Senin, 25 November 2013
UNDANGAN KESELAMATAN
Lukas 14:15-24
Pernahkah saudara mendapat undangan untuk menghadiri suatu acara panting? Undangan pasta ulang tahun, pengucapan syukur, pesta pernikahan, atau pun undangan-undangan penting lain misalnya? Saudara, barangkali kita pernah mendapatkan undangan-undangan semacam itu. Bahkan mungkin sering. Bila kita mendapatkan undangan itu artinya kita mendapat suatu penghargaan besar dari si pengundang. Semakin besar pengaruh atau status si pengundang maka semakin besar pula nilai penghargaan bagi yang diundang. Coba umpama bila yang mengundang itu adalah seorang jutawan atau seorang pejabat. Maka biasanya orang yang diundang adalah orang-orang yang dianggap pantas untuk diundang. Mana mungkin kira-kira ia mengundang orang-orang buta, orang timpang, orang gembel, orang yang korengan diharapkan menghadiri undangan. Coba pula misalnya bila si pengundang itu adalah seorang raja. Maka tentu orang yang diundangnya adalah orang-orang yang dianggap panting untuk diundang. Orang-orang yang dianggap terhormat tentu saja!
Bagaimana kira-kira andaikata kita sebagai orang biasa tau-tau mendapat undangan dari bapak Presiden untuk manghadiri undangan kenegaraan? Boleh jadi kita berkata: "mimpi apa aku semalam"? Tentu kita akan berupaya untuk datang karena peristiwa semacam itu tentulah suatu peristiwa yang tak terlupakan seumur hidup kita, sebuah kenang-kenangan yang berharga! Betapa tidak, apabila kita telah diundang dan mendapatkan suatu penghargaan besar tiada tara. Suatu penghargaan langka yang tidak mungkin didapat semua orang. Seumur hidup belum tentu semua orang mendapatkannya. Walaupun setiap orang mendambakannya. Saudara, bagaimana kira-kira bila hal tersebut memang benar-benar terjadi dalam kehidupan kita? Bagaimanakah sikap kita? Dan... maaf, bila mengingatkan, bahwa saudara dan saya memang benar-benar telah diundang. Ya, benar-benar juga diundang dalam pasta perkawinan. Ya, Sang Penguasa, raja di atas segala raja, Sang Mahakaya benar-benar mengundang kita dalam suasana pesta anak-Nya. Bagmana sikap kita?
Saudara, Ini adalah soal Kerajaan Sorga. Yang dipaparkan Yesus dalam nas ini, Yesus sendiri mengumpamakannya sama dengan seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anak-Nya. Ia telah mengundang banyak orang ke pasta yang diadakan-Nya. Untuk bersama- sama bergembira. Tapi masalahnya, para undangan tidak dapat menghadiri pesta tersebut. Apa pasalnya? Mereka masing-masing punya alasan. Alasan yang memang tak dapat ditawar-tawar. Alasan yang memang juga tak boleh diremehkan! Ya, karena menyangkut keperluan hidup alias jaminan hidup. Yang bila diabaikan bisa fatal akibatnya! Untuk itulah mereka satu-persatu meminta maaf kepada si pengundang. Maaf karena urusan ladang. Maaf karena harus mengusrus usaha. Yang lain juga maaf.., karena barang sebentar bersenang menakmati kebahagiaan keluarga. Ya, maaf,., maaf. , , maaf ... Dan siapa yang mengatakan bahwa segala urusan mereka itu salah? Tidak, tidak salah! Masalahnya saudara, mereka tidak menyadari bahwa undangan tersebut teramat penting. Bahwa undangan itu bukanlah undangan biasa, tetapi dari sang baginda raja, yang bisa menentukan nasib seseorang!
Taukah saudara apa artinya bila undangan tersebut tak diindahkan? Mengertikah kita apabila sang baginda kecewa? Yang pasti bisa terjadi kesulitan bagi si diundang nantinya! Karena bila tak datang ke undangan raja boleh jadi dianggap suatu penghinaan bagi sang baginda. Bila ini sampai terjadi tentu malanglah nasib si orang yang tak mengindahkan undangan sang baginda. Padahal undangan semacam itu belum tentu terjadi kedua kali. Saudara, perumpamaan Yesus tentang hal Kerajaan sorga dalam nas ini masih ada kelanjutannya. Rupa-rupanya sang raja ini seorang yang murah hati. Walaupun para undangan istana itu mempunyai dalih yang bermacam-macam, bahkan sampai menangkap, menyiksa bahkan membunuh hamba-hamba utusannya. Namun ia tetap mengundang orang-orang untuk datang ke pestanya. Namun kali ini para undangannya bukan lah orang-orang terhormat. Pokoknya orang jahat, orang gembel, bandit, dan sebagainya diundang!
Saudara, apa yang mau dikatakan Yesus melalui perumpamaan dalam nas ini? Adalah orang-orang yang telah dipanggil menjadi pengikut-pengikut Kristus. Menjadi anggota jemaat warga Kerajaan Allah, tetapi masih tetap dalam dosanya. Dengan bermacam dalih mereka menolak undangan sorgawi. Nah, ini! Apabila hanya karena urusan perut, soal jamian hidup, atau juga masalah kebahagiaan hidup di alam fana ini kita menjadi sangat sibuk. Selalu sibuk. Terlalu sibuk. Dan akhirnya diperbudak oleh kesibukan. Dan persoalan yang diurus kesibukan tadi menjadi satu-satunya yang dianggap paling berharga. Menjadi satu-satunya tujuan hidup. Di sinilah celakanya! Apalagi bila karenanya kita sampai menganggap soal keselamatan menjadi tak ada artinya. Di sinilah bahayanya! Lalu akhirnya kita menjadi kehilangan makna hidup yang sesungguhnya. Untuk apa sebenarnya kita ada di tengah-tengah kehidupan ini. Apa yang mestinya dilakukan sebagai persiapan bila nanti memasuki alam yang di seberang sana?!
Saudara, kesibukan adalah bahaya nomor satu paling menggoda, yang dapat menjauhkan kita dari Tuhan. Sibuk itu sendiri sebenarnya tidaklah salah! Tetapi bila terlalu sibuk, nah inilah yang bisa berbahaya. Kita lalu seperti orang terkena bius. Lupa capek. Lupa sakit. Lupa hari-hari ajal kita yang makin mendekat. Akhirnya kita tidak menyadari untuk apa semua yang kita cari, kita kerjakan, kita usahakan dan kita peroleh bila malaikat maut keburu datang. Banyak orang meremehkan berkat, anugerah Tuhan dan lebih memilih hidup dalam dosa yang berujung pada maut. Inilah gambaran dari kehidupan banyak orang di masa sekarang yang selalu berfokus pada dirinya dan kepentingannya sendiri. Bahkan dengan berbagai dalih mereka berusaha menghindar dari Tuhan.
Dalam dunia rohani ada banyak orang seperti ini. Kelihatannya mereka mau datang kepada Yesus. Mereka mau diajak ke gereja, mau dibaptis, mau belajar Kitab Suci, mau melayani Tuhan, mau memberi persembahan dsb, tetapi waktu mereka betul-betul ditantang untuk datang kepada Yesus dan menerimaNya sebagai Juruselamat dan Tuhan, mereka menolak! Namun ada juga yang datang, tetapi tidak mau mengenakan pakaian pesta yang telah disediakan oleh Kristus. Yaitu "pakaian" kebenaran. Banyak orang menerima undangan untuk percaya kepada Yesus, tapi gagal untuk menanggalkan pakaian lama dan mengenakan pakaian Kerajaan Allah, banyak orang yang percaya kepada Yesus masih hidup dengan cara hidup dan pola pikir yang lama yang tidak sesuai dengan Firman Allah dan tidak hidup dalam ketaatan. Tidak sungguh-sungguh. Tidak serius! (bdk. Mat.22:11-14; Why. 3:18).
Jadi dalam nas ini ada dua pelajaran penting yang perlu kita perhatikan, ketika Tuhan mengundang Anda: soal kesungguhan, keseriusan kita dalam hal hidup keagamaan kita. Bahwa soal kesibukan janganlah sampai menggantikan hal-hal yang paling prinsip dalam hidup kita. Sedangkan yang berikutnya: bahwa soal hidup dalam kebenaran haruslah selalu diutamakan. Jangan dikesampingkan, Kita telah dikasihi oleh Allah melalui korban Kristus. Kita telah dianggap berharga dan telah diundang dalam sukacita sorgawi hanya semata oleh kasih Allah. Janganlah sampai kita sia-siakan atau mengabaikannya! Saudara, saat ini Tuhan mengundang kita untuk datang dan menikmati persekutuan bersama-Nya. Apakah Anda menyambut dan menerimanya dengan serius dan penuh sukacita? AMIN.
Pdt.Kristinus Unting, M.Div
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar