Renungan GKE

Sabtu, 21 Juli 2012

PENGLIHATAN DANIEL DI TEPI SUNGAI TIGRIS



Daniel 10:1-11:1

Sungai Tigris (bahasa Persia Lama: Tigr) adalah sebuah sungai di Mesopotamia yang mengalir dari pegunungan Anatolia di Turki hingga melalui Irak dan bermuara di Teluk Persia, sepanjang sekitar 1.900 km. Di sinilah Daniel mendapat penglihatan. Penglihatan dahsyat dari yang ilahi.....  Tigris, bahasa aslinya adalah “Hidekel” artinya “anak panah”. Ya, Daniel, seorang yang sangat dikasihi Allah menurut malaikat Gabriel (psl. 9:23) mendapat penglihatan. Penglihatan maha penting yang menubuatkan kejadian masa depan bagi umat Allah!

Pada saat Daniel mendapat sebuah penglihatan di tepi sungai Tigris, sosok malaikat turun menghampiri dia. Daniel melihatnya dengan jelas dan memberikan deskripsi lengkap mengenai malaikat utusan Tuhan yang menjumpainya ini. "Kuangkat mukaku, lalu kulihat, tampak seorang yang berpakaian kain lenan dan berikat pinggang emas dari ufas. Tubuhnya seperti permata Tarsis dan wajahnya seperti cahaya kilat; matanya seperti suluh yang menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan suara ucapannya seperti gaduh orang banyak." ( ay. 5-6).

Ketika melihat malaikat di tepi sungai Tigris itu, Daniel ketakutan. Dia tahu malaikat itu utusan Allah, namun kenapa dia ketakutan hingga pingsan? Kenapa Daniel begitu ketakutan sehingga merasa dirinya layak mati? Saudara, ketika mendapat penglihatan pertama, Daniel bertanya kepada seorang malaikat dan mendapat penjelasan. Pada penglihatan kedua dia mendapat penjelasan lagi. Ketika mendapat penglihatan ketiga, dia tidak bertemu siapapun. Pada penglihatan pertama dan kedua, dia yakin penglihatan itu berasal dari Allah, namun pada penglihatan ketiganya ini Daniel kurang meyakini bahwa penglihatan itu datang dari Allah. Itu sebabnya dia berkabung, untuk mendapatkan pengertian dan merendahkan diri di hadapan Allah (Dan 10:12). Hal ini dilakukannya dalam rangka mendapatkan pengertian karena dia tidak memahami penglihatannya dan merendahkan diri di hadapan Allah mohon belas kasihan karena dia tidak beriman bahwa penglihatan itu datang dari Allah.

Karena kurang meyakini bahwa penglihatannya berasal dari Allah, Ya, itulah penyebab Daniel ketakutan. Tentu saja, karena penampilan malaikat itu sangat garang dan dia menyangka malaikat itu datang untuk menghukumnya. Maka ketika ia dapat berbicara, hal pertama yang dilakukan oleh Daniel adalah menyatakan bahwa dia layak mati dan menyangka bahwa dia telah mati. Daniel sudah tiga kali bertemu dengan malaikat sebelumnya, bahkan dua kali yang terakhir dia bertemu Gabriel. Pada pertemuan pertama dengan Gabriel dia ketakutan namun pada pertemuan kedua dia menghadapinya dengan tenang. Ketika malaikat itu menyatakan tujuan kedatangannya, untuk menjelaskan arti penglihatannya, Daniel menunduk kelu.

Ketika dapat berkata-kata, inilah yang diucapkannya:“Tetapi sesuatu yang menyerupai manusia menyentuh bibirku; lalu kubuka mulutku dan mulai berbicara, kataku kepada yang berdiri di depanku itu: “Tuanku, oleh sebab penglihatan itu aku ditimpa kesakitan, dan tidak ada lagi kekuatan padaku. Masakan aku, hamba tuanku ini dapat berbicara dengan tuanku! Bukankah tidak ada lagi kekuatan padaku dan tidak ada lagi nafas padaku?” (Daniel 10:16-17). Lalu dia yang rupanya seperti manusia itu menyentuh aku pula dan memberikan aku kekuatan, dan berkata: “Hai engkau yang dikasihi, janganlah takut, sejahteralah engkau, jadilah kuat, ya, jadilah kuat!” Sementara ia berbicara dengan aku, aku merasa kuat lagi dan berkata: “Berbicaralah kiranya tuanku, sebab engkau telah memberikan aku kekuatan.” (Daniel 10:18).

Kepada Daniel, sang malaikat menceritakan bagaimana sulitnya ia menerobos halangan penguasa-penguasa udara kerajaan Persia. "Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia." (ay 13). Pemimpin kerajaan Persia ini dalam bahasa Inggris disebut dengan “the prince of Persia”, atau roh-roh pelindung kerajaan Persia. Roh-roh ini sempat sukses memperlambat malaikat itu untuk mencapai Daniel seperti yang ditugaskan Allah kepadanya selama dua puluh satu hari lamanya. Untunglah kemudian Mikhael, satu dari para pemimpin malaikat datang membantu. Ia kemudian menghadapi serangan anak buah iblis ini sehingga malaikat utusan Tuhan itu bisa meneruskan perjalanannya untuk menjumpai Daniel.

Peristiwa ini memberikan pandangan sekilas tentang pertempuran-pertempuran yang tidak kelihatan di dunia rohani demi kita. Perhatikan bahwa Allah telah menanggapi doa Daniel, tetapi jawaban itu tertunda selama 21 hari oleh kekuatan-kekuatan setan. Karena kita tahu bahwa Iblis senantiasa berusaha untuk menghalangi doa-doa kita (2Kor 2:11), kita harus bertekun di dalam doa (bd. Luk 18:1-8) kendatipun seluruh kekuatan rohani yang jahat dipersiapkan menentang kita. Oh, saudara! Apa yang dilakukan iblis ini adalah sesuatu yang klasik, sejak dulu sudah menjadi pekerjaannya, sampai hari ini pun tetap sama. Iblis akan selalu berusaha dengan segala daya upaya untuk menghalangi, memperlambat laju atau bahkan menggagalkan pesan-pesan Tuhan untuk sampai kepada manusia. Bisa jadi lewat gangguan-gangguan ketika kita membaca Alkitab, gangguan disaat kita sedang serius mendengar kotbah di gereja, berusaha memecahkan konsentrasi kita saat berdoa, membuat iman kita lemah dengan berbagai rasa takut, mencoba menggoyahkan keyakinan kita dan lain-lain. Ada seribu satu cara iblis untuk menghalangi pesan-pesan Tuhan ini untuk sampai kepada kita.

Dalam menghadapi masa-masa sulit seperti yang sedang dihadapi ketika itu, pengharapan diletakkan dalam hati umat dengan menunjuk akhir jaman sebagai saat kemenangan yang mutlak. Maka, tidak heran kalau akhir jaman itu sungguh dinanti-nantikan. Melalu kitab Daniel kita dapat mepelajari alasan  dan tujuan mendasar yaitu untuk mempersiapkan umat-Nya. Memupuk harapan dan iman bangsa Israel yang sedang dianiaya. Melalu seluruh rangkaian penglihatannya, pada intinya Daniel memberikan kesaksian bahwa Allah itu Mahakuasa! Daniel dan kawan-kawannya adalah teladan kemenangan menghadapi cobaan dan godaan dari para penganiayanya.

Nubuat dalam Kitab Daniel tidak terbatas hanya pada masa Antiokhus Epifanes atau penghancuran Yerusalem oleh tentara Romawi pada abad pertama (psl. 9:26). Kitab ini dimaksudkan juga bagi waktu akhir zaman dan untuk menyatakan kepada siapa pun yang berada di dalam penganiayaan yang hebat, bahwa Yang Mahatinggi memerintah dan orang-orang kudus-Nya untuk mewarisi kerajaan yang kekal, yang tak terhancurkan. Hal penting yang juga harus kita mengerti bahwa Allah mengontrol sejarah. Dan Allah yang sama itu juga yang menjawab doa Daniel. Walau jawaban yang diberikan Tuhan kepada Daniel belum nampak segera waktu itu. Bagaimana dengan kita bila kita tahu bahwa kita tidak selalu melihat jawaban doa didalam hidup ini? Apakah kita rela tidak selalu melihat jawaban doa kita segeraa namun masih percaya bahwa Tuhan adalah Tuhan dari sejarah? Yang pasti mendengarkan doa dan menjawabnya?

Saudara, marilah kita tetap beriman kepada Tuhan yang memimpin sejarah dan sanggup menjawab doa kita walaupun mungkin kita tidak melihatnya sekarang. Kita diajar untuk dipersiapkan Allah menjadi anak-anak panah yang siap untuk diluncurkan tepat mengenai sasaran. Tigris mengajar kepada kita yang sudah mulai bertumbuh dan taat, untuk menjadi “anak panah” di tangan Tuhan. Kita menerima keselamatan itu tidak hanya berhenti hanya sampai kita menerima saja. Kita memiliki kewajiban yaitu meneruskan, memberitakan, menyampaikan keselamatan yang Yesus kerjakan melalui jalan penderitaan diatas kayu salib kepada yang lain. Kita jangan merasa puas sudah dipanggil untuk menerima keselamatan saja, tetapi kita harus meneruskannya kepada mereka yang belum sungguh-sungguh percaya Tuhan.* AMIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar