Renungan GKE

Jumat, 20 Juli 2012

NYANYIAN CINTA DARI SORGA!


Ulangan 32:44-52

Saudara, bila ada sesuatu yang dianggap istimewa dan spesial dalam nas ini, tentulah tidak lain dan tidak bukan adalah soal ini. Soal nyanyian. Oh, ya? Kenapa hanya sesederhana itu? Kenapa soal nyanyian dalam nas ini dianggap sangat istimewa? Apa bedanya dengan nyanyian-nyanyian tenar dunia pada umumnya yang sudah kita kenal dan kita dengar? Atau juga nyanyian-nyanyian yang sering kita saksikan di ajang Indonesia Idol umpama? Nah, inilah jawabannya. Nyanyian dalam nas ini bukanlah nyanyian biasa, bukan nyanyian murahan tentang asmara anak manusia yang cenderung membangkitkan birahi semata. Bukan! Tetapi nyanyian spesial tentang cinta Allah dari sorga!

Ya, nyanyian dalam nas ini adalah suatu nyanyian yang bersyairkan betapa cintanya Allah kepada umat manusia (khususnya bangsa Israel), melalui mana Allah hendak menyatakan anugerah-Nya yang melimpah tiada tara! Menjadikan mereka umat kesayangan-Nya! Layaknya seorang kekasih yang mencintai dengan sepenuh hati mencurahkan segalanya! Dan juga, sekaligus nyanyian yang bersyairkan tentang betapa bencinyanya Allah terhadap dosa ketidaksetiaan pada-Nya, alias menduakan-Nya! Kita dapat membaca dan mempelajari keseluruhan syair nyanyian ini secara lengkap pada ayat-ayat sebelumnya (ay. 1-43). Lalu kenapa dianggap spesial? Karena nyanyian ini juga bukan dinyanyikan oleh penyanyi sembarangan, tetapi dinyanyikan oleh seorang penyanyi papan atas yang ditetapkan oleh Allah sendiri. Ya, siapa lagi kalau bukan oleh seorang nabi, namanya nabi Musa!

Cara menyampaikan nyanyian ini pun unik! Dikatakan secara jelas dalam nas ini bahwa Musa dengan dibantu oleh Yosua bin Nun menyampaikan semua syair nyanyian tersebut ke “telinga” dan ke “seluruh” umat Israel (ay.44-45). Apa artinya? Ya, tentu saja mengingat pentingnya isi tiap syair lagu tersebut, supaya sungguh-sungguh diperhatikan untuk diindahkan! Bukan hanya sekedar untuk didengar untuk dilupakan! Ya, tentu saja mengingat bahwa setiap syair yang ada dalam nyanyian itu berhubungan langsung dengan nasib hidup mereka. Kutuk atau berkat. Diindahkan dan dilaksanakan, tentulah berkat. Hanya didengar masuk telinga kana keluar dari telinga kiri, ya kutuk! (ay.47).

Saudara, isi syair nyanyian cinta Allah Allah yang dari sorga dalam nas ini perlu kita hayati secara mendalam. Firman Tuhan tentu saja bukan hanya sekedar untuk diketahui atau untuk menambah wawasan saja, tetapi harus diimplementasikan dalam hidup keseharian kita. Ini penting! Karena tentu juga akan sangat menentukan nasib hidup kita, apakah akan mendapat kutuk atau berkat?! Terlebih bila kita kaitkan dengan realitas atau fakta kehidupan pada masa kini, nampaknya kesetiaan orang-orang percaya ternyata begitu mudah memudar. Kita begitu mudah berubah setia. Ketika Allah tak juga menjawab doa-doa kita, maka kita pun mulai malas untuk berdoa, membaca Alkitab, beribadah. Atau ketika hidup kita dipenuhi dengan materi dan kelimpahan kita malahan berubah menjadi hambanya uang. Kita tidak lagi perduli dengan Allah dan firman-Nya, tetapi sibuk dengan berbagai berkat yang telah kita terima dari Dia. Ini hanyalah sedikit contoh kecil, dan apa yang terjadi pada diri kita mungkin tidak sama persis, tetapi memiliki inti yang sama, bahwa kita begitu mudah berubah setia daripadaNya.

Allah ingin supaya kita setia pada hukum atau firman-Nya. Allah memiliki rencana yang indah bagi kita, dan dalam proses rencana Allah ini memerlukan ketaatan, kesetiaan kita. Jika kita tidak setia dan tidak tinggal dalam firman-Nya, niscaya kehidupan iman Kristen kita juga tidak akan dapat bertumbuh dengan baik. Dampaknya, kita mudah diombang-ambingkan oleh berbagai pengajaran dan kehidupan praktis kita tidak akan sesuai dengan firman-Nya.Kesetiaan kita kepada Tuhan akan memberikan kita kekuatan untuk mengatasi rintangan kita, mengatasi persoalan-persoalan kita, bahkan memberikan kita sayap untuk terbang tinggi menggapai hal-hal yang di luar jangkauan kita sendiri. Tak ada sesuatu dari seluruh ciptaan Tuhan ini yang memiliki derajat setinggi seperti orang-orang yang setia kepada Tuhan. Itulah bukti kasih Tuhan kepada kita umat percaya.

Kalau kita setia, kalau kita menjaga kesetiaan kita, menjaga loyalitas kita kepada hubungan atau perjanjian yang sudah kita ikrarkan dengan Tuhan, maka Tuhan menjadikan kita umatNya. Bukan sekedar umat yang biasa-biasa saja, bukan sekedar hubungan yang biasa-biasa saja, tetapi suatu hubungan yang sangat mesra, bagaikan sepasang kekasih yang saling mencintai, saling setia dan menghargai. Allah memberkati, kita memberi respons dengan bersungguh-sungguh dalam kesetian, maka berkat Allah menjadi berkat yang utuh dan menyeluruh bagi hidup kita, baik di dunia ini dan bahkan hingga di sorga mulia. AMIN! *(KU).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar