Minggu, 22 Juli 2012
KETIKA TUHAN SEOLAH DIAM
Yehezkiel 25:12-17
Dalam kehidupan nyata kita, ada masa dimana kita harus mengalami permasalahan yang mungkin menimbulkan penderitaan. Dan memang dalam sejarah kehidupan orang percaya tidak lepas dari masa-masa sulit. Bahkan tidak jarang mengalami berbagai peristiwa yang menyakitkan. Ya, tidak jarang mengalami penderitaan lahir bathin. Himpitan, penganiayaan, penindasan, pengrusakan, bahkan pembunuhan, seolah menjadi pengalaman umat Tuhan dari jaman ke jaman. Belum lagi menghadapi berbagai kesulitan hidup lainnya. Entahkah itu sakit-penyakit, masalah ekonomi, kematian, dsb. Dalam situasi seperti ini tentu menimbulkan pertanyaan: Apakah Allah menutup mata terhadap apa yang dialami oleh umat-Nya? Apakah Allah menghakimi orang-orang yang menindas umat-Nya? Di mana kedaulatan Allah atas dunia yang diciptakan-Nya ini?
Saudara, nas ini memperlihatkan kepada kita bahwa Allah tidak menutup mata-Nya atas segala penindasan yang dialami oleh umat-Nya. Allah pasti akan menghakimi dan menyatakan penghukuman-Nya. Kedaulatan Allah ini tidak hanya terbatas untuk bangsa Israel sebagai umat pilihan-Nya, tetapi juga berlaku untuk bangsa-bangsa lain, karena mereka juga adalah umat yang diciptakan-Nya. Sebagai umat ciptaan Allah, bangsa mana pun harus tunduk kepada norma-norma Allah. Pelanggaran kepada norma-norma ini dapat dijadikan dasar bagi penghakiman dan penghukuman Allah. Edom dan Filistin yang dicatat dalam nas ini, yang sangat membenci bangsa Israel, keduanya juga tidak luput dari sasaran murka Allah. Kedua bangsa ini memang berbeda satu dari lainnya. Edom masih bersaudara dengan Israel karena keturunan Esau. Sejak permulaan Edom selalu memusuhi Israel. Edom tidak mengizinkan orang Israel melewati daerahnya ketika mereka dalam perjalanan meninggalkan Mesir menuju Kanaan (Bil. 20:18).
Sepanjang sejarah Israel, berulang kali Edom menunjukkan sikap tidak bersahabat dengan Israel. Bangsa Edom mendapat hukuman dari Allah, karena mereka amat membenci bangsa Israel. Demikian juga dengan bangsa Filistin. Bangsa ini adalah musuh bebuyutan Israel di Kanaan. Tuhan telah memerintahkan Israel ketika masuk ke tanah tersebut untuk memunahkan seluruh bangsa yang ada agar Kanaan dikuduskan (Ul. 7:1-6). Israel tidak taat, dan sebagai akibatnya Filistin menjadi salah satu bangsa yang terus menerus membawa Israel jatuh ke penyembahan berhala. Dewa-dewi Filistin adalah godaan besar Israel untuk berzinah secara rohani. Kedua bangsa tersebut, karena sikap dan perilaku mereka terhadap Israel, dihukum Tuhan dengan dahsyat, sedahsyat kejahatan mereka. Tuhan akan mengacungkan tangan-Nya melawan Edom dan melenyapkan daripadanya manusia dan binatang, dari Teman sampai Dedan oleh pedang” (ayat 13). Demikian juga terhadap orang-orang Filistin, Tuhan akan melakukan pembalasan yang kejam disertai penghajaran-penghajaran (ayat 17).
Firman Allah melalu Nabi Yehezkiel dengan tegas memperlihatkan kepada kita bahwa Allah tidak diam. Siapa pun, dan bangsa mana pun termasuk bangsa Edom yang banggga akan dosa, atau pun si Filistin yang menganggap diri mereka tegar jaya! Satu hal yang sangat pasti bahawa dosa-dosa mereka mengakibatkan hukuman dan kematian. Dosa memisahkan manusia dari pada Tuhan sebagai satu-satunya Sumber dan Pemberi kehidupan. Hidup tanpa Tuhan tidak ada kehidupan tetapi kematian. Ya, itu juga yang nyata dialami kedua bangsa ini. Allah menghukumnya! Dan tentu saja teramat jelas, Allah tidak diam!
Kita tidak seharusnya tenggelam dan menyerah pada situasi tidak menyenangkan yang kita alami. Percayalah bahwa Tuhan pasti mampu mengatasi segala perkara, melepaskannya kita dari kesesakan. Pada waktunya Tuhan pasti akan menyatakan mukjizatNya yang ajaib. Bersabarlah dan tetaplah percaya dalam iman yang teguh, segala sesuatu pasti indah pada waktunya. Ingatlah bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian. Pada waktunya, sesuai waktuNya, Dia akan mengangkat kita keluar dari pergumulan. Jika ada di antara saudara saat ini yang masih berada dalam pergumulan, bersabarlah dan jangan putus harapan. Nantikan pertolongan Tuhan dengan sabar. Tetaplah tekun dan percaya sepenuhnya kepada Tuhan.
Kadang memang kita mengalami musibah karena kita sendiri yang tidak hidup kudus. Namun Tuhan tidak akan tinggal diam bila umat-Nya diperlakukan tidak adil. Ia pasti membela pada waktu-Nya. Yang penting, kita tidak diajar Tuhan untuk membalas atau mengutuk. Serahkan pada Tuhan, Dia tahu menyatakan kebenaran serta menghukum musuh-Nya. Pada saat kita merasa sendirian menghadapi masalah, merasa bahwa Tuhan sepertinya meninggalkan kita bergumul seorang diri. Jangan biarkan perasaan itu menguasai kita berlama-lama. Segeralah bangkit, berbaliklah segera dan kembalilah menyerahkan hidup kita ke dalam tangan Tuhan. Percayalah jika dahulu Tuhan sanggup, saat ini pun Dia sanggup, sebab Tuhan tidak tidak pernah berubah. Dalam Ibrani dikatakan "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." (Ibr. 13:8).
Pada bagian lain, Firman Tuhan juga menegaskan bahwa apa yang dijanjikan-Nya sangat jelas: "..Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau." (Yos.1:5) dan kemudian ayat ini kembali diulang dalam Ibrani: "Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibr.13:5b). Karenanya, "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" (Rm.12:12). Dan "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tes.5:18).
Karena itu saudara, kalau sekarang ini Tuhan seolah diam dengan segala hal buruk yang kita alami, sesungguhnya Dia tidak benar-benar diam. Dia ada bersama-sama dengan kita dan turut merasakan apa yang kita rasakan. Bekerja dari dalam menguatkan kita, memproses kita, dan menjadikan kita manusia baru melalui tahapan yang sama sekali tidak enak bagi kita sebagai manusia yang penuh dengan keinginan daging kita.. Kita diproses supaya lebih intim dengan Tuhan, belajar sabar, menjadi pribadi dengan karakter yang lebih indah, dan lebih siap mendapat berkat yang lebih besar dari pada-Nya! AMIN.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar