Hakim-Hakim 16:5-22
Cinta.... Oh, siapa yang tidak kenal istilah itu? Bukankah dari yang tua hingga orang muda rata-rata mengetahuinya? Ya, sesuatu yang memang dimiliki oleh setiap insan manusia. Anugerah dari yang Maha Kuasa. Cinta... oh, semacam misteri. Entah kapan datangnya dan bagaimana perginya, tak dapat diduga. Cinta memang dapat membawa bahagia, bila ia melanda seakan “dunia ini hanya milik kita berdua”. Demikian orang-orang menggambarkannya. Tapi celakanya, sering juga membawa bencana, meninggalkan luka mendalam tak ada obatnya. Rasa kecewa tiada tara!
Cinta...Oh, bila ia melanda, simaklah syair lagu “Buah Karuhei” dalam bahasa Dayak Ngaju, untuk menggambarkannya: “ (Bait 1): Jaka dia haranan ranggau, dia manjadi sarangan antang. Jaka dia karana ikau, dia manjadi atei ku pusang! (bait 2): Due katelo dia kan tana, gantung uru je bara parei, due katelo dia hasupa, angat bagetu je jantung atei. (Ref.): Kai angat buah karuhei, kuman hanjewu dia halemei. Batang danom nyewut ku sungei, bilak tau mimbit pampatei.”
Cinta... Oh, bila ia melanda, tak perduli tua atau muda. Miskin atau kaya. Tak perduli apakah Anda orang biasa atau pejabat negara. Rohaniawan atau seorang pendosa! Entah berapa banyak sudah manusia di dunia ini yang jadi korban! Dan uniknya bila ia melanda, maka orang akan dibuatnya seolah menjadi buta walau punya mata. Apa pun akan diberikan. Apa pun akan dilakukan untuk cinta. Apa pun akan dikorbankan demi mendapatkannya. Bahkan tidak jarang, iman pun dijual separoh harga demi cinta! Pokoknya tak perduli apa kata orang. Nasihat apa pun diberikan seolah tak ada artinya.
Cinta... bila ia melanda, orang seakan tak perduli nilai moral dan etika, tabrak sini tabrak sana. Tidak jarang, kebahagiaan rumah tangga orang lain pun dirampas untuk mendapatkannya. Logika pun nda jalan, yang ada hanyalah rasa. Lebih celaknya bila ia melanda, yang sudah ubanan pun sekan tak merasa berdosa mengaku bujangan, walau cucunya segudang! Tidak tanggung-tanggung, Alkitab sendiri menggambarkan cinta itu seperti nyala api yang tak terpadamkan. Cinta kuat seperti maut! (bdk. Kidung Agung 8:5-7).
Saudara, hal ini juga pernah terjadi kepada seorang tokoh dalam nas ini. Seorang tokoh, seorang pemimpin. Seorang yang diurapi Tuhan untuk suatu tugas mulia membebaskan bangsa Israel atas penindasan orang Filistin! Siapa lagi kalau bukan si Simson sang Hakim. Dan lihatlah ketika virus cinta itu melanda, apa yang terjadi?! Walau dinasihati oleh ayah bundanya, tapi ia tetap memaksa! Dan lihatlah ketika ia dikecewakan cintanya! Tindakan brutal tak terkendali dilakukannya.
Dan lihatlah juga, bahwa orang seperkasa Simson pun seolah taklut berlutut hanya oleh seorang perempuan sundal. Sesuatu yang mestinya sangat rahasia tak boleh diketahui oleh siapa pun diberitahukannya. Dan apa dinyana, rahasia kekuatannya pun terungkap. Sang raksasa kini tak ubahnya bagai anak kambing tak berdaya yang dibawa ke pembantaian! Kuasa Tuhan pun diambil dari padanya!
Saudara, cinta memang kebutuhan setiap manusia. Bisa membuat manusia berbahagia karenanya. Namun cinta juga berbahaya. Entah berapa banyak rumah tangga yang berantakan dibuatnya? Damai sejahtera dan kebahagiaan awalnya, namun kemelaratan, luka rasa dan air mata tak terhingga akhirnya?! Karena itu saudara, berhati-hatilah soal cinta. Hargailah cinta yang agung anugerah Tuhan itu.
Jadikanlah cinta membuat kita lebih bergairah dan sebagai inspirasi kreativ dalam hidup. Bukan malah jadi korban karena hawa nafsu yang tak terkendali. Atau menjual harga diri karena manisnya terbius janji-janji. Bagi orang-orang muda, pertimbangkan dengan baik sebelum memilih pasangan hidup. Berdoalah kepada Tuhan memohon petunjuk. Bukan hanya mengandalkan rasa tanpa logika. Atau hanya menyalahkan Tuhan atas pilihan-pilihan kita yang tidak tepat, “Tuhan, kenapa Engkau biarkan kekasihku diambil orang?”
Hargai, pertanggungjawabkanlah, dan lestarikanlah cinta yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Setia dan kasihilah kekasih kita. Janganlah segala anugerah Tuhan yang begitu indah dirusakkan oleh pilihan hawa nafsu yang salah. Atau segalanya jadi berantakan oleh cinta yang buta, karena logika sudah nda jalan! AMIN! *(KU).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar