Renungan GKE

Jumat, 27 Juli 2012

CARI BERKAT “YES”! CARI NAMA “NO”!


II Samuel 12:26-31

Saudara, rasa-rasanya, hampir tidak ada  manusia di dunia ini (kalau mau jujur), yang tidak menginginkan nama baik. Mana ada orang yang mau nama baiknya dicemari oleh orang lain.  Martabatnya direndahkan atau dilecehkan orang lain. Sebab, bukankah pada umumnya, rata-rata orang mati-matian mencari dan mempertahankannya? Boleh jadi Anda menolak ketika ada orang  berkata kepada Anda: “bapak hebat” atau “ibu hebat”! Tapi (kalau mau jujur), bukankah semacam ada sesuatu yang nyaman menggelitik di dalam dada? Benar begitu saudara? (silahkan menjawab dalam hati masing-masing)!

Tetapi bagaimana jika misalnya terjadi yang sebaliknya? Siapa kira-kira di antara kita yang mau terima begitu saja misalnya Anda dikatakan tidak jujur, tidak setia, tidak becus, tidak konsisten, dan ribuan kata tidak lainnya?  Padahal Anda tidak merasa seperti apa yang orang katakan? Apa Anda mau terima begitu saja? Bukankah bila itu yang terjadi, tidak jarang protes pembelaan diri, tidak terima? Bahkan dengan embel-embel kalimat: “caranya itu yang kurang sehat!” , makanya saya tidak terima! Benar begitu saudara?  (silahkan jawab secara jujur dalam hati masing-masing)! Salahkah mencari dan mempertahankan nama baik itu? Oh... sebenarnya itu tidak salah, wajar saja! Manusiawi semata! Siapa yang mengatakan bahwa mencari dan mempertahankan nama baik itu salah? 

Hanya masalahnya saudara, bila dalam hidup ini sekedar untuk cari nama. Nah...nah...nah...! Aktif sini aktif sana, hanya sekedar cari nama! Comment sini comment sana, sekedar mencari perhatian! Sumbang sini, sumbang sana, hanya sekedar mendapatkan simpatisan. Bawa wartawan segala. Biar nama tertulis dengan huru-huruf besari di berita koran. Apalagi bila dekat PILKADA! Maaf, maaf, maaf.....! Lalu dalam hidup persekutuan kegerejaan kita? Sadar atau tidak, kebetulan atau tidak, mungkin kita pernah mendengar ucap: “jika bukan karena  saya, mana mungkin terbangun gereja ini”! , “Jika bukan karena saya, mana mungkin jemaat itu maju seperti sekarang ini”!

Apakah cari nama itu salah? Oh tidak seberapa. Hanya bahayanya, saudara! Apa bahayanya? Tidak jarang demi cari nama, terkadang orang rela sikut sini sikut sana. Menghalalkan segala cara. Bahkan tidak jarang pula mengorbankan orang lain segala! Sedikit demi sedikit lalu menjalar bagai penyakit kanker ganas! Sombong, tinggi hati, serakah, itu saudara kembarnya! Padahal ia lupa bahwa ia jadi besar karena andil dan dukungan orang lain juga. Lalu dampak akibatnya? Tentang hal ini, Alkitab berkata: “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” (Ams. 16:18).

Saudara, lalu apa yang sebaiknya yang kita cari dalam hidup ini, terlebih bagi kita selaku orang percaya? Nah, ini. Ada baiknya kita lebih mencari berkat ketimbang cari nama! Alasannya? Karena cari nama itu sedikit untungnya. Pasalnya, bila saat kita popoler banyak pengagumnya, tetapi bila kita jatuh, tak ada satu pun yang perduli. Kalau cari berkat? Itu abadi sifatnya! Tak ada matinya. Baik ketika susah atau senang, tetap eksis bertahan. Karena Tuhan sendiri yang menuntun dan memberkatinya. Baik berkat hidupnya di bumi, hingga di sorga nanti. Karenanya kita perlu belajar dari sikap Yoab seperti dalam nas ini. Yoab cari berkat, bukan cari nama! (ay.26-27).

Sebenarnya jika Yoab mau, namanya pasti populer. Bayangkan apa yang telah dilakukannya. Ia telah berhasil menang berperang merebut Raba kota kerajaan, kota bani Amon. Ini juga kota penting, kota air pusat kehidupan! Mudah saj sebenarnya bagi Yoab untuk mencari pendukung memproklamirkan diri jadi pahlawan, jadi raja! Tapi itu tak dilakukannya. Atau paling tidak, mengukir namanya di batu prasasti tugu peringatan di kota Raba. Itu juga tak ia lakukan. Ia tetap dengan rendah hati menghormati Daud sebagai raja, dan nama Daud saja yang tertera (ay.28). luar biasa!

Saudara, mungkin saat ini saudara adalah para pekerja(pegawai negeri atau pengusaha) atau sebagai hamba  (pendeta, penginjil, penatua & diakon) dalam situasi yang terjepit, di tempat yang sulit, atau di pedalaman yang penuh tantangan. Jangan berkecil hati. Walau mungkin tak ada manusia yang mencatat  keberhasilan Anda dalam tugas pelayanan. Atau ketika melakukan pembaharuan yang membawa kemajuan. Karena bisa jadi yang Anda dapat justru kritikan. Dianggap tidak becus, melanggar tradisi, tidak bisa kerjasama,  dlsb. Bersabarlah, karena cepat atau lambat Tuhan sendiri yang akan mengangkat

Saudara,  bila berkat  yang  kita cari, Tuhan pasti mencatat apa yang kita perbuat. Tuhan pasti punya 1001 macam cara menjadikan kita terhormat. Tanpa rekayasa, tanpa embel-embel itu dan ini segala macam.  Mungkin saat ini saudara berhadapan dengan berbagai macam resiko dan tantangan dalam perjuangan hidup, atau dalam tugas pelayanan. Mungkin air mata menahan beban, diremehkan dan tidak diperhitingkan. Bersabarlah! Karena kita pasti akan menuai dari apa yang kita tanam, seperti janji Firman Tuhan yang boleh kita pegang: “Orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” (Mzm. 126:5-6). AMIN! *KU).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar