menangis lagi.

Begitu indahnya janji Allah tentang kemuliaan di surga yang akan menjadi kediaman orang percaya. Di sana tidak ada maut, perkabungan, kematian, sakit-penyakit, air mata, dan aib umat Allah akan dijauhkan. Biarlah di tengah pergumulan dunia ini kita senantiasa dikuatkan dalam kuasa Roh Kudus untuk selalu setia menanti kedatangan-Nya, hingga pada akhirnya kita semua boleh ambil bagian dalam sukacita pesta sorgawi bersama Tuhan. AMIN!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar