Renungan GKE

Jumat, 20 Juli 2012

DIBENCI NAMUN TETAP MENGASIHI


Kejadian 42:26-38

Yusuf, adalah salah satu sosok yang paling mengagumkan. Betapa tidak. Ia yang pernah dibenci,dibuang, dibuat semena-mena, dan akhirnya dijual oleh saudara-saudaranya ke Mesir. Sebenarnya ia punya kesempatan untuk membalas perlakuan saudara-saudaranya itu. Apalagi ia punya kuasa. Namun itu tak dilakukannya. Justru sebaliknya, ia punya rencana yang baik untuk menolong saudara-saudaranya bahkan seluruh keluarganya yang sedang mengalami masa-masa sulit. Ya, Yusuf tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Ia adalah seorang pemenang!

Saudara, ketika kita diperlakukan semena-mena oleh orang lain, mungkin yang terbesit dalam benak kita adalah membalasnya. Paling tidak setimpal dengan apa yang diperbuatnya terhadap kita. Malah, jika dapat lebih dari apa yang diperbuatnya terhadap kita. Hmm, ya itulah mungkin yang dirasakan di hati kita. Memang di dunia ini tidak terlepas dari hal-hal yang seperti itu, ada saja yang suka usil dengan hidup kita padahal kita tidak melakukan apa-apa. Saat orang berbuat jahat, biasanya kita ingin membalas. Mengapa? Sebab kita merasa terganggu. Terluka. Jika membalas, ada rasa puas. Namun, pembalasan membuahkan pembalasan; melahirkan lingkaran dendam tak berkesudahan.

Selama kita merancangkan pembalasan dendam, kita tidak akan pernah menang. Kejahatan hanya dapat dikalahkan dengan kasih. Kalau kita mau “membalas dendam” dengan kasih, Tuhan akan berpihak kepada kita. Firman Tuhan berkata: "Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak. Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang." (Mzm. 37:5-6). Tidak ada yang dapat mengalahkan kejahatan kecuali kasih. Karena itu, kita tidak boleh kompromi terhadap kejahatan, tetapi kita juga tidak boleh kalah terhadap kejahatan.

Jika orang dunia berprinsip bahwa kita harus mengalahkan kejahatan dengan kejahatan juga, maka kita harus bertindak sebaliknya, yaitu mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Dan hanya Tuhan saja yang mampu membuat kita melakukan hal tersebut. Bagi orang yang sungguh beriman, membalas kejahatan dengan kebaikan adalah suatu kebahagiaan, seperti kata bijak mengatakan: “Kebahagiaanmu ada di dalam dirimu, yang kemunculannya ditentukan oleh ketegasanmu untuk mendahulukan yang baik dlm hidupmu. Adakah kita saat ini sedang menerima kejahatan dari orang lain? Serahkanlah segala sesuatunya kepada Tuhan, sementara kita tetap berbuat kebaikan. Pada saatnya nanti Tuhan pasti akan membalas kepada orang itu dan kepada kita, menurut apa yang kita lakukan. AMIN! *(KU).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar