Renungan GKE

Minggu, 22 Juli 2012

HAMBA YANG SETIA DAN HAMBA YANG JAHAT


Matius 24:45-51

Melalui perumpamaan Yesus dalam nas ini disebutkan ada dua tipe hamba, yang setia dan yang jahat. Apa yang membedakannya? Kenapa ada hamba yang baik dan yang jahat? Nah, ini. Soal loyalitas diri. Apakah seseorang memiliki loyalitas atau tidak, sangat berpengaruh pada soal kesetiaan, kebijaksanaan, dan soal tanggung jawab! Artinya, jika orang memiliki loyalitas sudah pasti ia memiliki kesetiaan yang tinggi. Orang yang loyal, tentu juga adalah orang yang bijaksana dan bertanggung jawab terhadap apa yang dipercayakan untuk dikerjakannya. Ya, loyalitas diri sebagai kata kuncinya! (ay.45). Andaikata kita semua diminta untuk memilih, apakah mau jadi hamba yang baik atau hamba yang jahat? Oh, tentu saja kita semua akan memilih menjadi hamba yang baik. Mana ada kira-kira yang mau menjadi hamba yang jahat. Mana ada yang mauikategorikan sebagai hamba yang jahat. Amit-amit! Tapi benarkah bahwa selama ini kita sudah menjadi hamba yang baik? Bila kita mengklaim, bahwa kita adalah hamba yang baik, sudahkah tiga faktor berikut ini kita miliki?

1. Setia

Di tengah dunia saat ini, kesetiaan merupakan sesuatu yang perlu dipertanyakan.kesetiaan harus dikaitkan dengan kebenaran. Kalau kita setia kepada Tuhan berarti kita telah menemukan pelabuhan yang tepat. Orang yang belum kembali kepada Tuhan, hidupnya akan bergelombang, semakin kacau. Kalau orang tidak mau memperhambakan diri kepada Kebenaran maka dia menjadi budak ketidakbenaran. Kalau kita bisa tunduk kepada Kebenaran maka kita akan dapat mencintai Tuhan dengan segenap hati. Penekanan dalam nas ini adalah penekanan secara ekstrim pada Tuhan mencintai manusia tetapi tidak disertai respons manusia dalam mencintai Tuhan dengan setia, dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap kekuatan! Apakah Anda dan saya adalah umat yang sungguh percaya dan hanya bersandar kepada Tuhan? Atau-hanya sekali-sekali, kapan situasi sulit baru Tuhan diperlukan?! (ay.46).

2. Bijaksana

Orang bijaksana adalah orang yang terus berusaha untuk menyenangkan hati Tuhan dengan ketaatan. Kalau hal itu terus kita kerjakan maka jalur yang memimpin kita kepada Kebenaran akan semakin kuat sehingga kita tidak lagi mudah ditipu oleh dunia. Orang akan mengalami ketakutan luar biasa salah satu penyebabnya adalah ketika dia banyak melakukan kesalahan. Hidup yang paling indah adalah ketika kita hidup takut akan Tuhan. Ketika hidup takut akan Tuhan, maka kita akan sangat peduli untuk tidak menyakiti hati Tuhan, tidak melakukan hal yang tidak memperkenan hati Tuhan, mau setia kepada apa yang Tuhan inginkan. Makin kita setia kepada Firman, makin kita tidak takut kepada siapapun. Orang yang bijaksana adalah ketika seseorang dengan hikmat terus menggumulkan hubungannya di hadapan Tuhan, bagaimana dia mencintai Tuhan, memikirkan yang terbaik untuk Tuhan, seluruh hidupnya diserahkan untuk memikirkan yang terbaik bagi Tuannya. Hikmat sejati adalah kemampuan akal budi untuk memikirkan setiap aspek lalu mengambil keputusan tepat sebagaimana yang Tuhan inginkan. Apakah Anda dan saya juga hamba dan umat Tuhan yang sudah bijaksana?

3. Tanggung jawab

Di dunia ini banyak pekerjaan yang dilakukan sepertinya dengan bertanggung jawab tetapi dengan motivasi yang tidak benar atau untuk menutupi dosa yang besar. Semuanya yang Tuhan percayakan kepada kita, sudah kita pertanggung jawabkan kemana? Apakah kepada Tuhan?, Ataukah untuk kepentingan diri kita sendiri? Semua orang tahu kalau berbuat salah pasti dihukum, tetapi mengapa orang masih juga berbuat salah? Jawabnya adalah karena orang selalu merasa bahwa yang nantinya dihukum adalah orang lain, bukan dirinya; selain itu karena keinginan dosa lebih besar daripada pengertian akan resiko. Maka kita janganlah mengerjakan apa yang kita suka melainkan apa yang Tuhan suka. Kalau kita bisa mengubah konsep cara berpikir kita menjadi seperti diatas maka seluruh hidup kita menjadi bijaksana dan bertanggung jawab. AMIN! (KU).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar