Renungan GKE

Jumat, 20 Juli 2012

MEMPERTANGGUNGJAWABKAN TALENTA


Matius 25:14-30

Talenta adalah ukuran timbangan di Timur Tengah pada zaman Alkitab sebesar 3000 syikal (sekitar 34 kilogram). Dalam zaman Perjanjian Baru satu talenta merupakan ukuran jumlah uang yang sangat besar nilainya, yaitu enam ribu dinar (Matius 18:24, Matius 25:15-28). Wah...wah...wah... luar biasa! Satu talenta saja sudah begitu besar, 34 kilogram emas batangan! Hanya manusia kurang waras yang tidak tau memanfaatkannya. Karena itu, janganlah Anda kecewa bila hanya mendapat dua atau satu talenta. Karena itu pun sungguh luar biasa! Terlebih bila ada yang dipercayakan lima talenta.

Berbicara soal “talenta” sebenarnya kita berbicara soal kepercayaan. Ya, soal kepercayaan! Besar kecilnya kepercayaan yang diberikan, tentu saja atas pertimbangan dari si pemberi kepercayaan kepada yang dipercayakan. Ya, tentu saja menyangkut soal kemampuan. Soal potensi diri istilah kerennya. Kemampuan untuk menjalankan kepercayaan yang dipercayakan hingga menghasilkan sesuatu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh si pemberi kepercayaan! Oh,ya... maaf, hampir lupa.... Juga yang tidak kalah penting adalah kemampuan kreatif untuk mengembangkan kepercayaan dan bertanggung jawab atas apa yang dipercayakan.

Pernahkah saudara mendapat kepercayaan dari seseorang, oleh kelompok orang (masyarakat), oleh organisasi, oleh pemerintah umpama? Oh, mungkin pernah, bahkan mungkin sering. Mungkin Anda pernah atau sedang dipercayakan sebagai seorang pimpinan atau kepala bidang. Itu luar biasa. Berarti mendapat kepercayaan besar. Dan tentu saja, karena Anda dianggap punya kemampuan untuk itu. Laksanakanlah dengan baik dan kreatif. Dan jangan lupa, pertanggung jawabkanlah. Tapi mungkin ada yang mengatakan: “Saya hanya dipercayakan dua talenta, jadi anggota seksi dekorasi di kepanitiaan.” Atau, yang lain lagi mengatakan: “Saya hanya dipercayakan satu talenta, jadi seksi perlengkapan.” Oh, saudara... berapa pun kecilnya talenta itu, bila diksanakan dengan sukacita dan bertanggung jawab, itu juga berharga dan pasti menjadi berkat! Tidak pada biasanya suatu acara tanpa dekorasi. Dapat Anda bayangkan suatu acara tanpa lampu penerang yang memadai, kursi dan tenda perlengkapannya!

Dalam perumpamaan ini diceritakan tentang seorang tuan yang mempercayakan uangnya kepada ketiga hambanya. Hamba yang pertama dipercayakan lima talenta, yang kedua dipercayakan dua, yang ketiga dipercayakan satu. Diceritakan hamba yang pertama yang dipercayakan lima talenta berhasil memperoleh laba lima talenta, sementara hamba yang kedua yang dipercayakan dua talenta berhasil memperoleh laba dua talenta, namun hamba yang ketiga yang dipercayakan satu talenta menyembunyikan uangnya sehingga tidak mendapat laba apa-apa. Setelah sang tuan kembali dan bertemu dengan hamba pertamanya, maka sang tuan memberinya tanggung jawab yang lebih besar (dalam kitab Lukas disebutkan ia diberikan sepuluh kota), lalu hamba keduanya juga diberikan tanggung jawab yang lebih besar (dalam kitab Lukas disebutkan ia diberikan lima kota), tetapi hamba yang ketiga dihukum, dan uang yang dipercayakan kepadanya diberikan kepada hamba yang pertama. “Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” (Matius 25:29-30).

Saudara, apa yang menarik dalam nas ini? Apakah orang pertama yang mendapat lima talenta? Oh, itu biasa. Memang seperti yang dilakukannya itulah yang diharapkan. Orang yang mendapat kepercayaan besar, tentu saja mendapat tanggung jawab yang besar. Jangan hanya menuntut kepercayaan besar, jadi pemimpin umpama, bila tidak punya kemampuan untuk melaksanakannya. Terlebih kemampuan mempertanggungjawabkannya. Atau... apakah hamba yang mendapat kepercayaan dua talenta? Itu juga biasa-biasa saja. Memang seharusnya seperti yang dilakukannya itulah yang diharapkan oleh si pemberi kepercayaan. Apakah orang yang mendapat kepercayaan satu talenta? Nah...nah...nah...tepat! Apa yang menarik? Ini saudara! Ia diberikan kepercayaan satu talenta. Kenapa satu talenta? Tentu saja sang majikan yang bijaksana tau persis kemampuan hambanya.

Hamba yang pertama dan kedua dalam nas ini mendapat penghargaan. Itu wajar. Sesuai dengan hasil yang diperlihatkan. Tapi hamba yang ketiga? Nah, ini tetap menarik untuk kita cermati sebagai pembelajaran! Dipercayakan satu talenta saja sudah tidak mampu dilaksanakan. Apalagi andaikata ia dipercayakan dua atau lima talenta. Tapi uniknya, walau ia malas, tidak kreatif dan tidak bertanggung jawab, koq merasa tetap benar. Malah ia mempersalahkan tuan yang mempercayakannya. Ia tidak koreksi diri, tapi malah mengkritik orang lain dengan kalimat-kalimat yang tidak mengenakkan. Bahkan ia mengatakan: “Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam...” (ay. 24). Sok tahu lagi. Padahal ia lupa bahwa tuannya juga memberikan besar kepadanya.

Saudara, Tuhan memberika kita semua talenta sesuai dengan kasih karunia-Nya. Tidak ada yang tidak diberikan talenta. Tuhan tahu kemampuan kita masing-masing. Walau pun besarnya tidak sama, sesuai kemampuan kita untuk melaksanakan dan mempertanggung jawabkannya. Sekecil apa pun itu, tetap besar nilainya. Sebesar apa pun itu jika tidak dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan, juga tak ada artinya. Laksanakan dengan sukacita. Kembangkanlah secara kreatif untuk mewarnai dunia. Pertanggungjawabkanlah aset-aset yang dipercayakan kepada Anda sebagaimana seharusnya. Jangan malah digelapkan atau diambil jadi milik pribadi. Semua talenta yang dipercayakan pasti bertujuan baik. Ya, tentu saja untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Saudara, hanya ada satu talenta yang seharusnya jangan Anda miliki. Oh, ya? Ada “talenta” yang tidak baik? Apa itu? Nah, ini saudara! Seperti contoh kisah nyata berikut ini! Pada suatu acara seminar akbar dengan topik “Pengembangan diri”. Kebetulan juga menyinggung-nyinggung soal “talenta”. Dalam acara itu, ketika diberikan ruang tanya jawab, seorang peserta angkat tangan meminta pendapat. Apa yang diajukannya? Setelah diberikan kesempatan oleh moderator pemandu acara, ia pun langsung angkat bicara: “Saudara-saudara, sebenarnya saya sudah lama memiliki talenta. Talenta yang saya miliki adalah tukang kritik! Bagaimana tanggapan saudara-saudara terhadap talenta saya ini?” Oh...oh...oh...! Ratusan peserta seminar lainya langsung berikan tanggapan yang hampir bernada sama! Kuburkan saja talenta Anda itu! Dan memang saudara, bukankah kita sering menemukan orang dengan talenta yang satu ini? Kerjanya hanya tukang kritik melulu. Tetapi ia sendiri, jangankan dipercayakan lima talenta, satu talenta pun tak mampu ia laksanakan!

Saudara, Ada banyak orang di dunia ini yang iri dengan kesuksesan orang lain, atau menginginkan talenta yang dimiliki orang lain. Padahal, Tuhan memberikan semua orang talenta tertentu, dalam jumlah tertentu, yang dalam Alkitab dikatakan sesuai dengan kesanggupannya. "Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya.." (Matius 25:15). Dari nas ini, kita melihat bahwa semua orang diberikan talenta. Tidak ada yang tidak. Semua talenta bisa menjadi sangat istimewa apabila kita tahu bagaimana mengembangkannya, apapun talenta itu, tidak peduli sekecil apapun talenta itu. Semua bisa menjadi sangat luar biasa, ketika kita memaksimalkan talenta kita, mengerjakannya sungguh-sungguh seperti untuk Tuhan, dan siapapun anda dan saya.

Adalah salah besar jika kita mengasihani diri secara berlebihan dan menganggap talenta orang lain jauh lebih hebat dari kita. Memaksimalkan talenta yang telah dipercayakan Tuhan pada kita adalah sebuah keharusan. Berapapun talenta yang ada pada kita saat ini, kembangkan dan maksimalkanlah sebaik-baiknya. Bisa jadi talenta yang ada pada kita kelihatannya sepele, namun jika Tuhan ada disana dan memberkati usaha serius kita, talenta yang mungkin sepele itu pun bisa berlipat ganda secara luar biasa. Itu pasti.

Mungkin saat ini kita belum melakukan hal-hal yang kelihatannya besar, namun sekecil apapun talenta yang dipercayakan itu, akan berharga sangat besar di mata Tuhan ketika melewati hal-hal kecil yang kita lakukan kita bisa memberkati orang lain. Dan Tuhan pun akan mempercayakan lebih besar lagi. Sudahkah anda menemukan potensi atau talenta yang ada di dalam diri anda hingga Anda layak dipercayakan? Sudahkah anda memakai dan mengolahnya semaksimal mungkin? Sudahkah anda mempergunakannya demi menyatakan kemuliaan Tuhan di tengah komunitas anda? Jika belum, mulailah sekarang, dan lihatlah bagaimana Tuhan memberkati dan melipatgandakan itu semua secara luar biasa.* AMIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar