Renungan GKE

Jumat, 20 Juli 2012

NILAI HIDUP ANDA LEBIH DARI 400M !!!


Keluaran 38:21-31

Pernahkah saudara membayangkan, berapa biaya keseluruhan pembuatan kemah pertemuan berdasarkan keterangan seperti yang dipaparkan dalam nas ini? Oh, saudara... siapa kira-kira di antara kita yang tidak kaget bila ternyata biayanya lebih dari 400M?! Tentu saja nilai sebesar ini lebih dari cukup untuk membangun lebih dari 1000 buah gedung gereja untuk daerah-daerah pedalaman. Oh, ya...?! Andaikan gereja di bangun dengan biaya 400M di Indonesia, dapatkah saudara bayangkan betapa megahnya? Namun biaya kemah pertemuan dibangun dengan biaya lebih dari 400M! Biaya yang cukup fantastik!

Mari kita mencoba konversikan dengan perhitungan rupiah. Hasil konversi dari 1 talenta sama dengan 43.000 gram, 1 syikal sama dengan 11.4 gram. Ambillah 1 gram emas dijual Rp. 300.000,- dan perak Rp.20.000,- tembaga saya tidak tahu. Maka harga emas dan peraknya saja, di luar tembaga setara dengan Rp. 438.578.300.000,-. Biaya ini mungkin akan bertambah lagi karena belum termasuk kain tenun warna-warni. Total persembahan lihat dalam ayat 24-31).

Menurut nast ini, semua biaya ini berasal dari persembahan unjukkan yang diberikan oleh jemaat (ayat 24b). Kenyataan ini membuat kita merenung dalam. Betapa tidak saudara, sebab bukankah dalam kehidupan nyata kita sebagai umat percaya masa kini memperlihatkan yang sebaliknya? Bila kita mau jujur, berapa biaya yang kita habiskan untuk keperluan hidup sehari-hari kita, dari keperluan rumah tangga, biaya anak sekolah, belum lagi biaya untuk pesta-pesta dunia? Lalu berapa biaya yang berani kita berikan dalam rangka membangun iman kita? Berapa yang berani kita taruhkan di kantong-kantong persembahan? Berapa pula yang berani kita sisihkan untuk pendanaan PI dan pembinaan?

Apa yang mau kita renungkan dari nast ini? Pertama, persembahan hunjukkan atau pemberian jemaat, hakekatnya berasal dari hati yang penuh percaya kepada Allah, bahwa persembahan ini menggambarkan rasa syukur dan taat kita kepada-Nya atas besar kasih, berkat dan ampunan-Nya pada kita .Kedua, melalui nast ini kita disadarkan betapa pentingnya mengepadankan pemberian sebagai bukti kebersamaan layanan jemaat, karena di situlah letak dasar hati umat Allah itu! Ketiga, dibalik pembangunan sarana dan prasarana, harus diimbangi dengan pembangunan jiwa dan iman jemaat. Karena bagaimanapun juga kita sebagai jemaat Allah adalah tubuh Kristus itu sendiri, yang pada hakekatnya dibangun diatas dasar Yesus Kristus, yakni kerajaan yang bukan berasal dari dunia ini (Yoh 18:36).

Tuhan memang tidak perlu diperkaya dengan barang duniawi kita. Allah malah memberikan semuanya gratis untuk hidup kita, baik di dunia sampai di akhirat sana. Allah tidak pernah menuntut kita untuk membayar satu sen pun atas udara yang kita hirup setiap detiknya sepanjang umur kita. Kecuali jika Anda sakit untuk bayar obat atau biaya ICCU! Bahkan hutang dosa yang tak mungkin terbayar oleh kita sekali pun telah dibayarnya dengan harga mahal melalu korban darah Yesus di kayu salib. Nilainya tentu saja lebih dari sekedar 400M untuk tebusan kita.

Karenanya, paling tidak, sikap kerelaan kita dalam hal nyata (bukan hanya ucapan syukur kata-kata), menjadi bukti benar tidaknya penghayatan iman kita. Allah telah memberikan seluruhnya yang terbaik bagi kita. Sebuah kehidupan di dunia dan kesalamata untuk dunia yang di seberang sana nantinya. Sebagai orang percaya, mestinya tidak bertanya apa yang dapat gereja untuk saya (karena kita sendiri adalah gereja), tetapi apakah yang sudah dan akan saya berikan untuk gereja? Apakah yang dapat saya sumbangkan untuk menyelesaikan kantor Majelis Sinode?, dst... Sudahkah kita menghayatinya, lalu melahirkan sikap syukur pada Allah? Sudahkah kita memelihara kesucian hidup kita, dan memberikan yang terbaik dari hidup kita sebagai bukti terima kasih pada Allah yang telah memberikan semuanya pada kita? Atau kita hanya memberikan dari sisa-sisa yang kita punya?! AMIN *(KU)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar